Membuat game memang bukanlah sebuah hal yang mudah. Butuh banyak waktu, tenaga, hingga materi yang dibutuhkan oleh pihak developer dalam membuahkan hasil imajinasi mereka. Meskipun begitu, bukan berarti bahwa kita perlu menutup mata dalam menyampaikan apa yang memang seharusnya pantas untuk diutarakan. Baik itu mengenai kualitas hasil karya mereka yang tergolong baik maupun Buruk.
Cukup mudah sebenarnya untuk memuji sekumpulan game yang menurut kami memang bagus dan indah. Sedangkan untuk game-game yang terlampau buruk, kami justru malah bisa jauh lebih bersemangat lagi dalam menyayat-nyayat keberadaan karya sampah tersebut. Mengingat bahwa mengagumi keindahan merupakan hal yang terlalu sering kami lestarikan ketimbang sebaliknya, mungkin tidak ada salahnya apabila pada kesempatan kali ini, kami ingin mencoba untuk meroasting kumpulan game-game yang sebaiknya jangan pernah kamu mainkan seumur hidupmu.
Karena apa ? Sebagai seorang gamer yang budiman, kalian sungguh tidak pantas untuk rela begitu saja menelan hasil ketidakbecusan mereka. Selain itu, timbal balik 2 arah jelas memang sangat diperlukan demi menjaga iklim industri game masih tetap sehat dan adil bagi semua pihak. Tanpa berlama-lama, yuk langsung kita simak saja kumpulan game-game terbuluk di dunia apa sajakah yang perlu kalian anggap sebagai wujud abominasi yang sebenarnya.
Daftar isi
10. The Quiet Man
Platform: PS4, PC
Tahun: 2018
Developer/Publisher: Human Head Studios / Square Enix
Genre: Action-adventure
Juga cocok disebut sebagai “Haji Bolot” The Game, game terbitan Square Enix ini awalnya memang menyimpan sebuah premis yang cukup menarik. Dimana ia seolah sedang ingin memainkan suatu bumbu drama emosional melalui aksi seorang insan protagonis yang *maaf tuna rungu.
Akan tetapi, cara yang dilakukan oleh pihak developer dalam mengemasnya sangatlah begitu buruk. Memadukan unsur FMV dan gaya gameplay brawl ala Yakuza yang super kaku secara tanpa suara/mute (sekarang sudah diupdate) nampak bukanlah suatu bentuk kombinasi yang baik untuk The Quiet Man. Belum lagi ditambah dengan eksekusi teknis di segala aspeknya yang amat bermasalah seperti layaknya proyek game yang masih belum jadi.
Sehingga, game ini jelas sangatlah begitu ‘miss’ sekali dalam menghadirkan imersi serta esensi yang ingin disampaikan. Bahkan pihak publisher saja sampai mengakuinya.
9. Left Alive
Platform: PS4, PC
Tahun: 2019
Developer/Publisher: Ilinx / Square Enix
Genre: Action, Stealth, dan sedikit Mecha
Membawa kebesaran nama dari setting dunia Front Mission sempat menjadi daya tarik tersendiri bagi kemunculan game Left Alive. Namun, Sebagai game yang dipasarkan dengan harga $60 penuh oleh Square Enix (di Steam saja Rp 825 ribu), membeli game ini bisa jadi mimpi buruk yang akan terus menghantui hidupmu. Selain masalah optimisasi yang betul-betul hancur lebur di platform PC, grafis yang ditawarkan Left Alive sangatlah lebih pantas diimplementasikan untuk konsol PS3 maupun Xbox 360 ketimbang di hardware generasi zaman now.
Lalu beragam mekasime gameplaynya sendiri pun juga dipoles dengan sangat buruk. Baik itu dimulai dari Animasi pergerakan karakter yang sangat jauh dari kata layak, hingga konsep stealthnya yang kadang bisa membuat kepalamu pening setiap saat juga siap melengkapi penderitaanmu dalam memainkan game ini.
Namun setidaknya bagi para pecinta game World of Tanks, Left Alive kebetulan punya suatu kontribusi yang cukup nyata dalam mengiklankan game free to play tersebut ketimbang menunjukan kepositifan aspek yang ada di dalam gamenya.
8. Haze
Platform: PS3
Tahun: 2008
Developer/Publisher: Free Radical Design / Ubisoft
Genre: FPS
Konsol PS3 boleh dibilang sempat menjadi satu kenangan yang tidak ingin Sony ingat di dunia industri game. Hampir sedikit sekali game-game eksklusif yang bisa mereka produksi dengan sangat memuaskan pada saat itu dibanding Xbox 360 yang ironisnya jauh lebih superior. Haze sendiri adalah salah satu contoh utama dari bentuk keinferioran konsol PS3 di kala itu.
Untungnya, game bergenre FPS ini tidak dibuat langsung oleh Sony, melainkan dibuat oleh pihak Ubisoft bersama dengan Free Radical Design selaku developer. Sempat digembor-gemborkan sebagai satu game yang siap meruntuhkan dominasi franchise HALO, sayangnya hal itu justru malah menjadi sebuah lelucon yang cukup mengundang gelak tawa dari para fanboy Xbox.
Dimulai dari grafisnya yang sangat PS2 sekali untuk game keluaran tahun 2008, semua aspek yang dibawakan oleh game ini betul-betul sangat generik. Story campaignnya hanya bisa ditamatkan dalam waktu sekitar 3 setengah jam saja. Keseluruhan isi plotnya juga menyimpan kesan yang amat memuakkan walau hadir dengan Konsep cerita pengkhianatan dan propaganda obat doping yang sebenarnya cukup potensial. Gameplaynya sendiri pun boleh dibilang sangatlah kasual, terutama melalui tingkat kecerdasan AI yang super buruk, lalu belum ditambah dari betapa overpowernya kamu dalam menghadapi mereka semua.
7. Aliens: Colonial Marines
Platform: PC, PS3, Xbox 360
Tahun: 2013
Developer/Publisher: Gearbox Software / SEGA
Genre: FPS
Sempat hadir dengan sinematik trailer yang memukau dan menegangkan di tahun 2013 silam, Aliens: Colonial Marines pada kenyataannya telah menjadi satu game tentang alien yang sangat merusak wibawa dari keberadaan alien Xenomorph itu sendiri. Sebagai mahluk yang seharusnya dikenal sangat asing nan berbahaya, Sega dan Gearbox Software selaku developer justru malah menggambarkan mereka seperti layaknya musuh figuran yang sebaliknya.
Disebut figuran karena kamu juga akan menghadapi musuh manusia yang ironisnya jauh lebih mengancam di game ini. Selain dari konsep utama gamenya yang sudah serba salah, Aliens: Colonial Marines dikenal memiliki grafis yang betul-betul di bawah standar dan desain level yang terlampau tidak menarik lewat formulanya yang terlalu mudah ditebak. Keburukan tersebut tentu juga terasa tak lengkap bila disertai dengan kualitas AI alien game ini yang amat idiot dalam menyerang.
6. Duke Nukem Forever
Platform: PC, PS3, Xbox 360
Tahun: 2011
Developer/Publisher: Gearbox Software / 2K
Genre: FPS
Merupakan franchise game FPS legendaris yang betul-betul nampak ingin semakin dimuseumkan lagi oleh Gearbox Software. Proses pengembangan gamenya yang penuh drama hingga 12 tahun seperti sudah menandakan bahwa seri Duke Nukem Forever ini memang pasti akan bermasalah atau mungkin “tersantet” dari sananya.
Game sampah yang lahir di tahun 2011 tersebut 1000% persen betul-betul telah gagal dalam mengembalikan kenyelenehan game pendahulunya yang rilis di tahun 1996 silam. Tokoh Duke yang terkenal badass karena sifat urakannya yang melebihi cakrawala, di sini malah betul-betul lebih digambarkan sangat inkonsisten, lembek, dan kekanakan-kanakan. Dibalik desain levelnya yang ultra membosankan, mekanisme gameplay yang dihadirkannya sendiri juga sangatlah berantakan dan penuh cacat.
5. Umbrella Corps
Platform: PC, PS4, Xbox One
Tahun: 2016
Developer/Publisher: Capcom
Genre: Multiplayer Shooter
Sebagai satu-satunya game bertaraf online di dalam list ini, saya pribadi harus dengan adil mengatakan bila masih terlalu dini untuk menyebut game-game seperti Anthem dan Fallout 76 sebagai game terburuk dalam level yang sudah mencapai “sepanjang masa”. Mengacu pada keberhasilan No Man’s Sky dan Star Wars Battlefront yang kini bisa mulai comeback, ada baiknya bila kita dengan pikiran positif mendoakan agar 2 game tersebut juga bisa lepas dari keterpurukan yang sama-sama sedang dialami.
Sementara untuk Umbrella Corps, game berbasis multiplayer milik Capcom ini boleh dibilang sudah resmi mencapai titik yang mentok. Konten gameplay yang dihadirkan masih tetap itu-itu saja, yakni hanya ambil sample, ambil sample, ambil sample hingga membuat para pemainnya lama-lama menjadi “Sempel” (yang dalam bahasa Jawa versi dialek Surabaya berarti gila/sinting).
Game spin-off dari franchise Resident Evil ini memang seperti dihadirkan sebagai versi game multiplayer yang asal-asalan. Gameplaynya yang sangat kaku sekali terutama dengan niat hanya untuk menjual nama Resident Evil saja, praktis telah membuat Umbrella Corps jauh terlihat lebih bermakna untuk dianggap sebagai sebuah bentuk promosi iklan layanan masyarakat ketimbang game yang harus dibeli, apalagi dimainkan.
4. The Sniper 2
Platform: PS2
Tahun: 2004
Developer/Publisher: Best Media/Midas Entertainment & D3 Publisher
Genre: FPS
Game buatan developer negeri sakura biasanya dikenal cukup gigih dan berkesan dalam meracik sebuah game. Namun untuk game yang berjudul The Sniper 2, saya pribadi harus katakan bahwa game PS2 yang rilis di tahun 2004 ini seakan betul-betul ingin mendobrak secara ekstrim kebiasaan positif tersebut. Bila dibandingkan versi prekuelnya di PS1 yang masih terkesan lebih solid untuk disebut sebagai video game, versi sekuelnya justru malah menjadi bentuk downgrade yang amat luar biasa.
Grafis game ini betul-betul tidak menceminkan selayaknya game dari konsol PS2. Justru malah lebih mirip seperti game PS1 dengan detail yang masih belum dipoles. Animasi dan voice actingnya juga ikut mewarnai kecacatan game ini. Dalam berbicara saja, nada yang para karakter digunakan sangatlah datar dan nuansa animasi yang disajikan benar-benar konyol. Ibarat, seperti seolah sedang menyaksikan para kontenstan amatir ikut ke dalam audisi Srimulat.
3. Superman 64
Platform: Nintendo 64
Tahun: 1999
Developer/Publisher: Titus Software
Genre: Action-adventure
Mencoba menyelam ke zaman Nintendo 64. Coba bayangkan apabila sebagai superhero yang bisa melakukan segalanya seperti Superman, kamu hanya diberi gameplay untuk terbang melewati ring-ring lingkaran seperti layaknya sedang melakukan les mengendarai pesawat di GTA: San Andreas ? Game Superman yang terlihat Sandbox keluaran tahun 1999 ini siap menawarkan satu pengalaman menjadi seorang Clark Kent yang bisa membuatmu pusing 7 keliling.
Tidak hanya dari aturan anehnya yang tidak memperbolehkanmu untuk melewatkan 1 ring pun beserta dengan limit waktu yang harus diselesaikan, tetapi juga dari aspek kontrol game Superman 64 yang seolah sangat ingin menyaingi kekompleksitasan game Dark Souls (sangat parah). Dan yang lebih hebatnya lagi, kamu akan lebih banyak meluangkan waktu untuk melakukan hal itu ketimbang bertarung melawan musuh, atau menyelematkan para civilian meski aspek tersebut juga memang ikut disajikan di sana.
2. Ride to Hell: Retribution
Platform: PC, PS3, Xbox 360
Tahun: 2013
Developer/Publisher: Eutechnyx / Deep Silver
Genre: Action-adventure
Game tentang anak motor ini sepertinya pada waktu itu sengaja dirilis untuk mengalihkan perhatian para gamer terhadap keberadaan game-game AAA yang ingin mereka ekspektasikan bagus, namun nyatanya malah mengecewakan. Sesuai dengan judulnya, level kehancuran yang dimiliki oleh Ride to Hell Retribution memang betul-betul sudah mengacu dengan gemerlapnya dunia neraka. Sehingga masih terlalu mulia bagi kalian untuk menganggap game yang sempat muncul pada tahun 2013 tersebut hanya sebatas mengecewakan.
Game ini pada dasarnya sama sekali tidak menawarkan apa-apa. Jika harus disebut, mungkin saya hanya bisa mengutarakan gameplay QTE-nya yang serba membosankan beserta dengan fitur gameplay mengendarai motor yang betul-betul tidak masuk akal nan penuh bug sebagai aspek “terbaik”-nya. Oh ya, tidak perlu repot-repot untuk mau mempedulikan cerita dan kualitas voice acting dari game ini. Karena cerita dari sinetron “Anak Jalanan” yang diperankan oleh kak Stefan William saja masih jauh lebih berkesan untuk dinikmati.
1. Big Rigs: Over the Road Racing
Platform: PC
Tahun: 2003
Developer/Publisher: Stellar Stone / GameMill Publishing
Genre: Simulator berkedok racing
Dari tahun 2003, game ini merupakan game balapan antar truk yang sempat rilis secara eksklusif di PC, dan untungnya tidak pernah diizinkan untuk rilis di Steam. Terlihat sangat non-ortodoks sebagai game berbalap, kamu jujur akan merasa terpesona dalam melihat apa yang ingin ditawarkan oleh Big Rigs: Over the Road Racing. Karena secara sederhana, game ini betul-betul ingin mengejekmu.
Bayangkan apabila ketika kamu sedang beradu balap melawan truk musuh yang ada di sampingmu, kamu sama sekali tidak akan pernah bisa kalah. Karena apa ? Selain dari kendaraan trukmu yang sangat sakti hingga bisa menembus berbagai objek seperti pagar, pohon, bangunan, hingga keluar dari arena permainan sekalipun, truk milik lawan ternyata sama sekali tidak bisa menggerakkan diri. Atau dengan kata lain, game ini sama sekali tidak memiliki AI.
Entah miras dan psikotropika jenis apa yang diminum oleh pihak developer ketika mengembangkan game ini ? Dan bagaimana pula ceritanya game semacam ini bisa dijual dan distribusikan pada saat itu ?
Demikianlah kumpulan game-game terburuk sepanjang masa versi kami yang perlu kalian tahu dan sadari. Mengingat bahwa membuat game yang jelek itu jauh lebih mudah dari yang sebaliknya, kami tahu bila pastinya masih banyak game-game hina lain yang memang perlu untuk dicaci kembali oleh kita semua. Sehingga oleh karena hal tersebut, kalian juga dapat ikut membagikan pengalamanmu sendiri dalam mengetahui keberadaan game yang tidak sedikit pun layak untuk dimainkan melalui kolom komentar di bawah.
Pada kesempatan lain, kami pun mungkin akan mempertimbangkan untuk ikut kembali mengulas keberadaan game-game yang harus dilaknat tersebut ke dalam bagian list yang kedua. Akhir kata, jangan lupa ya untuk membaca beragam listicle-liscticle menarik kami yang lain, beserta tak ketinggalan dengan kabar seputar dunia video game tersegar dari saya, Ido Limando.