Setelah pertama kali diumumkan pada tanggal 5 Mei 2018 oleh perwakilan Kemenpora bahwa game MOBA Arena of Valor akan menjadi salah satu game yang akan dilombakan pada gelaran Asian Game ke 18th Jakarta-Palembang, timbul pertanyaan dari para penikmat game MOBA pantaskah game yang satu ini di perlombakan diajang bergengsi tersebut? Kenapa tidak Mobile Legends atau Vainglory yang dianggap lebih tenar (di Indonesia khususnya) yang diperlombakan di Asian Games? Oleh karena it Gamebrott bakal kasih kamu beberapa alasan kenapa AOV layak diperlombkan di ajang Asian Games.
Daftar isi
1. Hero Balance
Secara gameplay AOV dianggap balance dibandingkan MOBA Mobile yang lain
Saat berbicara game MOBA di platfrom mobile tentunya kita punya dua nama besar yang selama ini terus berasing dan seolah menengelamkan game MOBA mobile yang lain, yaitu AOV dan Mobile Legend. Lalu kenapa yang dipilih untuk Asian Games AOV? AOV sendiri dianggap memenuhi aspek game yang akan diperlombakan dalam urusan Hero Balance dimana equipment ataupun skin yang digunakan tidak menambah atribut ataupun stats. Jadi insiden diskualifikasi gara-gara pake skin nggak mungkin tuh terjadi di ajang sebesar Asian Games, karena di AOV sendiri skin hanya dianggap sebagai kosmetik atau merubah tampilan hero, sehingga tidak mempengaruhi kekutan hero yang kamu gunakan.
2. Liga dan Kompetisi Profesional yang Berjenjang
Komeptisi Profesional berjenjang yang jadi alasan AOV masuk Asian Games
AOV dianggap layak diperlombakan di ajang Asian Games, karena secara struktur Liga dan Kompetisi yang menjangkau keseluruhan level pemainnya baik dari newbie, semi-profesional sampai tingkat profesional. Setiap liga dan kompetisi tersebut memiliki kesinambungan, sebagai contoh di Indonesia sendiri melalui Valor Online Cup dan Tounament Battle of Valor, tim-tim terbaik yang menjadi pemenang dalam kompetisi tersebut dapat ikut serta di liga tingkat profesional di Indonesia yaitu AOV Star League (ASL). Pemenang dari ASL sendiri berhak mewaikili Indonesia diajang internasional, seperti tim Evos AOV yang pada pertengahan tahun 2018 nanti akan mewakili Indonesia di AOV World Cup di Los Angeles.
3. Bukan Cuma Terkenal di Indonesia
Dengan kepopulerannya AOV punya Piala Dunia sendiri
Meskipun Asian Games pada tahun 2018 ini diadakan di Indonesia, bukan berarti yang menjadi acuan dipilihnya sebuah game adalah game tersebut terkenal di Indonesia ataupun jumlah total unduhan di Google Play Store dan AppStore. Hal ini lah yang sering menjadi kesalahan para fans-fans militan MOBA “sebelah”, AOV sendiri dipilih karena kepopulerannya dan sudah dimainkan di lebih dari 85 negara di seluruh dunia, dan menjadi sebuah poin penting kenapa lembaga International e-Sports Federation memilih AOV sebagai salah satu game yang diperlombakan. Menariknya AOV sendiri memiliki 16 nama yang berbeda-beda disetiap negara di Dunia, seperti Lin Quan di Vietnam, Penta Storm di Korea, Realm of Valor di Thailand dan Strike of Kings di Negeri Tirai Bambu, sehingga total unduhan yang kalian lihat di Google Play Store atapun AppStore kalian hanyalah total unduhan di Indonesia saja.
4. Influencer dari Kalangan Orang Terkenal
Pewdiepie lagi main AOV
Tidak bisa dipungkiri AOV bisa diperlombakan kegelaran Asian Games, dikarenakan game yang satu ini memiliki Influencer dari kalangan orang-orang terkenal. Influencer AOV sendiri datang dari kalangan artis, selebgram, blogger, dan youtuber, dan dianggap cukup kuat untuk mempengaruhi followers mereka untuk bermain game MOBA yang satu ini. Untuk di Indonesia sendiri influencer AOV datang dari para artis dan youtuber seperti Raditya Dika, Bayu Skak, dan Pokopow. Sedangkan untuk diluar Indoensia ada nama-nama besar seperti Pewdiepie yang sudah tidak diragukan lagi popularitasnya. Selain itu ada lagi Hanz Zimmer, seorang komposer dibalik film-film terkenal seperti Batman The Dark Knight dan Inception yang mengarap musik di AOV, dianggap mampu memberikan pengaruh sehingga membuat lembaga International e-Sports Federation melirik game yang satu ini untuk dipertandingkan di ajang sekelas Asian Games.
5. Nama Besar Tencent
Ada nama besar Tencent dibalik diperlombakannya AOV diajang Asian Games
Sadarkan kalian dari keenam game yang diperlombakan di ajang Asian Games lima diantaranya adalah game-game yang masih ada keterkaitannya dengan Tencent? Tencent sendiri adalah sebuah perusahaan teknologi asal China yang awalnya bergerak di sektor digital dan sektor game, dimana perusahaan ini memegang saham atas AOV dan publisher-publisher besar seperti Riot, Blizzard, serta Supercell. Tencent yang bisa dibilang merajai bisnis di kawasan Asia disektor digital dengan total nilai saham USD500 miliar tentunya memiliki nilai tawar yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain untuk memasukan gamenya di ajang Asian Games. Dengan fakta tesebut tentunya Tencent memiliki sebuah andil besar kenapa game-game dibawah naungannya bisa diperlombakan diajang bergengsi selevel Asian Games. Jadi bukan hal yang aneh kenapa game-game yang berada di naungan Tencent seperti AOV, LOL, Clash Royale, Hearthstone, dan Starcraft 2 diperlombakan di ajang Asian Games.
6. Migrasi Pro Player Mobile Legends ke AOV
iFlekzz salah satu pro player Mobile Legends yang migrasi ke AOV
Saat pertama kali diumumkan bahwa AOV akan diperlombakan dalam ajang Asian Games, banyak para fans Mobile Legends bergejolak dan mempertanyakan kenapa AOV yang dipilih? Sesuai dengan poin 5 diatas, bahwa influencer suatu game mengambil peranan penting dalam kesuksesan game itu sendiri, hal itu terbukti dengan banyaknya pemain pro playaer Mobile Legends yang bermigrasi ke AOV seperti iFlekzz, Blue Panda, dan Zxuan. Seperti Blue Panda yang beranggapan bahwa Mobile Legends yang terlibat banyak kasus hukum, sehingga membuat dia merasa jenuh dan memutuskan untuk berhenti bermain. Sedangkan iFlekzz beralasan kenapa dia memilih memainkan AOV karena merasa turnamen yang diselenggarakan untuk Mobile Legends di negara Eropa sangat jarang. Tentunya dengan kehilangan para influencer tersebut membuat kepopuleran Mobile Legends luntur, sehingga tidak heran kenapa AOV yang dipilih untuk diperlombakan di ajang Asian Games.
7. Aman dari Isu-isu Plagiat
Hero-hero DC di AOV asli dan berlisensi
Di poin kedepalan ini perdebatan “Kenapa bukan Mobile Legends yang kepilih?” sepertinya kembali muncul. Permasalahan dan berbagai kasus yang menimpa Mobile Legends sendiri dianggap memiliki peranan penting kenapa penyelenggara Asian Games lebih memilih AOV. Dibandingkan AOV yang jauh dari kasus hukum dan pemberitaan miring, Mobile Legends sendiri sampai sekarang masih bermasalah dengan salah satu pengembang Riot Games, karena menganggap konten-konten dalam Mobile Legends menjiplak dari game League of Legends. Selain itu banyaknya pemberitaan miring seperti permasalahan topup ilegal, drama-drama para pemainnya, dan isu mantan pekerja yang curhat melalui situs reddit tentang bagimana internal Mooton, masih menghantui game besutan pengembang asal negeri Tirai Bambu tersebut. Semua permaslahan tersebut merupakan masalah serius bagi sebuah brand, dan tentunya dari pihak penyelenggara Asian Games tidak ingin mengambil resiko dengan memasukan game yang memiliki permasalahan copyright dan kasus hukum. Jadi wajarkan kenapa yang dipilih AOV?
8. Faktor-faktor Lain
Mungkin AOV memang sudah ditakdirkan masuk Asian Games
Tentunya ada faktor-faktor lain yang memiliki andil besar kenapa AOV diperlombakan diajang Asian Games. Menurut ramalan pada tanggal 5 Mei 2018 dimana bertepatan dengan pegumuman AOV akan diperlombakan diajang Asian Games, arah angin memang sedang bertiup dari arah barat dengan kelembaban konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut yang dapat mencapai 3% atau setara dengan 30 °C. Dimana hal tersebut dapat mempengaruhi peningkatan hasil cabai dikawasan Asia sehingga para penikmat makanan pedas khususnya pecinta pecel lele dan tempe penyet dapat menikmati sambel yang super pedas. Sehingga hal tersebut mendorong para pecinta makanan pedas di lembaga International e-Sports Federation mendapat bisikan gaib untuk memilih AOV sebagai salah satu game yang diperlombakan diajang Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
Meskipun pada ajang Asian Games Jakarta-Palembang 2018 nanti AOV sendiri hanya akan menjalani pertandingan eksebisi, namun hal ini menjadi kabar gembira bagi para gamer karena dengan masuknya AOV dan kelima game lain ke ajang Asian Games menunjukan masadepan yang cerah bagi dunia e-Sports. Hal tersebut membuktikan bahwa dunia e-Sports mulai mendapatkan pengakuan di mata dunia. Bukan tidak mungkinkan setelah Asian Games cabang e-Sports juga bakal diperlombakan diajang Olimpiade? Bukan tidak mungkin jugakan setelah AOV, Mobile Legends juga bakal diperlombakan diajang bergengsi selevel Asian Games dan Olimpiade?