Patch 7.00 sudah satu minggu dirilis untuk DOTA 2. Seperti biasa ada dua tiap kali patch baru dirilis, kelompok yang membenci patch baru ini karena “terlalu banyak perubahan” atau “terlalu mirip game sebelah” dan juga kelompok yang suka dengan patch baru ini karena konten baru membuat game menarik kembali.
Di sisi positifnya, patch 7.00 memberikan DOTA 2 nuansa yang kembali fresh setelah 5 tahun menggunakkan formula yang sama di 6.xx. Namun di waktu yang sama, patch yang Icefrog anggap sebagai “awal yang baru” ini masih memiliki masalah yang harus diperbaiki sekarang juga.
Berikut adalah beberapa hal yang paling menyebalkan dari 7.00 saat ini.
Daftar isi
1. Optimisasi yang buruk
Apakah kamu merasa DOTA 2-mu berjalan dengan framerate yang buruk setelah update? Jangan khawatir, itu bukan karena masalah PC-mu tapi karena masalah optimisasi yang ada setelah patch 7.00. Hingga saat ini Icefrog belum memberikan patch untuk memperbaiki masalah framerate buruk ini. Dan tak hanya yang low-end PC saja yang merasakan ini, namun juga kebanyakan orang dengan PC “dewa” mengalami masalah yang sama.
2. Update yang terlalu sering semenjak rilisnya 7.00
Dalam satu minggu setelah rilisnya 7.00, hampir sudah ada 15 patch dengan size mulai dari 40mb hingga 200 mb. Apa yang diperbaiki update-update ini? Kebanyakan soal UI yang nanti kita bicarakan, sisanya adalah bug-fix yang di waktu sama memunculkan bug baru.
Tak hanya ini menyebalkan bagi mereka yang mau main, tapi ini juga bisa jadi masalah besar untuk para gamer DOTA 2 yang menggunakkan koneksi dengan kuota terbatas yang bisa dibilang banyak di Indo.
3. Sistem talent tree yang tak sesuai harapan
Talent tree pada patch 7.00 sebenarnya memberikan nuansa baru kepada DOTA 2. Sistem ini mungkin lebih dikenal pada game moba tetangga Heroes of the Storm. Dan pada game tersebut talent tree memperkuat skill yang dimiliki oleh hero mulai dari mempercepat cooldown, memberikan efek 2x lipat pada spell dan lainnya.
Untuk DOTA 2 sendiri hanya beberapa hero yang benar-benar mendapatkan “upgrade skill” dari talent tree ini. Beberapa terlihat keren seperti pada Mirana, Leshrac, Morphling dan Puck, namun beberapa juga terkesan tak berguna seperti +6 treants pada Nature Prophet atau +8 eidolons pada Enigma yang hampir tak ada damage untuk fase lategame dan hanya akan jadi sumber gold musuh.
Tapi yang benar-benar menjadi masalah bagi saya adalah minus respawn time pada beberapa hero seperti Templar Assassins, Jakiro, Crystal Maiden dan lainnya. Melihat lama respawn amat krusial di game kompetitif seperti Dota 2 ini, tentu hero-hero dengan opsi talent ini mendapat banyak keuntungan dari bonus tersebut khususnya pada late game. Hal ini takkan menjadi masalah apabila seluruh hero mendapat opsi ini, tapi tidak … kita berikan saja di hero tertentu karena kami tak ada ide lain bonus apa yang harus diberikan pada talent tree hero tersebut.
4. Banyak Custom game yang bermasalah karena patch baru
Custom game memang bukanlah fokus dari Icefrog sendiri, dan mungkin jumlah penggunanya tak sebanyak official mode yang ada. Tapi tak berarti keberadaan patch baru harus merusak hasil karya modder yang telah habiskan puluhan jam membuat custom games di game ini. Beberapa custom game alami breaking-game bug setelah kehadiran 7.00, dan developer dari custom game ini sendiri bingung bagaimana mereka bisa mengatasi bug tersebut. Beberapa game yang sudah full release juga menghilang begitu saja dari library custom game karena sudah lama tak di-update.
Bahkan custom game official buatan dari Icefrog sendiri alami masalah yang sama. 10vs10 didapati banyak bug mulai dari rune tidak spawn, game yang crash karena patch baru belum teroptimisasi untuk load 20 hero langsung dan beberapa game-breaking bug lainnya.
5. Loading screen sudah tak berguna lagi
Salah satu kelebihan dari patch kali ini adalah minimumnya loading screen. Tapi dengan minimumnya loading screen ini membuat item custom loading screen tak berguna lagi dan jadi sampah di armory. Mungkin harga dari loading screen tak begitu seberapa, tapi hey … kita telah bayar untuk item tersebut. Dan untuk seniman yang telah habiskan belasan jam membuat loading screen tersebut mungkin merasakan sakit yang jauh lebih besar mengetahui karya mereka kini diabaikan begitu saja hanya untuk “inovasi” baru.
6. Monkey King
Hero baru ini harus saya bilang jauh dari kata “OP”, dan bahkan bisa kalian counter dengan hero seperti Timbersaw, Nature Prophet, Beastmaster, Bounty Hunter dan masih banyak lagi. Hanya saja, hero satu ini perlu di-nerf sedikit untuk Skill 1 dan pasifnya.
Skill pasifnya, Jingu Mastery memberikan bonus damage sebesar 80/120/160/200 dan lifesteal 20%/30%/40%/50%. Apa yang dia perlukan untuk dapakan bonus pasif luar biasa tersebut? Pukul musuh yang sama 4 kali. Dia dengan mudah bisa dapatkan bonus damage yang sepantar dengan 2,5 Daedalus dengan modal memukul 4 kali musuh yang sama. Dan juga pasif ini tidak ada batas waktu sama sekali, bonus dari pasif tersebut hanya akan habis apabila Wukong telah memukul 4 kali.
Digabungkan dengan Skill 1 yang memberikan 200% critical damage ditambah dengan efek stun seperti Fissure milik Earthshaker, hero satu ini bisa kembalikan darahnya yang kritis menjadi penuh kembali hanya lewat skill ini dicampur dengan skill pasif. Apakah ini bisa dibilang “balanced”?