7 Game Paling Mengecewakan Tahun 2016

g4543gt4wtg

Tahun 2016 sudah hampir mencapai ujungnya, dan dalam hampir setahun ini tentunya kita sudah melihat dunia industri yang naik turun. Dengan menjadi salah satu tahun yang sibuk oleh gempuran-gempuran video game-video game baru yang dikeluarkan bukan hanya publisher besar, namun beberapa publisher indie pun ikut unjuk gigi tahun ini untuk membuktikan eksistensi mereka mampu bersaing dengan publisher-publisher besar meskipun dengan semua keterbatasannya. Namun publisher besar pun tidak tinggal diam dan telah mempersiapkan bermacam video game-video game ambisius baru yang tentunya. Namun, tidak semuanya dapat memuaskan apa yang gamer harapkan terhadap game tersebut. Berikut telah kami rangkum beberapa game paling mengecewakan pada tahun 2016 ini.

Tom Clancy’s: The Division

Daftar ini dibuka dengan game online-shooter milik Ubisoft, The Division. Dari segi komersial game ini sukses besar sejak diperkenalkan pada E3 2013 meskipun ia terbilang sebagai judul baru, The Division tampil sangat memukau dengan dukungan engine Snow Drop yang kala itu digadang mampu menghasilkan visual realistis dengan gameplay MMO-Shooter yang terlihat inovatif. Namun, dengan berkali-kali penundaan kelihatannya bahkan tak mampu membuat versi final game ini seperti apa yang diperkenalkan di awal. Downgrade besar-besaran pada grafik, gameplay yang repetitif dengan gaya ‘shoot n loot’ ala game RPG membuat game ini tidak mampu bertahan lama meskipun beberapa kali mengeluarkan update dan ekspansi yang bertujuan mengajak para pemainnya untuk kembali bermain.


Mafia 3

Gagal melanjutkan warisan serinya, mungkin inilah hal yang paling cocok untuk menggambarkan Mafia 3. Mafia sendiri sudah menjadi game milik 2K Games yang memiliki grade tinggi terhadap sebuah game 3rd person open-world. 2 seri Mafia sebelumnya selalu tampil dengan cerita klasik kriminal mafia yang kuat sekelas Godfather, dan diimbangi dengan gameplay variatif serta urusan grafis yang mampu mendefinisikan pencapaian teknologi engine game pada masanya. Namun semua hal itu sayangnya seakan tidak tertuang di game ketiganya. Mafia 3 tampil terlalu casual untuk ukuran game Mafia, yang menyebabkan seakan menjadi sebuah rip-off buruk dari serinya sendiri. Ditambah berbagai masalah teknis seperti FPS yang dikunci di 30, serta bug dan glitch yang belum diperbaiki hingga sekarang.


Battleborn

Game hybrid MOBA-FPS yang satu ini mungkin bahkan tidak kamu ketahui eksistensinya. Meski Gearbox Software telah berusaha membangun hype terhadap game ini. Namun, nyatanya ia digilas habis oleh game serupa buatan Blizzard, Overwatch. Yang memang tampil berkali-kali lipat lebih baik semenjak diperkenalkan hingga sekarang. Battleborn pun pada akhirnya menjadi game yang layu bahkan sebelum sempat mekar. Di atas kertas game ini sendiri sebenarnya menawarkan aspek lebih daripada Overwatch, ia memiliki mode single player, yang nyatanya tidak terlalu menarik dan hanya berdurasi 10 jam saja. Di multiplayernya, Battleborn sendiri sudah kekurangan pemain. Sehingga matchmaking akan berlangsung lama, atau bahkan kamu tidak akan bisa menemukan lawan bermain. Sangat disayangkan.


Homefront: The Revolution

Game ini sebenarnya memiliki potensi menjadi sebuah game yang tampil memukau. Memiliki premis cerita yang kuat dan unik, dunia open world yang dibagi menjadi area-area khusus dengan keunikan masing-masing, serta engine dari Cryengine yang harusnya bisa menjadikan game ini menjadi salah satu game terbaik tahun ini. Namun sayangnya hal yang terjadi adalah sebaliknya. Setelah masa pengembangan lama yang harus melewati 3 studio berbeda, game ini terlihat tidak mampu memaksimalkan semua potensi yang ada. Cerita yang tidak dalam dan menggigit, gameplay yang terasa kaku dan monoton, serta diperparah dengan permasalahan teknis yang menyerang game ini ketika dirilis. Homefront: The Revolution pun berakhir di jajaran game yang banyak dilewati oleh banyak gamer.

Buat kamu yang pengen topup Google Play, Steam Wallet, PlayStation Network, ataupun Nintendo eShop yang paling murah dan terjamin, coba cek RRQ TopUp ya! Jangan lupa juga, gunakan kode voucher “GAMEBROTT” di RRQ TopUp untuk dapet potongan harga spesial buat kamu.


Mirror’s Edge: Catalyst

Seri pertama dari Mirror’s Edge memang banyak sekali mendapat pujian, bahkan menjadi salah satu game paling ikonis dan dikenal karena inovasi konsep FPS-parkournya serta tentunya grafik dari Frosbite Engine yang memukau. Diatas kerta Catalyst merupakan sebuah sekuel yang mengembangkan seri pertamanya di hampir semua aspeknya, mulai dari grafik, gameplay, cerita, bahkan lingkungannya. Yang sayangnya tidak berjalan  sesuai harapan ketika gamenya keluar. Tentunya dengan kini konsep FPS-parkour bukanlah sesuatu yang benar-benar baru, dimana game-game seperti Titanfall dan Dying Light telah mampu mengeksekusi konsep tersebut dengan baik. Maka pada akhirnya, Catalyst seakan-akan menjadi sebuah sekuel yang tidak terlalu diharapkan kehadirannya.


Mighty No. 9

Bagi para pecinta game side-scrolling, terutama yang mengimpikan sebuah penerus dari game Meagaman tentunya sudah menunggu-nunggu game yang satu ini. Bermula dari program crowdfounding di Kickstarter, game ini langsung mampu memenuhi targetnya. Hype dari para gamer pun langsung tinggi apalagi game ini dikerjakan oleh pembuat dari Megaman –  Keiji Inafune sendiri. Namun setelah penantian lama selama 3 tahun, game ini ternyata menjadi sebuah kekecewaan besar. Game ini tidak mampu memenuhi janjinya, mulai dari grafik yang di-downgrade, level yang tidak menantang, hingga soundtrack yang buruk membuat game ini dengan mudah menjadi kekecewaan bagi para fansnya. Apalagi yang telah mendukung game ini sejak era crowdfunding dahulu.


No Man’s Sky

Dan tentunya, kita semua bisa setuju bahwa mahkota game paling mengecewakan tahun ini berhak disandang oleh game yang satu ini tentunya. Bahkan tidak sedikit yang menyebut No Man’s Sky adalah kebohongan terbesar dalam industri game. Janji akan sebuah game eksplorasi yang melempar kamu untuk menjelajahi luar angkasa yang dipenuhi dengan jutaan galaksi dengan variasi alam, lingkungan, serta binatang yang berbeda-beda tentunya dengan mudah menarik minat para gamer yang memang mengimpikan sebuah game dimana kamu bisa menjelajah angkasa serealistis mungkin. Namun, sayangnya apa yang didapatkan oleh para gamer yang sudah menanti lama untuk game ini hanyalah janji-janji palsu yang tidak sesuai apa yang dipertunjukkan oleh No Man’s Sky.


Itulah tadi 7 game paling mengecewakan tahun 2016 ini. Mayoritas memang masuk kedalam daftar karena game tersebut tidak sesuai apa yang dijanjikan ketika diperkenalkan. Meskipun bagus atau jeleknya game-game tersebut kembali ke pribadi masing-masing. Apakah kamu sendiri setuju atau tidak setuju dengan daftar ini?

Exit mobile version