7 Alasan Kenapa Ragnarok M Eternal Love Kurang Layak ada di Smartphonemu

ragnarok
Disclaimer: Artikel ini khususnya ditujukan bagi player hardcore yang butuh kebebasan main game MMORPG.

Jika ditanya franchise game online yang paling sering “diperah”, tentu kamu setuju bahwa Ragnarok Online merupakan salah satunya. Game yang dibuat berdasarkan komik Lee Myoung Jin tersebut seolah menjadi tolak ukur game MMORPG Korea hingga saat ini. Setelah kehilangan popularitasnya di Indonesia berkat bisnis LYTO yang kurang disukai kebanyakan player, game tersebut kemudian dipindahkan ke Gravindo, “anak perusahaan” LYTO sendiri yang sayangnya tetap buat gamenya kurang populer.

https://www.youtube.com/watch?v=17B66YDikck


Beruntungnya, “player lawas” akhirnya kembali bernostalgia setelah kehadiran Ragnarok M Eternal Love dengan grafis 3D yang ditujukan untuk Android dan iOS. Game buatan X.D. Global ini awalnya dirilis di China dan Taiwan berkat lisensi resmi dari Gravity, pemilik franchise Ragnarok Online. Ia kemudian dirilis di Asia Tenggara di bawah naungan Gravity Interactive.

Saat pertamakali mencobanya di versi China, game ini terkesan memang bawakan “rasa baru” yang pernah ada di versi klasik PC-nya (saya ngga akan bandingin dengan Ragnarok Online 2 yang bagi saya menjadi salah satu game gagal buatan Gravity). Semua elemennya nyaris tak pernah absen. Membuat saya bertanya-tanya, bagaimana mereka mendapatkan keuntungan dari game bagus tersebut. Namun sepertinya saya kembali harus kecewa setelah ia dirilis di Asia Tenggara dengan bahasa yang bisa saya mengerti. Membuat saya tak bisa merekomendasikan gamenya bagi kamu yang hardcore dan menginginkan kebebasan saat memainkannya. Berikut saya jelaskan alasannya.

7. Auto Play Buat Gameplay Ngga Otentik

Autoplay memang telah jadi dasar fitur game MMORPG mobile, namun ketika diaplikasikan ke Ragnarok jadi tidak otentik.

Seolah ngikutin game MMORPG Korea Selatan dan game mobile kebanyakan, auto-play juga diimplementasikan di game ini. Sayangnya, ngga cuman auto-run saat quest, X.D. juga sematkan bot resmi yang mungkinkanmu hunting secara otomatis.

Di satu sisi, fitur ini memang memudahkanmu agar bisa memainkan gamenya sembari lakukan kegiatan lain karena karakteristik game mobile yang memang seperti itu. Namun di sisi lain, ia justru hilangkan keotentikan game aslinya yang terkenal dengan gameplay point-to-click yang seru.

6. Stamina System Bikin Hunting Ngga Seru

Kalo kamu ga main 2-3 hari maka staminamu akan maksimal jadi 900. Ga bakal nambah lagi.

Sama seperti game mobile pada umumnya, rupanya Ragnarok M Eternal Love ini berlakukan stamina system. Sistem ini membatasimu saat hunting/grinding monster tiap harinya. Jika staminamu mulai habis, maka drop dan expmu akan berkurang. Bahkan, kamu tak dapatkan exp sama sekali jika staminamu sudah pada batasnya. Kamu akan diberi 300 stamina setiap harinya dan akan ter-reset setiap jam 5 pagi WIB.

Jika kamu tidak memainkan gamenya, maka stamina akan tertumpuk hingga maksimal 900 stamina. Lebih dari itu, kamu ngga bakal dapat stamina lebih. Ironisnya, ngga ada kalkulasi berapa stamina yang kamu butuhkan saat bunuh 1 monster atau beberapa monster, kamu harus ngitung sendiri. Kamu bisa cek staminanya dengan mengakses menu more>settings dan lihat “combat time”.

Memang, keterbatasan stamina bisa diatasi dengan party dan tidak memainkan gamenya selama beberapa hari. Namun sistem tersebut bikin hunting jadi ngga seru, setelah mungkin kamu tinggal “auto attack” selama berjam-jam dan ngga naik 1 level-pun kemudian menyadari bahwa staminamu habis.

5. Grinding Terasa “Percuma” Karena Quest Based

Board Mission jadi salah satu faktor yang membuat grindingmu berasa “percuma”.

Ngga kayak game Ragnarok Online klasik, exp Ragnarok M Eternal Love saat hunting/grinding super seret. Kalo kamu pingin naik level cepet, maka satu-satunya cara adalah mainin quest. Baik main quest, daily quest, optional quest, hingga board quest. Buatmu yang ngga punya waktu berasa sia-sia untuk implementasikan cara lamamu saat memainkan gamenya di PC.

Ya, semuanya memang bisa teratasi dengan party, tapi ngga melulu player khususnya player hardcore selamanya punya temen party yang baik bukan? Terlebih kebanyakan player yang ditemukan jalanin “auto” saat hunting, buatmu yang nunggu “lamaran” partymu dengan player lain tertunda cukup lama. Beragamnya tipe player yang ada, secara ngga langsung buat game ini seolah ngga friendly buat semua tipe gamer.

4. Quest yang Jadi Pemasukan EXP Utama Terbatas

Side quest kayak gini ngga menjamin kasih exp gede.

Oke, saya tau ini hal dasar. Tapi bisa jadi masalah buatmu yang pingin lanjutin quest utama yang menurut saya diracik dengan cukup baik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak quest yang bisa kamu ambil baik main quest hingga board quest. Tapi, tahu ngga kalo ngga semua questnya berikan exp yang besar?

Exp terbesar ada pada main-quest dan board quest. Selebihnya ngga begitu besar, kecil banget malah. Main quest akan miliki persyaratan level tertentu. Bikin kamu gabut kalo ternyata persyaratannya 3 level di atasmu. Sementara, kamu udah hunting sampe stamina abis dan ngga naik 1 levelpun. Di sisi lain, board quest ngga membantu sama sekali karena udah kamu ambil sebelumnya buat menuhin main-quest.

Benefit premium.

Kamu emang bisa beli premium buat nambahin exp pas hunting. Tapi sebelum membeli paket seharga 120 ribu rupiah tersebut (saya buletin biar enak), kamu harus nanya lagi pada dirimu sendiri, “Emang efek premium yang nambah 5% dan 33% sebelum stamina abis worth buatmu?”.

3. Kehadiran Equipment Gacha Kuat Jadi “Jalan Pintas”

Tempat ngegacha paling keramat. Bisa dapet SSR ga ya?

Ngga afdol rasanya kalo game mobile tanpa gacha. Kalo kamu belum tau, ada mesin gacha di perjalananmu menuju gerbang selatan Prontera. Ia terdiri dari tiga jenis: Headgear, Armor/Senjata/Accesories, hingga Kartu. Ya, kartu yang dapetinnya susah minta ampun itu ada gachanya.

Sekecil apapun levelmu kalo kamu kaya raya bisa dapetin nih senjata dengan attack power 135-an kalo beruntung.

Gacha ini bisa kamu akses dengan big cat voucher yang dikasih kalo kamu ikut masa pra-registrasi atau register akun baru. Dapetnya random jelas, tapi kalo kamu ngga dapet yang kamu suka, jalan pintasnya ya bayar mata uang premium big cat coin yang dihargai 75 ribu rupiah per-30 coin. Ngga tanggung-tanggung, item gacha ini kuat-kuat lho. Senjata misalnya yang bakal nambah kekuatannya saat kamu lv 40, berikanmu akses damage sebesar kisaran 1000 damage jika statusmu bener di awal permainan.

Mata uang big cat coin jadi mata uang premium yang bisa buat beli macem2 termasuk gacha box dan senjata/armor/aksesoris/kartu gacha.

Ngga salah sih emang sistemnya, tapi jelas ini menjadi kesenjangan karena yang punya duit bisa enak bunuh monster di field bahkan ga nyisain buat player lain. Pengen ngalahin damagenya? Nanti kamu bisa crafting, tapi yaaa masih lama.

2. Bisa Beli Zeny Pakai Uang Asli

Males cari duit? Beli aja duitnya, murah kok cuman 29 ribu.

Fitur ini beneran ada dan resmi. Pada umumnya RMT dilarang oleh developer dan publisher, namun mereka secara terang-terangan melegalkannya. Kalo kamu cek more> recharge, maka kamu akan nemu mata uang gamenya, zeny yang bisa dibeli pake mata uang asli. Terdapat sekitar tujuh varian paket yang bisa kamu pilih, mulai dari yang harganya 29 ribu rupiah yang berisi 120 ribu zeny + bonus 20 ribu, hingga 1.5 juta rupiah berisi 5.9 juta + bonus 1.6 juta.

Pilihan ini jadi salah kaprah ketika dihadapkan di game MMORPG, apalagi buat mereka yang udah susah payah cari zeny jutaan jadi ga ada artinya. Buat ekonomi gamenya amburadul, asal kamu punya duit asli banyak. Kekhawatiran akan ngga ada lagi orang yang butuh zeny pake vending dengan jualan senjata +10 ato +20 karena rata-rata senjata di gamenya bisa ditempa sampai maksimal, buatmu kembali harus mikir apakah game ini pantas singgah di smartphonemu.

1. Hanya Menjual Nostalgia


Ragnarok M Eternal Love emang hadirin semua yang kamu suka di game klasiknya. Mulai dari lagu, tema, kota, job, hunting bareng, hingga komunitas yang suportif. Sayang, mekanisme hingga bisnis monetisasi, stamina, dan zeny yang bisa kamu beli pake uang asli-nya cukup mengecewakan. Buat fans lama yang mencintai gamenya terasa kembali dikhianati. Pada akhirnya game ini hanya menjual nostalgia bagi fans lamanya dan menjadi sebuah game cashgrab dalam bentuk lain.


Itulah tujuh alasan kenapa Ragnarok M Eternal Love kurang layak singgah di Smartphonemu. Meskipun banyak alasan negatif, namun berubahnya doi jadi quest-based menjadi warna baru. Mengingat “gamer lawas” (saat masih subscription dan bukan kamu yang kenal gamenya waktu udah jadi free-to-play) yang dulunya kebanyakan ngga begitu merhatiin lore dunianya kini jadi sedikit tahu apa tujuan kita dalam gamenya.

Tentunya kami ngga melarang kamu yang masih tetap ingin memainkannya. Namun perlu diingat, ekspektasimu akan kehadiran gamenya yang bakal berikan “pengalaman” yang sama seperti versi PC-nya dari segi gameplay, harus kamu kubur dalam-dalam. Ini game mobile, free-to-play, jadi jangan mengeluh jika kamu ngga nemu “hal yang sama” seperti seri klasiknya.

Bagaimana menurutmu? Apakah kamu miliki alasan lain untuk tidak memainkan gamenya selain HP-mu yang kentang? Atau kamu masih tetap ingin mencobanya karena ia merupakan game yang pas buatmu? Seperti biasa, cantumin ya pendapatmu di komentar.

Exit mobile version