10 Game PS1 yang Wajib Dapatkan Sekuel

Artikel Ps1

Dengan majunya teknologi, tentu saja banyak dari player lawas yang sempat menikmati game PS1 di tahun 90-2000-an kangen dengan bagaimana desain video game yang memang dibuat untuk bersenang-senang saja tanpa harus peduli dengan permainan uang dan rakusnya sifat manusia. Sebuah desain yang cukup jarang kita temukan di video game modern.

Namun di sisi lain, banyak dari kalian yang mungkin menganggap masa lalu biarlah berlalu dan tak perlu dikorek kembali. Meskipun begitu kenangan yang sebenarnya sangat manis jika kembali diingat tersebut tentu akan sangat menarik apabila dibuatkan sekuelnya tanpa perlu membuat ulang serinya.

Jika melihat ke belakang, banyak sekali game PS1 bisa dibilang terjebak dalam console yang dirilis tahun 1994 tersebut dan tak dapatkan sekuelnya. Memang, beberapa sempat diremaster dan diremake dalam teknologi modern. Namun tak sedikit dari judul keren yang tak dapatkan perhatian karena entah developernya bangkrut atau memang publishernya pengen melirik judul yang sudah pasti laku.

Meskipun begitu, tentu saja akan sangat menarik apabila 10 judul game PS1 di bawah ini bisa menjadi pertimbangan untuk dapatkan sekuel. Terlebih bagi judul yang terbukti sukses di masa itu.

Berikut 10 game PS1 yang wajib dapatkan sekuel.

10. Tomba!

Tomba! Jadi salah satu game adventure platformer pertama di PS1 yang suntikkan elemen RPG dalam permainannya. Gamenya ceritakan seorang karakter bernama Tomba yang harus menjelajahi kampung halamannya untuk mengalahkan Koma Pig jahat dan mengambil kembali gelang emas milik kakeknya. Dunia semi-open worldnya bisa dijelajahi sesuka hati setelah semua areanya terbuka seiring berjalannya cerita.

Sayangnya Sony Interactive Entertainment tidak melanjutkan serinya setelah iterasi keduanya rilis. Mereka sebenarnya memang telah merencanakan seri baru Tomba! yang diasumsikan oleh para fans sebagai Tomba! 3 namun harus dibatalkan saat alpha build pertamanya dilepas secara internal. Dengan bangkrutnya developer yang mengembangkannya, Whoopee Camp, sepertinya bakal lama bagi Sony untuk berubah pikiran membuat sekuelnya.

9. Twisted Metal

Twisted Metal merupakan game vehicular combat yang menjadi salah satu judul pelopor akan kepopuleran genrenya. Gamenya kisahkan cerita perseteruan antara Calypso dan badut bernama Sweet Tooth yang bawa mereka pada pertempuran antar mobil/motor bersenjata canggih.

Memang, gamenya sempat dapatkan spin-off dan reboot di PS3, namun Sony Interactive Entertainment selaku pemegang lisensi tidak pernah melanjutkannya sama sekali. Di PS1 sendiri Twisted Metal terhenti di iterasi keempat dengan spin-off Small Brawl yang libatkan mobil R/C atau remote control dengan kekuatan uniknya.

8. Parasite Eve

Ya, saya tahu Parasite Eve sebenernya dapat “sekuel” dalam bentuk spin-off di PSP berjudul The 3rd Birthday. Namun sejak iterasi keduanya Square-Enix tak melanjutkan serinya meskipun pada kenyataannya ia adalah salah satu game yang menjadi pesaing kuat Resident Evil di masanya.

Berbeda dengan game survival horror milik Capcom tersebut, dalam Parasite Eve player akan perankan Aya Brea, anggota kepolisian New York dalam misinya untuk membasmi para mutant yang bersumber dari seorang perempuan bernama Eve. Selain battle action yang disandangnya, gamenya juga miliki elemen RPG di sepanjang permainannya.

Meskipun gamenya sendiri merupakan sekuel dari adaptasi novel karya Hideaki Sena dengan judul yang sama, namun keengganan Square-Enix untuk melanjutkannya dalam seri dengan judul angka membuat mereka otomatis tersingkir dari persaingannya terhadap Capcom.

7. Alundra

Jika kamu melihat Genshin Impact sebagai peniru Zelda, maka kamu perlu melihat ke belakang bagaimana Alundra menjadi salah satu peniru pertamanya. Game action RPG ini memang miliki banyak sekali elemen yang mirip dengan judul milik Nintendo tersebut, dari puzzle, kamera top-down, hingga eksplorasi dunia dan dungeonnya.

Alundra miliki puzzle yang sangat sulit, bahkan untuk standar zaman modern sekalipun. Hal inilah yang membuatnya dibanjiri pujian oleh para media. Tentu saja kontrol dan actionnya tak bisa jadi standar zaman modern karena cukup jadul.

Sony dan Matrix Software sayangnya tak mau lanjutkan iterasi gamenya setelah iterasi keduanya yang miliki cerita lebih ringan dirilis di PS1.

6. Koudelka

Koudelka jadi salah satu game RPG yang miliki kisah dan setting gelap di sepanjang kiprah PS1. Player akan memainkan cewek bernama Koudelka Iasant yang tertarik pada Nemeton Mansion yang sebelumnya adalah biara abad pertengahan. Dalam perjalanannya ia akan bertemu ragam kejadian aneh dan menyeramkan, termasuk misteri mengerikan di balik sejarah Nemeton Mansion.

Gamenya terbagi atas adegan, eksplorasi, puzzle, dan tentu saja battle melawan monster yang mendiami Nemeton. Sayangnya ia tak dilanjutkan kembali dan hanya terbatas pada satu seri saja.

Ini bukan tanpa sebab karena developernya sendiri, Sacnoth kini telah bergabung dan berpisah dengan induk perusahaan mereka masing-masing. Mulai dari SNK hingga Aruze. Mereka juga sempat berganti nama menjadi Nautilus. Beberapa karyawannya bekerja di bawah naungan Feelplus dan menjadi satu dengan AQ Interactive yang pada akhirnya bangkrut.

Kreator dan konseptornya yang juga merupakan mantan developer Squaresoft (sekarang Square-Enix), Hiroki Kikuta yang kini fokus sebagai Komposer freelance menjadi salah satu alasan kenapa gamenya tak dapatkan sekuel. Namun tentu saja akan sangat menarik jika Kikuta kembali mengembangkan Koudelka sebagai sekuel atau mungkin reboot di masa datang.

5. Pepsiman

Pepsiman sebenernya game yang dibikin untuk promosiin Pepsi, perusahaan cola yang menjadi salah satu pesaing brand Coca-Cola. Gamenya cukup simple, di mana player akan mainkan Pepsiman yang terus berlari dan mengumpulkan Pepsi sembari menghindari rintangan yang ada.

Sayang, ia terhenti di PS1 saja dan tak dilanjutkan. Padahal mereka bisa menyusuri lebih dalam kekuatan Pepsiman yang secara ngga langsung jadi superhero baru dalam pengembangannya. Apakah mungkin Pepsi tidak tertarik lagi untuk terjun ke dunia video game?

4. The Legend of Dragoon

Dibuat untuk saingi Final Fantasy, The Legend of Dragoon atau Legend of Dragoon karena “The”-nya ditulis kecil banget jadi kadang ngga dicantumin, sangat terpengaruh dengan game buatan Square-Enix tersebut. Meskipun begitu, gamenya berhasil buat kisah orisinal yang sangat epik dengan timed button press yang mampu menjadi inovasi baru dalam turn-based combat yang disandangnya.

The Legend of Dragoon ceritakan Dartz yang mencari orang tuanya setelah ditinggal saat serbuan naga melanda desanya. Di tengah cerita ia menemukan misteri menarik terkait kekuatan Dragoon dan rahasia di balik hilangnya orang tuanya. Sayangnya, Sony yang kala itu memiliki lisensi gamenya tak melanjutkan serinya meskipun pada awalnya memang diniati untuk menyaingi Final Fantasy.

3. Thousand Arms

Gabungkan JRPG dengan dating sim mungkin bukan sebuah hal yang baru di zaman sekarang. Ragam game seperti Sakura Wars bahkan Persona telah melakukannya. Namun tahukah kamu bahwa Thousand Arms dulu juga sempat menjadi salah satu pionirnya?

Game yang bersetting di dunia steampunk ini ceritakan sebuah organisasi misterius berisi cyborg dan robot bernama Dark Acolytes yang berniat untuk mencari lima Sacred Flame legendaris dan menghancurkan dunia. Meis Triumph, tokoh utamanya terpilih menjadi salah satu individu yang ditugaskan mencari Sacred Flame sebelum Dark Acolyte. Namun untuk meningkatkan kekuatan senjatanya, Meis harus meningkatkan “intimacy level” dengan membantu dan memacari cewek yang ia temukan di sepanjang perjalanannya.

Meskipun sama-sama dibuat oleh ATLUS, namun kepopuleran Persona yang sukses gerus Shin Megami Tensei tak membuat mereka berniat untuk lanjutkan seri Thousand Arms yang hingga detik ini tak mendapatkan sekuelnya sama sekali sejak perilisannya di PS1.

2. Chrono Cross

Hingga detik ini seri Chrono memang hanya terbatas pada dua game saja yakni Chrono Trigger dan Cross. Keduanya miliki tokoh utama dan dunia yang berbeda, namun miliki konsep yang sama yakni waktu. Chrono Cross sebenarnya punya premis yang sangat menarik dengan konsep dunia paralel dan perjalanan waktu. Kamu akan terombang-ambing dengan kisah Serge dan kawan-kawannya yang berkutat pada persahabatan, konspirasi, dan cinta.

Sayangnya, Square-Enix tidak melanjutkan Chrono Cross sejak mereka merilis franchisenya di PlayStation 1. Usaha mereka untuk pertahankan bahwa merekalah pemilik franchise Chrono hanya melakukan porting Chrono Trigger yang kebetulan populer banget karena punya banyak ending di mobile dan PC.

1. Vigilante 8

https://www.youtube.com/watch?v=E0AaPcG4WVw

Terhenti di iterasi kedua, itulah yang bisa deskripsikan kehidupan franchise vehicular combat Vigilante 8. Sejak developernya, Luxoflux ditutup Activision pada tahun 2010, nasib franchise ini tidak mendapatkan kabar sama sekali. Activision juga tidak berniat mengembangkan lanjutannya di PS2, PS3, maupun PS4.

Vigilante 8 simplenya merupakan game di mana player akan bisa kendalikan ragam mobil dengan senjata khususnya masing-masing. Tiap mobil miliki karakter dengan kisah unik. Modenya yang terbatas pada deathmatch survival menjadi salah satu cikal bakal “battle royale” dalam bentuk mobil.


Itulah 10 game PS1 yang wajib dapatkan sekuel. Tentu saja daftar di atas adalah harapan kami… saya secara pribadi agar developer maupun publisher kembali lirik game jadulnya. Tak perlu berusaha keras membuat remaster atau remake, namun langsung membuat sekuel entah cerita lanjutan atau mungkin lebih amannya cerita baru seperti Final Fantasy atau Dragon Quest.

Apakah salah satu darimu mengingat dan pernah memainkan judul di atas? Atau mungkin kamu punya pendapat lain? Seperti biasa cantumin semua pikiran dan pendapatmu melalui komentar di bawah.

Saat ini website kami menggunakan Disqus untuk memberikan komentar, kamu bisa scroll ke bawah dan masukkan komentarmu. Kamu tak perlu susah-susah menunggu kami sharing artikel ini di Facebook hanya untuk berkomentar.

Ingin membaca artikel seperti ini lagi? Kamu bisa mengunjungi laman G|List kami untuk tahu apa saja yang ada di industri ini yang mungkin belum pernah diceritakan sama sekali melalui berita atau yang lain.

Exit mobile version