Industri video game merupakan bentuk bisnis yang tentunya bisa hadirkan keuntungan yang menggoda darinya. Maka, tak heran di dunia yang penuh para kapitalis ini, para pelaku bisnis akan terus melakukan segalanya demi mengeruk keuntungan dengan memerah franchisenya. Bahkan jika perlu, mereka akan membuat game spin-off yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan seri utama. Menjadi sebuah alasan mutlak tak bisa diganggu gugat jika pada akhirnya miliki gameplay yang buruk. Bahwa mereka membutuhkan uang tambahan untuk bertahan hidup atau memperkaya diri.
Terkadang praktik bisnis seperti ini tidak menjadi masalah bagi para gamer. Hal ini karena mereka juga bisa mendapatkan keuntungan dengan hadirnya judul baru dari proses pemerahan tersebut. Namun, tak jarang para perusahaan kapitalis tersebut melampaui batasnya.
Perusahaan video game umumnya akan lakukan proses pemerahan franchise yang laris manis. Meski tak semua hasil perahan mereka tidak bagus, namun karena jumlahnya yang sangat banyak, membuat franchise tersebut nyaris kering kerontang karena minimnya ide baru dan hanya fokus pada “mesin pencetak uang” saja.
Lalu, apa saja franchise video game yang sering mendapatkan perlakuan pemerahan tersebut? Berikut 10 franchise video game yang sering diperah sampai kering.
Daftar isi
10. Angry Birds
Mulai debutnya sebagai game puzzle dengan ketapel yang akan lemparkan burung-burung bulat lucu ke babi hijau yang berlindung di bawah bangunan, Angry Birds menjadi salah satu game mobile paling fenomenal yang pernah ada. Kesuksesannya dibuktikan dengan banyaknya developer yang mencoba untuk membuat game serupa namun gagal di tengah jalan.
Hal ini tentunya tak berlaku bagi Rovio selaku kreator Angry Birds. Kesuksesannya buat mereka mulai lakukan proses pemerahan dengan hadirkan game serupa namun dengan level, efek, dan elemen unik lainnya. Mereka bahkan sempat buat game yang ceritakan perspektif dari tokoh antagonisnya, para babi hijau yang tak kalah seru.
9. FIFA
Meskipun game olahraga resmi sudah bisa ditebak bakal muncul setiap tahunnya, namun berbeda dengan FIFA yang diperah habis-habisan oleh Electronic Arts atau EA. Game sepak bola berlisensi resmi dari FIFA tersebut tak hanya warnai platform utama dengan seri utama tahunannya, namun juga spin-off yang bisa dibilang tidak sedikit.
Beberapa game seperti FIFA 64, FA Premier League Stars, UEFA Champions League, FIFA Total Football, FIFA Superstars, FIFA World, FIFA World Cup, hingga seri FIFA Online menjadi sapi perah paling mutakhir milik EA untuk bersihkan kantongmu.
8. Assassin’s Creed
https://www.youtube.com/watch?v=hROqF8ZOjak
Seri Assassin’s Creed merupakan salah satu game yang paling sering dimilking. Nyaris setiap tahun Ubisoft mengeluarkan iterasi utama game stealth dengan tokoh utama pembunuh dari berbagai negara dengan dramanya masing-masing tersebut. Tak hanya itu saja, mereka juga sering mengeluarkan beberapa game spin-off dengan format yang berbeda. Assassin’s Creed juga sempat sambangi mobile berkali-kali setelah developer sekaligus publisher asal Perancis tersebut menemukan beberapa celah untuk dapatkan pundi-pundi uang.
Meskipun setiap game buatan mereka di platform apapun tidak memiliki gameplay yang buruk. Namun fakta bahwa franchise tersebut terus diperah dengan cerita, tokoh, hingga platform baru membuktikan bahwa Ubisoft masih haus keuntungan.
7. Pokemon
Pokemon menjadi salah satu franchise milik Nintendo dan Pokemon Company yang mulai dehidrasi karena kesegarannya berkurang. Ini karena Nintendo mulai investasikannya dalam bentuk video game sejak tahun 1996.
Pada dasarnya, Pokemon merupakan game yang paksa player untuk kumpulkan monster dengan bola yang disebut pokeball. Player yang berhasil mendapatkannya disebut Pokemon Trainer. Mereka bisa melatih dan membesarkannya layaknya binatang peliharaan.
Mereka bahkan bisa mengadu Pokemon yang ditangkap dengan Pokemon milik Pokemon Trainer lain layaknya sabung ayam. Entah dalam bentuk NPC maupun player. Terdapat lebih dari 800 monster yang bisa ditangkap dalam franchisenya. Nintendo sendiri telah telurkan berbagai seri seperti Rumble, Pokken Tournament, Pokemon Go, Sword, Shield, dan yang lainnya.
6. Sonic
SEGA dulu dikenal dengan berbagai franchise potensial dengan maskotnya masing-masing, salah satunya adalah Sonic. Bertajuk Sonic the Hedgehog, SEGA mulai untuk membuat karakter landak biru tersebut untuk memulai debutnya ke video game pada tahun 1991. Tema landak biru yang bisa berlari cepat dan berguling dengan membentuk tubuhnya layaknya bola sontak buatnya populer di kalangan fans kala itu.
Sayangnya setelah gebrakan tersebut, SEGA tak berhasil mempertahankan kepopulerannya. Beberapa fans tunjuk bahwa seri Sonic Adventure menjadi salah satu pemicunya. Sejak saat itu, SEGA hanya menjual nama Sonic dengan terus memerahnya melalui beberapa seri game utama dan spin-off yang terkesan biasa-biasa saja.
5. The Legend of Zelda
Bukan Nintendo namanya jika tidak memerah habis semua franchisenya, dan The Legend of Zelda menjadi salah satunya. Franchise yang ceritakan petualangan Link untuk menyelamatkan putri Zelda tersebut menjadi makanan sehari-hari Nintendo. Sayangnya, formula itu-itu saja yang selalu diimplementasikan menjadikan serinya terlalu mudah ditebak.
Benar, Breath of the Wild mungkin menjadi salah satu game yang mencoba berjalan dari zona nyaman. Namun hal tersebut tak menutupi sebuah fakta bahwa Zelda selalu diperah sampai habis. Beberapa game seperti Twilight Princess, Zelda’s Adventure, hingga Hyrule Warriors menjadi segelintir dari usaha Nintendo untuk terus menggocek kocekmu sampai tak tersisa.
Nintendo bahkan sempat lakukan remake beberapa game lawasnya demi uangmu. Tercatat sekitar sembilan versi remake dari The Legend of Zelda. Mulai dari Link’s Awakening DX, Ocarina of Time Master Quest, Collector’s Edition, dan masih banyak lagi.
4. Ragnarok Online
https://www.youtube.com/watch?v=pAaTuDuHEpk
Jika kamu bertanya franchise video game online apa yang sering diperah, maka Ragnarok Online menjadi salah satu jawabannya. Game MMORPG buatan Gravity tersebut memulai debutnya di Korea Selatan pada tahun 2002 dan berlanjut ke Amerika dan seluruh dunia di tahun-tahun setelahnya. Konsep permainannya yang simple dengan perubahan class dari Novice -> Job 1 -> Job 2/Alternate -> Rebirth -> Job 3 -> Job 4 menjadi dasar yang kemudian diikuti oleh MMORPG Korea serupa.
Sejak perilisannya, Ragnarok Online mendapatkan hati banyak fansnya di seluruh dunia. Ratusan event, konten, hingga update tak henti-hentinya diberikan oleh Gravity dan publisher lain yang mengaturnya.
Namun di balik kepopulerannya tersebut, Ragnarok Online menjadi salah satu franchise yang paling sering diperah. Bagaimana tidak? Hingga detik ini banyak sekali game yang telah ditelurkan. Mulai dari Ragnarok Battle Offline, Ragnarok Mobile, Ragnarok Web Game, dan masih banyak yang lainnya. Tak menutup sebuah fakta bahwa masih banyak perusahaan lain khususnya dari China yang terus memerahnya dalam bentuk mobile game.
3. Final Fantasy
Dikembangkan oleh Hironobu Sakaguchi saat Squaresoft (kini Square-Enix) nyaris bangkrut, Final Fantasy berkali-kali berhasil menyelamatkan perusahaan asal Jepang tersebut dari kondisi finansialnya yang buruk. Final Fantasy di masa lampau simplenya adalah gambaran nyata dari anime isekai yang saat ini tengah populer. Ceritanya tak jauh dari peran Crystal dalam keseimbangan dunia.
Final Fantasy juga miliki sistem job yang awalnya diimplementasikan secara permanen di setiap karakternya. Beberapa job seperti Black Mage dan White Mage menjadi ciri khas franchisenya dari iterasi pertama hingga beberapa seri. Seiring berkembangnya zaman, mereka mengubah sistem job tersebut menjadi lebih tidak terlihat dengan jelas berkat penanaman kepribadian yang lebih dalam pada tiap karakternya.
Kesuksesan Final Fantasy membuat Square-Enix terus berikan servis lebih untuk para fansnya. Apalagi kalau bukan memerahnya sampai habis? Mereka menghadirkan puluhan jenis game spin-off mulai dari Dissidia, hingga Brave Exvius dengan puluhan hingga ratusan karakter dari seri utamanya. Mereka juga hadirkan game rhythm dan beberapa game lain yang hanya ditujukan untuk merogoh kocekmu semakin dalam karena kamu fans.
2. Call of Duty
Berbicara soal perah-memerah, tak afdol rasanya jika saya tidak memasukkan franchise Call of Duty dalam daftar ini. Game perang yang awalnya dikembangkan oleh Infinity Ward tersebut sukses raih jutaan fans berkat ceritanya yang menarik. Tak heran apabila game yang awalnya dikembangkan sebagai Medal of Honor Killer tersebut sukses buat EA tak berkutik untuk melanjutkan seri yang telah ada sejak zaman PlayStation pertama tersebut.
Kesuksesan Call of Duty buat Activision untuk terus kembangkan sayapnya ke beberapa game spin-off lainnya. Tak hanya di platform utama, mereka juga sempat gaet Tencent untuk kembangkan Call of Duty Online yang eksklusif hanya muncul di China saja, hingga Mobile dengan dasar permainan seri Black Ops. Mereka juga lepas beberapa game lain seperti Finest Hour, The War Collection, Roads to Victory, dan masih banyak lagi.
1. Mario
Selain Zelda, Nintendo memiliki salah satu franchise andalan yang berhasil tundukkan kepopuleran Donkey Kong yang menjadi awal debutnya. Ya, apa lagi kalau bukan Mario. Karakter yang awalnya muncul dalam seri Donkey Kong tersebut rupanya menjadi pundi-pundi uang yang menggiurkan setelah dikembangkan oleh tangan dingin Shigeru Miyamoto.
Awalnya, Mario miliki formula kurang lebih sama dengan Zelda, yakni seorang hero yang menyelamatkan tuan putri dari ancaman tokoh antagonis. Namun berbeda dengan Zelda yang fokus pada permainan RPG, Mario lebih fokus pada side-scrolling jump.
Formula tersebut kemudian sukses menjadi magnet para penggemarnya. Membuat Nintendo racik “rencana jahat” untuk terus rogoh kantongmu. Berbeda dengan Zelda yang kemungkinan hanya keluar satu hingga dua kali dalam setiap platform baru Nintendo, Mario muncul nyaris lebih dari tiga sampai empat kali di setiap seri Nintendo. Sebut saja Super Smash Bros, Mario Party, Super Mario Odyssey, Super Mario Maker, Super Mario Bros. 2, dan masih banyak lagi.
Itulah 10 franchise video game yang paling sering diperah sampai kering. Apakah kamu memiliki daftar lain selain daftar kami di atas? Jika ya, silakan cantumkan pendapatmu melalui kolom komentar di bawah.
Saat ini website kami menggunakan Disqus untuk memberikan komentar, kamu bisa scroll ke bawah dan masukkan komentarmu. Kamu tak perlu susah-susah menunggu kami sharing artikel ini di Facebook hanya untuk berkomentar.
Ingin membaca artikel seperti ini lagi? Kamu bisa mengunjungi laman G|List kami untuk tahu apa saja yang ada di industri ini yang mungkin belum pernah diceritakan sama sekali melalui berita atau yang lain.