Game MOBA kerap kali disandingkan dengan toxic. Hal ini dikarenakna game MOBA umumnya memerlukan kerja sama team untuk memenangkan pertandingan, dan ketika salah satu dari teman satu team mu melakukan kesalahan umumnya kita akan kehilangan kesabaran dan menyandingkan beragam kalimat untuk “memotivasi” mereka terlepas dari tujuan kata maupun kalimat tersebut.
Hal ini juga terjadi di game MOBA League of Legends yang memiliki reputasi untuk membuat orang marah dan menjadi toxic, namun sebuah penelitian mengejutkan para pemainnya dimana lebih dari 79 persen dari 3784 responden ternyata mendapatkan beragam pelecehan dari pemain lain bahkan setelah match berakhir. Pelecehan yang diberikan umumnya berupa penggunaan kalimat kasar dan kata – kata kotor, mendapatkan friend request berulang kali, dan ekslusif untuk pemain wanita, pelecehan seksual.
Survey ini pertama kali diberikan oleh seorang redditor yang bernama Celianna, yang membuat sebuah survey terkait dengan Lifestyle, Playstyle, Interaksi pemain, hingga role dan lane yang digunakan oleh para pemain League of Legends. Celianna sendiri membuat survey ini pada Januari 2020 dan mendapatkan 3784 responden, dan secara mengejutkan memberitahu bahwa pemain game MOBA tersebut ternyata sangat toxic saat bermain. (Jika kalian tertarik dengan infografis tersebut silahkan cek di link berikut)
Sebenarnya, secara pribadi penulis tak merasa terkejut terkait dengan 98% orang yang mendapatkan pelecehan dalam game, dimana hal tersebut digunakan untuk meluapkan kekesalan yang pemain dapatkan. Namun yang paling mengejutkan penulis adalah 79% pemain yang mendapatkan pelecehan setelah match berakhir. Hal ini tentu membuktikan bahwa tak hanya di Indonesia namun juga pemain luar, banyak yang memiliki mindset bocah yang kerjaannya memberikan toxic kepada pemain lain.
Baca lagi artikel menarik lain mengenai Game Moba, League of Legend, dan Artikel lain dari penulis kita Jay!