Netflix tentunya kini menjadi satu dari sekian banyak layanan penyedia Film dan Serial online, dan mungkin menjadi salah satu yang paling populer di seluruh dunia. Perusahaan yang awalnya merupakan persewaan DVD yang kemudian berkembang hingga ke layanan streaming ini memang sudah ada sejak 1997.
Dan Netflix akhirnya memutuskan untuk memasukkan layanannya agar dapat dinikmati oleh para pengguna internet di Indonesia pada 2016. Namun di Indonesia sendiri nasibnya sedikit terjegal karena tak lama setelah masuk, Telkom dan produk-produknya memblokir akses terhadap Netflix karena dianggap sebagai saingan. Kominfo juga sempat memblokir Netflix karena alasan tidak aman, perbedaan regulasi, dan kurang adanya karya lokal di dalamnya.
Dan hingga 2020 ini, nasib Netflix di Indonesia sendiri masih kocar-kacir. Karena di satu sisi mendapat dukungan dari Mendikbud – Nadiem Makarim, namun di sisi lain Telkom masih jual mahal terhadap Netflix dan bahkan muncul berbagai isu seperti wacana pengeluaran fatwa haram dari MUI. Lalu bagaimana nasib Netflix nantinya? Kita lihat nanti, namun yang pasti untuk sekarang kami sendiri kurang setuju dengan diblokirnya Netflix di Indonesia dan berikut Alasannya!
Daftar isi
1. Lebih aman dari situs nonton lain yang gak jelas
Untuk website-website nonton film lain, terutama yang ilegal seperti indoxxi. Gamebrott tentunya mendukung penutupannya. Karena selain ilegal, mereka juga menggunakan pop-up ads yang beresiko untuk membawa malware ke perangkat elektronikmu. Namun untuk Netflix sampai harus diblokir tentunya aneh.
2. Jauh lebih sulit diakses daripada situs porno
Sedangkan Netflix menggunakan sistem berlangganan yang tentunya berada dalam pengawasan orang dewasa atau si pemegang kredit yang digunakan. Sehingga bila disebut anak-anak kecil dapat mendapat tontonan yang “tidak pantas” di Netflix tentu hal tersebut harus kembali ke orang tua yang memberikan akses.
3. Punya fitur keamanan yang bisa digunakan
Fitur lain tentunya Parental Control dimana para orang tua bisa mengunci sebagian atau bahkan seluruh tayangan untuk akun si anak. Orang tua juga dapat membatasi tayangan yang muncul sesuai dengan rating umur. Jadi, kalau orang tua yang memiliki akses Netflix tersebut mau repot untuk mengatur akun untuk sang anak, tentunya tidak akan ada kejadian dimana mereka bisa menonton film-film yang terlalu dini.
4. Netflix juga punya sistem rating umur
Little Kids (G, TV-Y, TV-G)
Older Kids (PG, TV-Y7, TV-Y7-FV, TV-PG)
Teens (PG-13, TV-14)
Mature (R, NC-17, TV-MA)
Bahkan, orang tua dapat memasukkan secara terpisah tayangan yang tidak diinginkan lewat fitur “Restrict Specific Title”. Dan rating ini sendiri terbilang ketat dan hampir tidak ada kebocoran dari tayangan yang lebih tinggi rating umurnya selama orang tua mengaturnya dengan benar. Pengaturan ini sendiri sebenarnya bahkan lebih baik daripada Youtube yang hanya melihat dari umur yang terdaftar di akun Google anak.
5. Potensi besar bagi karya lokal
Disinilah sebenarnya peluang untuk membuat para sinematografi Indonesia untuk mendapat platform yang lebih layak. Karena tren streaming yang masih dalam tahap berkembang, bila mereka dapat memenuhi standar tayang Netflix tentunya film atau bahkan serial mereka bisa mendapat tempat, pasar, serta branding yang lebih baik.
6. Harusnya jadi ajang kolaborasi
Seperti yang kita bilang sebelumnya, bahwa Netflix bisa jadi platform yang cukup baik untuk memajukan perfilman serta penyiaran di Indonesia. Netflix sendiri sebenarnya juga bisa menjadi ajang kolaborasi bagi penyedia layanan serupa di Indonesia. Ya, membuat produk tandingan memang lumrah. Namun mengingat untuk masuk ke dalam pasar penyedia layanan tayangan streaming ini membutuhkan database film dan serial dan memenuhi keinginan pelanggan yang bervariasi.
Membicarakan pelanggan, kemungkinan besar pengguna layanan seperti Netflix tentunya orang-orang yang mampu memenuhi kebutuhan tersiernya. Dan dengan layanan yang berbayar tentunya para pelanggan ini berekspektasi tontonan yang benar-benar unik dan berbeda atau yang benar-benar mereka cari. Sepertinya hanya segelintir yang menginginkan tontonan lokal ala TV kecuali bila acara tersebut memang benar-benar berkualitas.
7. Satu diblokir, muncul puluhan cara lain
Dan bila semua cara untuk mencari cara lain atau bypass untuk layanan Netflix tersebut sudah mentok. Maka para pengguna ini masih memiliki cara terakhir dengan cara berpindah ke penyedia jaringan lain. Hal ini tentunya sebenarnya bisa merugikan Telkom sendiri bila para pelanggannya berpindah ke layanan lain hanya karena urusan satu situs layanan streaming yang diblokir.
Bonus: Akun sosmed layanan streaming yang paling menghibur
Anak kereta nonton Netflix Starter Pack. pic.twitter.com/vSv1Lcrv7k
— Netflix Indonesia (@NetflixID) January 22, 2020
Akun media sosial tentunya kini dimiliki oleh semua orang, tidak terlepas dari korporasi maupun sebuah brand. Dan untuk masalah akun media sosial dari layanan streaming, tahta akun sosmed paling menghibur kelihatannya masuk akal diberikan kepada Netflix. Kehadiran awal Netflix di Indonesia sendiri tidak bisa dilepaskan dari viralnya postingan-postingan sosmed milik Netflix Indonesia .
Strategi yang digunakan oleh admin Netflix Indonesia lewat candaan khas lokal memang efektif untuk menarik minat para pengguna sosial media, baik yang berlangganan Netflix ataupun tidak. Penggunaan meme serta joke-joke kekinian juga menarik bagi para followersnya. Dan yang terpenting, bila Netflix sampai mati di Indonesia maka si admin harus kehilangan mata pencahariannya dan ganti mengelola akun shitpost.
Dan itulah tadi beberapa alasan mengapa seharusnya Netflix tidak diblokir di Indonesia. Alasan-alasan tersebut tentunya merupakan pendapat subyektif kami dan mungkin berbeda dengan pendapat kalian. Namun tentunya bagaimanapun, Netflix sendiri punya banyak hal positif dan potensi yang bisa dimaksimalkan bahkan untuk Pemerintah atau Telkom sendiri. Dan tentunya hal negatif yang ada masih bisa disesuaikan lagi, apabila memang Telkom memang mau lebih memikirkan pelanggan disamping kerjasama mereka dengan penyedia-penyedia layanan streaming yang lain.
Oh iya, kalo kamu punya pendapat lain jangan lupa tuliskan di kolom komentar akun sosial media kita ya!
Jangan lupa baca juga info-info menarik lainnya tentang Netflix atau artikel-artikel gak umum lainnya dari Galih K.A.
For press release and further collaboratin, Contact me at galihka@gamebrott.com