8 Hal Yang Terjadi Jika AOV Tidak Pernah Dirilis!

LALALALA

Kesuksesan game yang berada dibawah naungan Tencent Games dan Garena Indonesia ini belakangan ini telah berhasil menarik banyak berbagai kalangan untuk memainkannya. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya kompetisi yang berjenjang baik dari tingkat amatair hingga profesional, selain itu pada bulan September yang lalu AOV berhasil menjadi salah satu game yang diperlombakan dalam ajang bergengsi Asian Games 2018. Tentunya hal-hal tersebut semakin menunjukan bahwa AOV memiliki pengaruh yang besar pada dunia game saat ini. Namun bagimana jadinya bila AOV tidak pernah dirilis? Apakah yang akan terjadi? Berikut 7  hal yang terjadi jika AOV tidak pernah dirilis!


1.Asian Games Hanya akan Memperlombakan 5 Game!

Diurutan pertama ini ada sebuah fakta yang mungkin tidak akan terbantahkan yang berhasil diraih oleh AOV pada bulan Agustus yang lalu. Pasalnya game yang dikembangkan oleh Tencent Games ini masuk sebagai salah satu game yang diperlombakan dalam aja eksibisi bersama 5 game lain, diantaranya PES 2018, League of Legends, Clash Royale, Starcraft II, dan Hearthstone. Bayangkan seandainya AOV tidak pernah dirilis, tentunya gelaran bergengsi tersebut hanya akan diikuti oleh 5 game saja, mengingat dua pesaing utamanya yaitu Mobile Legends dan Vainglory memiliki faktor-faktor yang membuat game tersebut tidak diperlombakan diajang sebesar Asian Games. Mobile Legends sendiri sebelumnya sempat bermasalah dengan Riot Games, karena dianggap konten-konten dalam Mobile Legends menjiplak dari game League of Legends. Sedangkan untuk Vainglory meskipun memiliki gameplay yang kompetitif ketenarannya dikawasan Asia masih kurang dan lebih banyak dimainkan dikawasan Eropa.


2.Perang Fanboy MOBA Analog Tidak Pernah Terjadi!

Bayangkan jika AOV ataupun Mobile Legends tidak pernah dirilis tentunya keamanan dan ketentraman dunia sekarang ini masih terjadi. Semenjak pecahnya perang Fanboy MOBA Analog beberapa tahun belakangan ini, postingan-postingan tentang AOV ataupun Mobile Legends sering dijadikan sebuah medan pertempuran dari para keyboard warrior. Jika kamu-kamu meniliki postingan fans page resmi Mobile Legends atau AOV, dan sedikit melihat ke kolom komentarnya banyak para pemain dari kedua yang saling ribut membela game kesayangan mereka. Para keyboard warrior ini silih berganti memberikan komentar-komentar yang kadang menjelek-jelekan satu sama lain, dengan sebutan plagiat ataupun MOBA 7M. Tentunya perang fanboy dari kedua game yang sebenarnya berasal dari engine yang sama ini tak akan pernah terjadi jika AOV tidak pernah dirilis. Permasalah utama dari perang ini sebenarnya berada pada saling klaim “Game siapakah yang pertama kali dirilis?” Mobile Legends sendiri dirilis pada tanggal 11 Juli  2016 sedangakan AOV sendiri dirilis pada 26 November 2015. Tapi permasalahan utamannya adalah, Mobile Legends sendiri yang terlebih dahulu masuk ke Indonesia dan hal itulah yang membuat para pemain ML kompak mengatakan bahwa AOV adalah penggekor dari game buatan Mootoon ini. Seandainya AOV tidak perang dirilis, dunia persilatan tidak akan pernah sekacau ini.


3.Game MOBA Analog Selalu Identik dengan Platfrom Mobile

Selain berhasil menorehkan prestasi yang membangkan sebagai game MOBA Mobile yang berhasil diperlombakan pada ajang bergengsi Asain Games 2018 Jakarta-Palembang, pada bulan September AOV kembali menorehkan sejarah baru sebagai game MOBA Mobile yang hadir diconsole Nintendo Switch. Pihak Tencent menyebutkan diluncurkannya AOV versi Nintendo Switch dikarenkan besarnya sambutan dari para fans game yang sebelumnya dirilis di IOS dan Android tersebut. Bisa dibilang AOV versi Switch sendiri adalah game tersendiri karena secara tampilan yang bisa dibilang sangat memukau dan secara server terpisah dari versi mobilenya. Bayangkan jika AOV tidak pernah dirilis hingga sekarang, tentunya Game MOBA Analog hanya akan berada dibalik bayang-bayang platfrom mobile saja, dengan dirilisnya AOV di Switch sendiri seolah-olah mengangkat derajat game MOBA Analog sebagai game yang bisa menembus console mainstream sekelas Nintendo Switch.


4.Trend Kolaborasi MOBA Analog dan Franchise Terkenal Tidak akan Terjadi!

Buat kamu yang pengen topup Google Play, Steam Wallet, PlayStation Network, ataupun Nintendo eShop yang paling murah dan terjamin, coba cek RRQ TopUp ya! Jangan lupa juga, gunakan kode voucher “GAMEBROTT” di RRQ TopUp untuk dapet potongan harga spesial buat kamu.

Kehadiran Batman dan berbagai karakter DC Universe dalam game garapan Tencent ini sendiri bisa dibilang menjadi daya tarik tersendiri bagi para fans-fans untuk memainkan AOV. Bisa dibilang kesuksesan AOV saat ini dipengaruhi oleh andil besar karakter-karakter DC seperti Batman, Superman, Wonder Women, dan Joker. Sejauh ini AOV sudah dirilis dan dimainkan lebih dari 80 juta pemain aktif setiap harinya dan 100 juta pemain aktif yang telah memainkannya. Bayangkan saja jika Batman dan karakter-karkater DC lain, tidak pernah berkolaborasi dengan AOV, tentunya trend MOBA-MOBA analog lain seperti Onmyoji Arena dengan karakter anime dari Inuyasha, Warsong dengan karakter dari Franchise SNK, dan Non Human Academy dengan karakter anime My Hero Academia tidak akan pernah terjadi. Meskipun bukan menjadi yang pertama, bisa dibilang trend kolaborasi yang dihadirkan AOV dengan menghadirkan karakter DC membuat game MOBA analog lain mengikuti langkah yang diambil oleh AOV.


5.Kadar Toxic di Udara Menipis!

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap game tentunya memiliki pemain yang berkelakukan “toxic”, dimana pemain tersebut serang menyerang individu dengan kata-kata kurang pantas dan kadang sedikit mengarah kepada provokasi. Namun belakang ini seiring dengan kesuksesan dua game MOBA Analog yaitu AOV dan Mobile Legends, tingkat ketoxickan semakin tercemar dan meningkat. Hal tersebut ada benarnya juga, jika kalian sering menjumpai berbagai video di social media sendiri, banyak anak-anak usia dini memainkan game-game tersebut dan sering mengucapakan kata-kata kurang pantas saat bermain. Stigma inilah yang terbangun dimasyarakat bahwa kebanyakan pemain game MOBA Analog yang notabene didominasi oleh anak-anak terkenal dengan ketoxickannya. Bayangkan AOV tidak pernah dirilis, kemungkinan besar kadar Toxix dikalangan gamer akan sedikit menipis, mengingat banyak orang-orang awam menganggap game MOBA analog adalah sumber ketoxickan.


6.”Istilah 8bit” dan “Skin Naikin Status” Tidak akan Pernah ada!

Seiring meruncingnya perasingan antara Mobile Legends dan AOV banyak bermunculan istilah-istilah aneh yang ikut meramaikan persaingan kedua game MOBA analog tersebut, Istilah tersebut bisanya dipicu pada kejadian seperti istilah 8bit pada Mobile Legends, hal tersebut muncul karena banyak fans dari AOV membandingkan tampilan grafik Mobile Legends dan AOV yang sangat berbeda jauh, mereka beranggapan tampilan AOV HD, sehingga muncul istilah tersebut. Berbeda lagi dengan istilah “Skin kok naikin status” dimana isitilah tersebut muncul karena banyak fans AOV yang protes dimana skin Mobile Legends menaikan status dan membuat game tersebut tidak balance. Bayangkan, seandainya AOV tidak pernah dirilis, pastinya fans-fans AOV tidak pernah mempermasalahakan hal-hal tersebut dan tentunya para fans Mobile Legends bisa hidup tenang, dengan tampilan game dan fitur skin yang mereka miliki. Namun ternyata takdir berkata lain,dan persainga kedua MOBA tersebut melahirkan istilah-istilah tersebut.


7.Generasi Milenial Tidak akan Mengenal Wiro Sableng!

Tentunya kita perlu berterimakasih dengan Garena Indonesia dan AOV yang sudah menghadirkan salah satu tokoh legendaris asal Indonesia di yaitu Wiro Sableng. Wiro Sableng sendiri adalah salah satu tokoh legendaris asal Indonesia yang diadaptasi dari komik karya Bastian Tito dan sempat mendapatkan serial filmnya disalah satu TV nasional. Wiro Sableng sendiri bisa hadir berkat Garena Indonesia yang berkerjasama dengan Lifelike Pictures dan Caravan Studio, bertepatan dengan perilisan film terbaru dari Wiro Sableng pada bulan Agustus 2018. Berkat hal itulah Wiro Sableng hadir dalam AOV sebagai salah satu hero bertipe Warrior/Tank, tentunya hal ini memiliki andil besar dengan adanya kerjasama Garena AOV Indonesia dengan Lifelike Pictures dan Caravan Studio, karakter yang identik dengan kalimat “Muridnya Gendeng, Gurung Sableng” ini bisa dikenal oleh generasi milenieal, khususnya para pecinta game AOV. Bayangkan saja jika AOV tak pernah dirilis, tentunya kita hanya akan mendengar kisah legendaris pahlawan yang identik dengan kapak geni 212 ini melalui cerita dari orang tua,atapun kakek, nenek, kita.


8.Mobile Legends Menjadi Game MOBA Analog Nomer #1

Fakta terakhir ini sepertinya ada satu fakta yang tidak bisa terbantahkan oleh siapapun, pasalnya jika hingga saat ini AOV tidak pernah dirilis bisa dipastikan bahwa Mobile Legends akan menjadi game MOBA Analog #1 di Indonesia, bahkan hingga dunia. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan persaingan ketat AOV dan Mobile Legends beberapa tahun belakangan ini. Persaingan tersebut bukan hanya sekedar sebatas gameplay, namun sudah merambah hingga tingkat fans, influencer, tingkat keunikan hero, dan perang lisensi dengan menghadrikan hero-hero dari franchise terkenal lain. Bayangkan saja jika AOV tidak pernah rilis, bisa dipastikan Mobile Legends, akan menjadi MOBA Analog nomer #1 di Indonesia, hal tersebut dibuktikan dengan elemen-elemen Indonesia dalam game MOBA buatan Moonton ini,  dengan ketersedian Mobile Legends dalam bahasa Indonesia, hero-hero asli Indonesia seperti Gatot Kaca dan Kadita, serta gamenya yang tergolong simple dimainkan,  bisa dipastikan Mobile Legends bisa menyingkirkan game-game seperti Vainglory, Warsong dan Non Human Academy dengan mudah. Untuk AOV dirilis yaa brott!

Exit mobile version