Penulis merasa kalau sebenarnya Industri Video Game lebih menjanjikan bila dibandingkan beberapa bentuk bisnis lainnya, terutama di era revolusi industri 4.0 Indonesia. Ini juga dibuktikan dengan banyaknya start-up yang menitikberatkan pada pemanfaatan IT yang ada saat ini yang bergerak di bidang jasa daripada menghasilkan sebuah produk.
Dibandingkan dengan industri lain pada umumnya, industri video game bisa menghasilkan keduanya, baik jasa maupun sebuah produk. Beberapa studio video game di Indonesia sudah mulai menunjukkan ‘taringnya’ seperti Devata Game Production asal Bali dan Stairway Games asal Yogyakarta. Beberapa alasan di bawah ini juga menjadi kunci tumbuhnya industri video game di Indonesia saat ini.
Daftar isi
1. Indonesia memiliki banyak Public Figure dan Content Creators
Banyaknya Public Figure serta Content Creators dapat membantu mempromosikan produk sang developer. Ini sebenarnya merupakan pertanda bagus dilihat dari pangsa pasar di Indonesia bahwa beberapa studio video game dapat melakukan semacam kolaborasi dengan beberapa tokoh berpengaruh, seperti Christabella Annora sebagai pengisi lagu pengiring dalam She and The Light Bearer (2019).
Bayangkan bila kita memiliki banyak karya digital dengan respon positif dari gamer secara internasional, penulis yakin kita dapat menjadi negara yang mandiri sekaligus berkontribusi untuk kemajuan negara.
2. Lapangan Kerja Seni Digital semakin banyak dibutuhkan
Pembaca dapat mengetahui kebutuhan digital saat ini, khususnya di bidang desain grafis akan semakin banyak dibutuhkan di industri apapun. Beberapa perusahaan saat ini juga membuka banyak sekali intern dengan posisi sebagai desain grafis. Salah satu pertanda bahwa studio game akan kebanjiran lamaran pekerjaan dengan posisi seperti illustrator karakter maupun sebagai UI/UX Designer sekalipun.
3. Banyaknya Player yang berpotensi menjadi Atlit Esport
Kalau ini, penulis merasa bahwa gamer-gamer Indonesia lebih cenderung memilih menjadi atlit esport game mobile dibandingkan PC. Ini dikarenakan player merasa smartphone lebih praktis dan terjangkau. Ini juga dapat dilihat player Indonesia saat ini memiliki komunitas cukup besar pada game Free Fire (2017) dan Mobile Legends (2016). Padahal masih banyak game kompetitif lainnya seperti Valorant (2020), DoTA2 (2013), Rainbow Six: Siege (2015), CS:GO (2016) dan League of Legends PC (2009).
Mungkin, ini disebabkan kurangnya iklan serta pemasaran yang dilakukan oleh publisher dan beberapa judul di atas mungkin juga tidak sesuai dengan player di Indonesia. Harapan penulis adalah mungkin di antara pembaca sekalian dapat membuat game kompetitif setara dengan yang penulis sebutkan di atas, Lokapala (2020) merupakan salah satu contoh game kompetitif hasil karya bangsa kita sendiri.
4. Video game berdampak besar pada kesehatan mental
Diketahui sekitar 15,6 juta penduduk di Indonesia mengalami depresi dilansir dari halodoc. Penulis merasa ini merupakan masalah yang cukup serius jika tidak bisa ditangani dengan cepat, karena depresi merupakan salah satu faktor seseorang dapat melakukan tindakan bunuh diri. Selain menjadi penyebab bunuh diri, depresi dapat membuat seseorang sulit untuk menjalani kehidupan sehari-hari secara normal, bahkan mereka dapat kehilangan ketertarikan terhadap sesuatu.
Mengetahui hal ini, penulis menemukan jurnal ilmiah yang memberikan bukti bahwa bermain video game dengan genre aksi dapat mengurangi gejala depresi yang dimiliki oleh seseorang dan dapat membuat bahagia seseorang. Harapan penulis adalah melalui industri video game ini sendiri dapat membantu menangani isu kesehatan mental yang terjadi pada penduduk di Indonesia.
5. Video game memiliki banyak manfaat dalam perkembangan kognitif
Video game juga dapat meningkatkan kognitif seseorang, seperti meningkatnya kemampuan reaksi player, kemampuan spasial, meningkatkan kemampuan mental flexibility (adaptasi perubahan suasana secara instan), meningkatkan kemampuan multi-tasking dan masih banyak lainnya. Penelitian-penelitian ilmiah ini dapat menjadi dasar dari pembuatan sebuah game yang dapat merangsang perkembangan industri video game itu sendiri.
Game-game yang mendukung perkembangan kognitif seperti yang penulis sebutkan di atas rata-rata merupakan game dengan genre aksi, tapi tidak menutup kemungkinan dengan genre lain. Dreadout (2014) dan Pulang : Insanity (2020) merupakan salah satu game yang dapat melatih perkembangan kognitif pada player itu sendiri, meskipun tema yang dibawakannya cukup berat.
6. Banyaknya peristiwa di Indonesia yang dapat menjadi sumber inspirasi
Sejarah dan budaya di Indonesia sangatlah kaya, semua itu dapat digunakan sebagai sumber inspirasi sebuah video game. Tentu, pembaca pasti tahu kan kalau berkaitan dengan kreatifitas semua butuh inspirasi? Tidak terkecuali bagi sebuah studio video game yang akan memproduksi sebuah IP (Intellectual Property) yang dapat memikat para gamer saat ini.
Misalnya, peristiwa 10 November di Surabaya, Perebutan Hotel Orange atau Hotel Yamato dan lain sebagainya. Sebagai referensi, Arsip Nasional RI baru saja membuka channel youtube yang berisikan video dokumenter peristiwa-peristiwa bersejarah agar dapat diakses oleh masyarakat umum.
7. Industri Video Game justru berkembang semakin pesat di tengah pandemi
Ini yang cukup mengejutkan penulis, ternyata tingkat penjualan beberapa industri video game saat ini tengah mengalami peningkatan penjualan yang cukup tajam secara global. Selain hasil penjualan yang meningkat tajam, Industri Video Game diprediksi masih berkembang dan beroperasional dengan stabil, bahkan setelah pandemi berakhir. Di Indonesia, Asosiasi Game Indonesia mengklaim para developer di Indonesia juga meningkat selama pandemi.
Ini semua merupakan bukti Industri Video Game maupun industri yang bergerak dalam bentuk digital sekalipun masih dapat bertahan kuat selama berada di pandemi. Menurut penulis pun bekerja di rumah merupakan suatu kemewahan, beberapa negara maju seperti Jerman sebenarnya sudah lama menerapkan bekerja dari rumah, bahkan sebelum terjadi pandemi.
Baiklah, itulah alasan-alasan mengapa Indonesia dapat ambil bagian sebagai pelopor salah satu industri video game saat ini. Meskipun belum ada studio game besar seperti Ubisoft ataupun Electronic Arts, setidaknya pembaca dapat mengambil langkah kedepan seperti apa video game yang akan dibuat nanti. Bila dirasa sulit, bisa mulai dengan studio indie kok. Kalau bisa, membawa nuansa Indonesia yang kental ya. Semoga bermanfaat!
Baca juga artikel-artikel lainnya terkait dengan analisis video game serta insight menarik lainnya dari Gideonair.
For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com