10 Hal yang Terus Berubah dalam Perkembangan Industri Video Game

Then Now

Perkembangan teknologi juga turut membawa industri video game berkembang ke arah yang lebih baik lagi dengan berbagai macam inovasi. Jika melihat permainan-permainan pada video game generasi awal, mungkin tidak sedikit dari kita akan berpikir bahwa video game zaman dulu tidak seindah video game sekarang. Dari grafis yang dulunya hanya berupa garis garis dan gambar kotak-kotak 8bit, game zaman now sudah menggunakan model 3D dimana tekstur untuk rambut seorang karakter saja bisa menggunakan hingga 5 juta poligon sendiri.

Tentu grafis hanya satu dari sekian banyak hal atau menjadi poin tersendiri dalam proses pembuatan video game. Maka dari itu, agaknya menarik jika kita mencoba melihat beberapa hal yang terus berubah dan berinovasi dalam perkembangan industri video game selama ini.


1. Controller yang semakin mudah digunakan

Berapa banyak controller yang sudah kamu rusakkan?

Gamepad pertama kali diciptakan pada tahun 1962 ketika kelompok Tech Model Railroad Club asal institut teknologi Massachusetts membuat sebuah game shooter dengan kapal luar angkasa bernama Spacewar!. Merasa tombol-tombol yang terdapat pada komputer PDP-1 kurang nyaman, mereka mencoba menciptakan kontrol sendiri dalam sebuah kotak yang lebih kecil, dengan dua saklar untuk menggerakan kapal dan satu tombol untuk menembak. Dan beberapa tahun kemudian, saklar tersebut diganti dengan model yang sekarang kita kenal dengan D-Pad untuk lebih memudahkan pemilihan arah.

Pada tahun 1972 muncul konsol Magnavox Odyssey dengan menciptakan model kontrol Joystick untuk yang pertama kalinya. Dan pada tahun 1977, Atari mengeluarkan konsol Atari 2600 dengan Joystick yang lebih baik daripada para pendahulunya. Dan hingga saat ini Joystick milik Atari tersebut menjadi standar model dan setting dalam menciptakan model-model Joystick lainnya, serta salah satu inspirasi dari terciptanya analog pada gamepad.

 

Walaupun memang saat ini penggunaan Joystick untuk konsol sudah mulai jarang, joystick masih dapat ditemukan (terutama) pada game-game arcade shooter di berbagai game center.

Hingga saat ini, begitu banyak inovasi-inovasi yang dihadirkan untuk semakin memudahkan pemain dalam bermainnya, terutama untuk gamepad;

Menggunakan mouse dan keyboard untuk bermain di PC juga sudah populer semenjak dulu, namun salah satu yang cukup inovatif pada platform ini adalah munculnya trend tombol WASD untuk menggerakan karakter ketimbang menggunakan tombol arah. Kemudian hal ini menjadi standar penggerakan karakter pada PC Gaming hingga saat ini.


2. Grafis yang semakin memanjakan mata

Uncharted 4: A Thief’s End

Teknologi yang semakin maju menjadi penunjang utama dalam perkembangan grafis pada video game. Yang semula hanya memiliki tampilan atau grafis berupa vector (garis dan titik) atau bahkan text-based, secara perlahan mereka berkembang menjadi 2D berupa bitmap, hingga kini menggunakan teknologi 3D yang menggunakan poligon secara besar-besaran.

Grafis yang dulunya hanya berupa garis-garis dengan titik-titik, kini sudah sangat maju dengan menghadirkan grafis yang sangat detail sehingga secara tidak langsung dapat memanjakan mata. Mungkin tidak lama lagi kita benar-benar akan disuguhi grafis yang benar-benar menyerupai dunia nyata, dan kita tidak dapat membedakannya.

Namun penulis lebih suka menganggap bagusnya grafis video game zaman now, sebagai bentuk lain dari sebuah seni.

Video game takkan pernah berhasil jika hanya bermodalkan grafis yang bagus. Banyak developer, terutama developer indie yang masih menggunakan grafis 2D dalam pembuatan gamenya. Salah satunya adalah Eric Barone atau biasa dikenal sebagai Concerned Ape, yang seorang diri membuat game Stardew Valley, sebuah simulasi pertanian ala Harvest Moon dengan grafis bergaya 16bit yang tetap asik dimainkan karena memang memiliki gameplay yang menarik.

Stardew Valley

Mendapat rating yang cukup tinggi di berbagai platform, membuktikan bahwa memakai grafis jadul ala-ala kartun pun bisa menghasilkan game yang berkualitas.


3. Teknologi Motion Capture

Motion Capture untuk game Beyond Two Souls

Motion Capture merupakan proses perekaman sebuah gerakan dari seseorang atau bahkan suatu objek, biasanya seseorang yang direkam akan dipakaikan sebuah alat khusus yang diletakkan pada bagian-bagian tubuh yang paling banyak memberikan respon gerakan. Pembuatan game dengan grafis yang memukau tentu tidaklah mudah dan memakan waktu yang cukup lama. Maka dari itu teknologi motion capture digunakan untuk lebih memudahkan dan mempercepat proses pembuatan video game.

Rise of the Robots merupakan game yang pertama kali menggunakan teknologi motion capture, namun penggunaannya baru populer semenjak game Uncharted: Drake’s Fortune. Kemudian game L.A. Noire menjadi game pertama yang menggunakan MotionScan untuk menciptakan ekspresi wajah karakter dengan merekam gerakan-gerakan otot pada wajah. Tak ingin ketinggalan, Quantic Dreams memanfaatkan secara penuh teknologi motion capture, dengan tidak hanya mengambil gerakan-gerakan yang mudah saja, tapi semua gerakan yang terjadi dalam game Beyond Two Souls mereka lakukan penuh secara motion capture.

Proses yang dilakukan Quantic Dreams inilah yang menjadi standar pembuatan motion capture video game developer-developer besar.

Namun ternyata, Ninja Theory dengan game terbarunya yaitu Hellblade: Senua’s Sacrifice, mendorong lebih jauh lagi teknologi motion capture, dengan melakukan render gerakan secara langsung (live) dan dengan render karakter digital secara real-time. Untuk lebih jelasnya bisa kamu tonton dibawah ini.



4. Artificial Intelligence

Cortana

Berbicara soal Artificial Intelligence (disingkat AI) mungkin memang akan lebih mengingatkanmu kepada NPC ataupun musuh-musuh kecil hingga boss yang harus dikalahkan. FEAR dan Halo 2 menjadi pelopor kepintaran sebuah AI pada berbagai video game modern, dengan memberikan masing-masing AI sebuah ‘goal oriented planning action’ (seperti; serang player sampai mati) dan ‘behavior tree’ (seperti; jika diserang balik, mengumpat dulu, atau bisa saja seperti; jika player mengumpat, lempar bom).

Salah satu yang mungkin mudah diperhatikan adalah AI pada game-game bergenre actionstealth seperti MGSV: The Phantom Pain misalnya, dimana ketika mereka menemukan sesosok mayat rekannya akibat kita serang, mereka akan langsung waspada terhadap sekitar, mencari player atau bahkan membunyikan alarm untuk memanggil bantuan demi mengalahkan player dengan jumlah NPC lebih banyak.

Namun perlu diketahui bahwa AI diprogram sedemikian rupa dengan berbagai perintah, menyesuaikan dengan pengalaman bermain yang akan diberikan game. Misal, AI pada game shooter tentu akan sangat berbeda dengan AI pada game strategi.

Namun, Elon Musk selaku pendiri Tesla, sekitar satu tahun yang lalu membuka anak perusahaan baru bernama Open AI yang bergerak pada bidang pengembangan AI. Salah satu proyek yang mereka lakukan adalah membuat bot pada Dota 2 menjadi lebih pintar dan sulit dikalahkan. Bekerja sama dengan Valve, mereka mengundang pemain profesional Dota 2 seperti Dendi dan Arteezy untuk adu kemampuan dengan mereka. Dan tak disangka, Open AI bisa mengalahkan pemain-pemain profesional tersebut dalam 1v1

Dendi dikalahkan oleh Open AI

Hal ini tentunya membuka banyak peluang baru dalam dunia AI dan video game, terutama pada rana E-sports.


5. Cerita yang menyaingi sebuah film

Valiant Hearts: The Great War

Sebuah video game tentu tidak akan lengkap tanpa sebuah cerita yang mengiringi jalan permainan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sebuah game bisa saja memiliki grafis dan engine zaman now, tapi jika tidak disertai dengan cerita yang dapat membuat pemainnya tergugah, tentu akan sia sia.

Membuat sebuah cerita dalam video game memang tidak mudah, bahkan disinilah proses pembuatan video game dimulai. Developer harus membuat plot atau bahkan lore yang begitu luas untuk melatarbelakangi cerita. Dari cerita-cerita yang cukup simpel seperti ‘pahlawan yang harus menyelamatkan dunia’ atau ditambah dengan persoalan politik sehingga terlihat lebih rumit, kemudian cerita yang dapat membuat pemainnya meneteskan air mata ataupun membuat pemainnya mindblown, semuanya dimulai dari sebuah ide.

Namun, terkadang cerita yang simpel dan linear sekalipun bisa membuat kita tergugah, seperti game The Last of Us misalnya.

Namun, inovasi yang terjadi dalam penceritaan dalam video game adalah ketika developer memberikan pemainnya pilihan selama cerita berjalan atau biasa kita kenal dengan choice matters. Pemain diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari cerita biasanya dengan memilih rute permainan melalui berbagai pilihan dialog, atau bahkan tergantung dari permainan yang dilakukan pemain. Dalam game Infamous: Second Son misalnya, jika pemain terus membunuh, maka pemain akan mengarah pada rute jahat, begitu juga sebaliknya.

Buat kamu yang pengen topup Google Play, Steam Wallet, PlayStation Network, ataupun Nintendo eShop yang paling murah dan terjamin, coba cek RRQ TopUp ya! Jangan lupa juga, gunakan kode voucher “GAMEBROTT” di RRQ TopUp untuk dapet potongan harga spesial buat kamu.

Video game era modern ini juga banyak bermunculan game-game yang fokus pada cerita atau disebut sebagai interactive story. Seperti game-game garapan Telltale yang katanya choice matters misalnya, atau game Heavy Rain buatan Quantic Dreams.

Heavy Rain lagi gratis bulan ini di PS4 kalo pake PS+

6. Musik yang mengiringi permainan

Distant Worlds Orchestra

Sudah memiliki jalan cerita yang menarik tentu perlu disertai dengan iringan musik yang pas, agar membuat sebuah video game lebih berkesan. Video game generasi pertama juga sudah memiliki musik dalam permainannya. Space Invaders contohnya, berupa irama 8bit yang diulang-ulang, dimana ketika semakin cepat para alien datang, semakin cepat juga irama musiknya.

Dan musik video game pada modern era ini bisa dikatakan sangat niat atau bahkan memiliki industri tersendiri hanya untuk membuat alunan melodi dalam sebuah game. Mulai dari pemusik band hingga pemusik orkestra turut menjadi bagian dalam menciptakan musik dalam sebuah video game. Dan tentunya tidak hanya satu lagu, melainkan belasan bahkan puluhan lagu, sehingga video game secara tidak langsung merilis album selain gamenya sendiri.

Musik dalam video game dibuat untuk menyesuaikan apa yang sedang dilakukan pemain dan tidak begitu mempengaruhi konsenstrasi pemain.

Begitu besar pengaruhnya musik dalam industri video game, juga membuat munculnya kategori seperti musik video game terbaik pada event-event pemberian penghargaan video game tiap tahunnya. Seperti Nier: Automata misalnya yang memenangkan Best Score/Music pada Video Games Award tahun 2017 lalu.


https://youtu.be/ruX0v7KZ7XQ


7. Massive Multiplayer Online

MMO Guild Wars 2

MMO pertama kali muncul pada tahun 1986, namun baru populer dimainkan pada tahun 1990-an melalui game seperti Ultima Online dan EverQuest. Walau pada awalnya, game seperti Neverwinter Nights pada tahun 1991 hanya mampu menampung 50 pemain bersamaan di setiap servernya, pada tahun 2000, jumlah pemain yang bisa ditampung bersamaan meningkat drastis menjadi ribuan, dimana memberikan jalan bagi game World of Warcraft yang masih populer hingga sekarang.

Berkembangnya game MMO tentu disokong oleh kemajuan teknologi Internet yang semakin cepat. Kamu tentu gak ingin main Dota 2 dengan ping yang mencapai angka 4 digit.

Walau memang game RPG sedikit mendominasi genre yang satu ini, kini game-game shooter dan strategi juga ikut meramaikan rana game online. Seperti game Overwatch, CS:GO, PUBG, Starcraft II, Dota 2, LoL dan sebagainya. Jika MMORPG biasanya lebih banyak memberikan konten PvE, MMOFPS ataupun MOBA memiliki kelebihannya tersendiri dalam rana kompetitif atau PvP, bahkan melahirkan esports yang juga menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam industri video game.

Kepopuleran Esports

8. Virtual Reality

PS4 VR

Jika Nintendo Wii yang mempopulerkan pengontrolan permainan dengan gerakan tubuh, teknologi Virtual Reality (disingkat VR) meningkatkan pengalaman bermain dengan membawamu pemain masuk kedalam permainan tersebut. Video game VR sudah ada semenjak tahun 1980-an melalui Sega’s Master System 3D dengan game Space Harrier 3D. Kemudian pada 1995, Nintendo mencoba terjun kedalam dalam rana VR ini dengan menghadirkan Virtual Boy yang fokus pada teknologi 3D. Namun sayang, pengembangan Virtual Boy harus diberhentikan setahun berikutnya.

Video game VR kemudian dipopulerkan lagi oleh Oculus Rift beberapa tahun belakangan ini melalui kampanye yang berhasil dilakukan di Kickstarter. Dengan teknologi yang sudah makin maju, VR Headset milik Oculus ini tentu bekerja dengan sangat baik, ditambah dengan banyaknya pilihan game-game original maupun game populer seperti Doom 3, Hawken dan Mirror’s Edge. Tak ingin ketinggalan perusahaan lain juga membuat VR Headset sendiri, seperti HTC Vive, Samsung VR dan PlayStation VR.

Cocok buat kamu para wibu kesepian, karena diluar sana banyak game-game VR yang penuh dengan gadis-gadis (dan om om) lucu, siap menemanimu dalam permainan.

Summer Lesson VR

9. Augmented Reality

Game dengan teknologi Augmented Reality

Augmented Reality (disingkat AR), mudahnya dipahami sebagai dimensi baru yang tercipta diatas sebuah dimensi yang sudah ada lebih dahulu, biasanya menggunakan medium komputerisasi. AR secara tidak langsung mengubah persepsi dan pandangan kita terhadap suatu lingkungan maupun situasi.

Sebuah game populer yang memanfaatkan teknologi AR ini dan pastinya kita kenal adalah Pokémon Go buatan Niantic. Dimana game tersebut mendorong pemainnya untuk bergerak mencari dan menangkap pokemon yang tersebar di dunia sungguhan. Dibantu dengan teknologi GPS, pemain dapat mengetahui posisi pokemon terdekat melalui peta yang merefleksikan lokasi yang sedang kamu singgahi.

Augmented Reality juga sekarang banyak digunakan sebagai medium promosi video game, contohnya rumor Watch Dogs 3 beberapa hari yang lalu, serta Sombra ARG dari game Overwatch sekitar 2 tahun yang lalu.


10. Portabilitas

Mobile Gaming

Kalau dulu ingin main game harus punya komputer atau bahkan konsol yang notabene berukuran cukup besar, namun dunia gaming juga berinovasi dalam hal portabilitas, yaitu dengan menciptakan handheld game console dan mobile gaming yang bisa dibawa kemana-mana (dan muat dikantong).

Handheld game console pertama kali diciptakan pada tahun 1976, namun baru populer dan booming setelah Nintendo menciptakan Game Boy pada tahun 1989. Kepopuleran handheld gaming terus meningkat, dengan munculnya PSP dan Nintendo DS pada pertengahan tahun 2000-an, kemudian tahun 2010 keatas mulai muncul Nintendo 3DS dan PS Vita.

PSP atau Nintendo DS?

Kemudian untuk mobile gaming, pertama kali pada muncul pada tahun 1994 melalui game varian Tetris pada perangkat telepon genggam bernama Hagenuk MT-2000. Kemudian diikuti dengan Snake di Nokia pada tahun 1997, yang kemudian menjadi sangat populer. Beralih menjadi smartphone, mobile gaming menjadi salah satu pilihan yang mudah untuk bermain video game karena dengan perangkat yang tidak terlalu mahal sekalipun, orang-orang masih dapat memainkan game-game mobile yang sedang populer seperti Mobile Legends atau AoV agar dapat 7M.

Tidak bisa dipungkiri bahwa mobile gaming sekarang memberikan keuntungan yang besar bagi developer, karena akses yang semakin mudah dan hampir semua orang sekarang memiliki perangkat smartphone.

Tidak sampai disitu, Nintendo kembali mendorong batas portabilitas dengan konsol handheld terbarunya, yaitu Nintendo Switch. Diperkenalkan sebagai konsol handheld yang memiliki konsep docking, yang artinya pemain dapat membawa konsol Nintendo Switch kemana-mana layaknya konsol handheld 3DS dan juga bisa meletakkannya pada dock dan menghubungkannya ke layar televisi, kemudian memainkannya layaknya konsol Wii U. Konsep docking ini tentunya menjadi peluang baru bagi perkembangan industri video game kedepannya.


https://youtu.be/3c6MWsEE884


Itulah 10 hal yang terus berubah dan berinovasi dalam perkembangan industri video game. Nah, apakah kamu juga pernah merasakan perubahan industri video game dari dahulu hingga sekarang?

Exit mobile version