7 Video Game yang Mungkin Bisa Jadi Ampas di Tahun 2020

game ampas 2020

2020 tentu menjadi tahun yang ditunggu oleh kamu yang hobi sekali bermain video game. Banyak sekali game keren yang akan muncul di tahun 2020 yang sangat menjanjikan. Sebut saja Final Fantasy VII Remake, Resident Evil 3 Remake, Watch Dogs: Legion, Marvel’s Avengers, hingga yang paling fenomenal Cyberpunk 2077.

Namun hal tersebut tak menutup kemungkinan dengan keberadaan beberapa franchise game yang hanya ikut hadir karena ingin menyedot pundi-pundi uang dari kantongmu. Tak terkecuali beberapa game meragukan yang hanya ingin mengisi bangku kosong tanpa adanya inovasi apapun. Membuatnya menjadi game yang mungkin saja bisa jadi masuk daftar game ampas di tahun 2020. Apa saja gamenya? Berikut 7 video game yang mungkin bisa jadi ampas di tahun 2020. Namun sebelum membacanya dan kebakaran jenggot, kamu lebih baik baca disclaimer kami terlebih dahulu.

Disclaimer: Dalam daftar ini kami tidak memastikan bahwa gamenya akan benar-benar ampas. Tentunya kami berharap gamenya akan menjadi lebih keren dan jauh berbeda. Ingat, versi alpha dan 1.0 itu adalah dua produk yang sangat berbeda. Namun beberapa aspek yang mereka promosikan dan melihat sejarah dari masa lalu, terdapat hal yang membuatnya menjadi meragukan. Kemungkinan terburuk, bisa saja jadi game yang patut dihindari. Namun semuanya perlu ditunggu setelah gamenya dirilis. Ini hanya prediksi, dan bisa saja salah setelah gamenya dirilis. Kami harap pembaca tidak menanggapinya dengan serius.

7. Predator: Hunting Grounds

https://youtu.be/wEREwgLVgUI


Illfonic mungkin nama yang cukup asing kamu dengar sebagai developer. Namun kamu pasti mengenal salah satu game bernama Friday the 13th The Game yang sempat batal dapatkan konten baru karena masalah lisensi. Kali ini mereka membuat game bernama Predator: Hunting Grounds, sebuah game action shooter survival yang jika kamu pernah memainkan Identity V maka kamu takkan asing dengan game baru Illfonic yang satu ini.

Kamu dan player lain akan berperan secara acak sebagai tim pemburu tokoh Predator dan Predator itu sendiri. Gameplaynya cukup mirip dengan event Predator Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands yang kurang lebih akan paksamu untuk memburu Predator atau diburu olehnya. Dengan konsep seperti itu, maka akan cukup meragukan jika gamenya dimainkan dengan cukup lama.

6. Medal of Honor: Above and Beyond


Franchise Medal of Honor memang sempat mati suri selama nyaris delapan tahun sejak iterasi teranyarnya, Warfighter dirilis. Game shooter yang awalnya merajai pasaran tersebut mati kutu berkat gempuran Call of Duty atau biasa dikenal sebagai “Medal of Honor Killer” milik Activision dan Infinity Ward. Namun dengan kesuksesan “mantan” developer Call of Duty dengan Titanfall, Star Wars Jedi: Fallen Order, hingga Apex Legends buatannya, membuat EA percaya untuk menyerahkan semuanya pada Respawn Entertainment. Termasuk menangani franchise sebesar Medal of Honor: Above and Beyond.

Sayangnya, alih-alih membuat game baru layaknya franchise Medal of Honor tradisional, mereka justru membuat game VR. Sebuah pekerjaan yang cukup berat, mengingat Half-Life Alyx akan menjadi pesaing super berat untuk lini game VR shooter tahun ini. Jangan lupakan bahwa Respawn saat ini sangat disibukkan dengan Apex Legends dan post-content dari Star Wars Jedi: Fallen Order. Di sisi lain mereka harus kembali menghidupkan franchisenya yang telah lama dihancurkan oleh Warfighter. Selain itu, VR sendiri masih belum begitu populer dibanding game tradisional yang hingga detik ini masih ada di pasaran.

5. Pokemon Sleep

https://www.youtube.com/watch?v=YpFRJ63oK4s


Microtransaction mungkin akan menjadi langkah teranyar Nintendo selanjutnya untuk memenuhi lubang keuangan yang mulai menganga, dan game mobile mungkin akan menjadi penyelamat mereka. Sayangnya, setelah tahun lalu mereka benar-benar “menghancurkan”nya dengan Mario Kart Tour dengan hadiah biasa saja, sepertinya tahun ini mereka juga akan berniat menggunakan direksi yang sama dengan game mobile teranyarnya, Pokemon Sleep.

Tak bisa dipungkiri bahwa The Pokemon Company memang sangat sukses setelah membuat Pokemon GO menjadi sebuah fenomena global yang cukup gila. Hal ini berkat gamenya paksamu untuk berjalan keluar untuk menangkap beberapa Pokemon dengan teknologi Augmented Reality yang membuatmu terasa akan benar-benar berada dalam dunianya.

Namun dengan Pokemon Sleep, kamu akan dipaksa untuk tidur. Ya, tidur. The Pokemon Company bertujuan untuk menjadikan tidur sebagai sebuah hiburan. Cukup gila bukan? Anyway, gamenya akan paksamu untuk membeli sebuah alat bernama Pokemon Go+ Plus, nama yang cukup kreatif dari perusahaan sebesar Pokemon Company. Alat ini akan mencatat waktu tidurmu dan mengirimkannya ke smartphonemu. Lalu, bagaimana hubungan tidur dan gamenya sendiri? Sayangnya Niatic, Pokemon Company, dan Nintendo masih bungkam soal itu. Apakah ini namanya video game?

4. Marvel’s Iron Man VR


Jika kamu mengikuti film Avengers sampai yang terbaru, maka kamu akan sangat respect dengan Iron Man berkat sifat kepemimpinannya yang luar biasa meskipun ia digambarkan sedikit “sombong” dan slenge’an. Karakter milik Marvel Comics yang diberkahi kekayaan dan otak encer tersebut bisa terbang menggunakan baju besi yang diperkuat dengan generator yang ada di dadanya. Ia bisa menembakkan laser dan meluncurkan misil seperti bayangan manusia tentang robot tempur pada umumnya. Namun, pernahkah kamu membayangkan bagaimana jika kamu bisa terbang seperti Iron Man?

Camouflaj dan Sony Interactive Entertainment memberikan jawabannya dengan Marvel’s Iron Man VR. Gamenya sendiri dideskripsikan sebagai game di mana kamu akan memerankan Iron Man dengan kemampuan terbang dan laser ikoniknya. Namun hal utama yang membuatnya meragukan ialah bagaimana Camouflaj bisa menghadirkan pengalaman terbang imersif super cepat seperti yang ada dalam filmnya. Terlebih jika melihat beberapa trailernya terlihat bahwa gamenya sendiri masih miliki animasi yang cukup kaku.

3. Tom Clancy’s Rainbow Six Quarantine


Menjadikan mode video game lain menjadi game standalone, itulah kalimat yang bisa merepresentasikan Tom Clancy’s Rainbow Six Quarantine. Jika kamu belum tahu, game ini merupakan versi standalone dari event Outbreak yang dilaksanakan di Tom Clancy’s Rainbow Six Siege. Dalam event ini kamu akan memerankan salah satu dari anggota team Rainbow untuk menyelamatkan seorang ilmuwan dari serangan zombie alien yang sudah merajalela.

Tak miliki inovasi dan terkesan malas menjadi salah satu alasan kenapa game ini hanya menjadi milking Ubisoft belaka. Terlebih semua aset dan operatornya yang sekilas seolah diambil dari aset yang telah ada di Rainbow Six Siege. Sementara dengan gamblang, mereka juga menjelaskan gameplaynya kurang lebih tak jauh dengan event Outbreak namun dengan perubahan di beberapa aspek. Mengingatkan saya pada Umbrella Corps milik Capcom dan Metal Gear Survive yang menjadi salah satu game terburuk dari franchise besar yang kemudian mati kutu setelah dirilis. Apakah Ubisoft akan mengulangi sejarah tersebut? Prove me wrong.

2. Halo: Infinite


Secara garis besar HALO merupakan game sci-fi yang menceritakan tentang serbuan alien bernama Covenant ke beberapa planet fiksi tempat tinggal umat manusia. Dengan teknologinya yang sudah cukup canggih, umat manusia membuat tentara bernama Spartan untuk melindungi planetnya dari ancaman Covenant. Dari sini, cerita tentang tokoh utama ikoniknya yakni Master Chief dimulai.

Franchise yang awalnya dibuat Bungie tersebut, kemudian berpindah tangan ke 343 Industries, salah satu developer internal milik Microsoft. Kesuksesan gamenya membuat nama Bungie dikenal sebagai salah satu developer game sci-fi terbaik yang pernah ada. Setelah sempat berpisah dengan Activision dan fokus menggarap Destiny 2. Kini, HALO diambil alih oleh 343 Industries hingga iterasi teranyarnya, HALO: Infinite yang akan muncul tahun ini.

Baru saja dikabarkan bakal muncul di pasaran, 343 Industries justru sudah mempersiapkan strategi bisnis mereka untuk jadikan HALO: Infinite sebagai “game as service”. Dengan kata lain mereka akan berikan microtransaction / cash shop dalam gamenya nanti. Terlebih setelah Creative Directornya, Tim Longo keluar dari 343 Industries yang kemudian diikuti oleh Lead Producernya, Marie Olson.

Meskipun begitu, 343 Industries menyatakan bahwa keluarnya kedua petinggi gamenya tak mengacaukan proses kreatif dari pembuatan gamenya. Sebuah pattern yang sama seperti Anthem yang pada akhirnya justru menjadi salah satu game yang ampas untuk konten di masa datangnya. Meragukan? Tentu. Terlebih jika kita melihat sepak terjang kisah franchisenya yang dibuat dengan sangat baik oleh Bungie di masa lalu.

1. MAGIC: Legends


MAGIC mungkin bukan sebuah franchise yang dikenal oleh banyak orang selain pecinta game kartu karena pada dasarnya ia terlahir untuk pertamakalinya dari permainan kartu. Menariknya, pihak developer membuat banyak sekali video game untuk mempertahankan keberadaan franchisenya. Faktanya, selama beberapa bulan terakhir mereka memang tengah gencar mempromosikan gamenya. Salah satunya adalah MAGIC: ManaStrike dan game MMORPG barunya, MAGIC: Legends.

Game MMORPG gratis yang didesain oleh Cryptic Studios dan Perfect World Entertainment tersebut miliki gameplay tradisional MMORPG pada umumnya. Gamenya juga miliki gabungan combo skill dari deck kartu yang terlihat cukup menjanjikan. Dengan tampilan visual cell-shade yang cukup simple, sekilas terlihat bahwa gamenya bisa dimainkan oleh kamu yang sangat casual.

Namun sayang, sepertinya mereka tak berikan inovasi baru selain combo kartu untuk skillnya untuk saat ini. Terlihat hanya menjadi salah satu milking dari franchise MAGIC yang telah dibuat gamenya sejak tahun 1997 silam. Terlebih di Indonesia sendiri nama MAGIC bukan menjadi nama yang umum untuk dikenal. Menjadikannya game yang bisa jadi ampas di tahun 2020, jika mereka benar-benar yakin merilisnya tahun ini.


Ketujuh game di atas merupakan segelintir dari keraguan kami dan saya pribadi tentang game yang akan dirilis tahun 2020 nanti. Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hal ini adalah prediksi semata dan hanya pendapat pribadi dari saya. Tak perlu ditanggapi serius. Saya sendiri justru ingin ketujuh game yang masuk daftar melebihi ekspektasi saya pribadi. Lalu, menurutmu sendiri, apa saja game yang kemungkinan bisa jadi ampas di tahun ini?

Exit mobile version