4 Alasan Kenapa Kamu Harus Tetap Mendukung Fitur Microtransaction

Edited

Pembaca perlu tahu, fitur ini merupakan salah satu fitur yang membuat suatu game tetaplah hidup dan bahkan merupakan pemasukan tambahan bagi karyawannya. Meskipun dari beberapa judul yang pernah dirilis, keuntungan perusahaan dari industri game sebagian besar memang hasil dari penjualannya tersebut. Sumber keuntungannya juga bisa dari hasil penjualannya di in-game store yang mereka miliki, yang memungkinkan pemain dapat membeli beragam konten menarik lainnya, seperti skin, assesoris dan beragam jenis konten lainnya. Penulis merasa hal ini juga memang menimbulkan kontra di sebagian pemain lain yang juga tidak terima dengan adanya fitur seperti ini. Tapi bila dilihat dari sisi baiknya, masih ada beberapa alasan yang mungkin bisa penulis bagikan kepada para pembaca untuk dapat bersikap lebih bijak terhadap fitur yang satu ini.

1. Membantu Perusahaan Tetap Hidup

Tidak dapat dipungkiri ini merupakan salah satu cara bagi pembaca untuk dapat membuat perusahaan tersebut memberikan support terhadap game yang telah dirilisnya secara berkala. Melalui Microtransaction, developer game pasti memberikan beberapa reward serta pembuatan accessories yang cukup beragam dan memanjakan pemainnya bila pemain mengeluarkan beberapa jumlah uang yang diperlukan untuk membeli accessories tersebut. Meskipun begitu, beberapa player akan semakin mengeluh bila microtransaction akan menjadi tidak masuk akal dan seperti mengeruk uang para pemainnya daripada memberikan pengalaman bermain yang buruk.

2. Kesejahteraan Karyawannya

Penulis merasa bahwa hasil penjualan dari sebuah judul game memang cukuplah fantastis, namun disisi lain bagaimana dengan jangka panjang? Kesejahteraan karyawannya akan semakin terlihat bila mereka disupport melalui hasil penjualan beragam accessories atau mungkin bentuk-bentuk loot box di dalam game mereka. Pembaca tentu perlu menyadari ini bahwa game yang hanya dalam bentuk sekali beli seperti judul-judul game eksklusif tentu kita hanya akan mengikuti jalan ceritanya dan agar tidak bosan, pemain akan disuguhkan dengan ‘endgame events’ yang bisa dilakukan pemain seperti free roam, menelusuri chapter tambahan dan lainnya. Berbeda dengan game online, yang pembaca bisa perkirakan sendiri, bila microtransaction yang digunakan dalam game tersebut sudah dirasa tidak masuk akal, tentu pemain perlu waspada dengan layanan yang diberikan serta pengalaman bermain yang akan diperoleh.

3. Sebagai Modal Pengadaan Event atau Tournament

Mungkin inilah yang menjadi patokan bagi penulis sendiri kemana uang kita nanti setelah membeli beragam pernak-pernik di in-game store mereka. Apakah untuk perbaikan kualitas game tersebut atau mungkin untuk pengembangan eSport yang mungkin bisa menjadi pilihan terbaik bagi pemain. Tentu ini semua akan cukup jelas perkembangan sebuah game dan kepedulian developer kepada pemainnya tidak hanya sekedar sebuah permainan saja, tetapi menjadi suatu bentuk passion yang dimiliki oleh para pemain serta developer itu sendiri pada game yang dimilikinya.

4. Bentuk Dukungan Pemain Secara nyata Terhadap Game

Penulis tentu tidak perlu menjelaskan panjang lebar, ketika pemain sudah jatuh hati pada game yang dimilikinya, bentuk dukungan pemain terhadap game yang dimainkan tentu bisa sampai mengeluarkan uang yang jumlahnya tidak bisa kita prediksi sekalipun. Beberapa bentuk lain yang pemain dapat lakukan adalah membagikan game ini dan mengajaknya bermain, membuat beragam bentuk artwork yang dapat dibagikan pada komunitas pemain.

Beberapa hal diatas tentu menjadi pertimbangan tersendiri bagi penulis apakah pantas kita masih harus memandang buruk sistem ini dan ada sesekali bagi kita sebagai sesama pemain tentu tahu tanpa ada dukungan secara nyata bagi game yang disayanginya, tentu game tersebut akan berakhir sepi atau tidak ada yang meliriknya sekalipun.

Exit mobile version