5 Game Multiplayer dan Game Online Gagal di 2018

Screenshot 6 e1536676226158

Kita tidak bisa menyangkal bahwa sekarang merupakan zaman keemasan Multiplayer Games, entah itu Co-op Battle Royale atau game Online, hal tersebut menarik player dari seluruh penjuru dunia untuk memainkan game tersebut. Orang yang tak dikenal di seluruh dunia secara Online. Sehingga tak mengaggetkan lagi jika banyak Game yang muncul menggunakan genre semacam ini. Namun tidak banyak game yang akhirnya sesukses PUBG ataupun Fortnite, dan sudah banyak juga game yang akhirnya berakhir “masuk kedalam lubang” seiring berjalannya waktu. Berikut ini adalah 5 game gagal yang rilis di tahun 2018.

1. Realm Royale

Diurutan pertama kalian bisa langsung mendapati game buatan Hi-Rez Studio, dan bisa merasakan sensasi Battle Royale yang cukup unik. Ini adalah game dimana player bisa memilih class yang mereka ingin mainkan dan bertarung di medan tempur. Hal tersebut cukup bisa dibilang ide yang exotis dan menarik banyak orang untuk mencoba, namun tak lama kemudian, banyak player yang mengeluhkan mengenai banyaknya Bug yang terdapat didalam game. Selain itu optimisasi game tersebut bisa dibilang kurang baik.

Player akhirnya mulai banyak melapor mengenai keluhan ini. Meski begitu Realm Royale tak kunjung membaik. Sampai sekarang, kritik terhadap game ini dipenuhi dengan coreetan merah. Dan player yang mengeluh mulai bertambah ribuan orang. Mulai dari 100 ribu player base, sekarang sudah anjlok dengan cepat menyentuh angka 500 player active saja.

2. Wild West Online

Bisa dibilang banyak orang yang dikatakan “tertipu” ketika membeli game ini, karena harapan mereka adalah sebuah game semacam Red Dead Redemption yang memiliki fitur online ala dunia Cowboy. Aku gak tau apa yang mau aku lakukan diasana, namun yang aku yakin adalah belum banyak konten didalamnya. Dunia pada game tersebut serasa seperti masih kosong melompong. Elemen terpenting dari bermain game adalah bersenang-senang, disini nyaris tak ada konten baru untuk menarik player kembali. Game ini sendiri hampir tak ada update terbaru sejak bulan Juli. Dengan dihiasi coretan merah pada reviewnya di Steam. Segeralah refund game ini dan beli Red Dead Redemption 2, yang pasti lebih bagus dari ini.

3. Tennis World Tour

Sudah lama kita tak melihat game banyak permainan tenis yang bagus , dan game Tennis World Tour adalah satu dari sekian game Tennis yang bagus. Namun dengan segala aspek tersebut, sisa-sisa dari game ini hanyalah kemalangan. Kontrol pada game ini sebenarnya tidak menjadi masalah, namun ada faktor lain. Game ini sulit dimainkan. Teaching Mode pada game ini bisa dibilang buruk. Didalam lama Steam game ini tertulis dengan jelas tag Multiplayer, namun kalian tidak bisa memainkan mode MULTIPLAYER! Akhirnya, tim pengembang mengaku bahwa game ini memang belum siap dan mencari alasan untuk memperbaiki gamenya tahun depan. Game ini langsung dihiasi review negatif pada Steamnya, mengingat harga game ini seharga 600 ribu, masih banyak game lain yang bisa kalian coba.

4. Radical Height

Sebuah game Battle Royale lagi yang cukup menarik banyak perhatian player ketika masa earlynya. Game buatan Cliff Bleszinski, mantan pembuat Gears of War dan Unreal Tournament Legend, dimana sebelumnya pemainnya mulai turun padahal baru 2 minggu lalu game tersebut ditutup dengan sekejap. Meski hanya bertahan kurang lebih sebulan, tetap ada konsep yang menarik game dari game tersebut, dimana mereka membawa tema 80an, namun karena terlalu banyak Bug permasalahan pada game ini juga menumpuk. Sebenarnya game ini cukup playable jika dibanding game serupa, namun dengan cepat orang-orang kembali ke PUBG dan juga Fortnite.

5. The Culling 2

Kalau kau pikir Radical Height sudah buruk, kau harus dengan The Culling 2. Karena game ini hanya mampu bertahan selama 1 hari saja !, Selama satu haru hanya ada 2 orang yang memainkan game ini, game battle royale dimana mayoritas player harus ada 100 orang untuk memulai game, game ini hanya mampu menarik 2 player saja. Pengembang Multiplayer pada game ini tiba-tiba merubah game ini menjadi copy-cat dari PUBG. Mengingat game ini bisa terbilang cukup “gagal” sang pengembang lantas meminta maaf dan mengakui kesalahannya, mereka berjanji pada pengembangan berikutnya game ini akan menjadi free 2 play.

Exit mobile version