Mini PC tampaknya masih belum bisa jadi tolak ukur untuk penuhi kebutuhan komputasi di zaman now, termasuk gaming. Ukurannya yang kecil biasanya identik dengan kemampuan ala kadarnya, dan takkan bisa menyaingi kemampuan dari PC pada umumnya.
Hal ini wajar, dikarenakan ukuran dari PC mayoritas memiliki yang bongsor, entah itu ukuran tower, mid-tower, mini-tower, yang dengan mudahnya mampu diisi komponen dengan ukuran yang sesuai preferensi.
Melalui artikel santai kali ini, kami akan coba hadirkanmu alasan mengapa Mini PC kurang disukai oleh gamer, terlebih untuk memainkan games kekinian.
Daftar isi
Mini PC Identik Tak Ada Tenaga
Sejujurnya, bukan salah gamer ketika menganggap Mini PC memiliki sejumlah keterbatasan, salah satunya adalah kemampuan untuk menjalankan bermacam games kekinian. Penulis sendiri yakin, yang terbesit di pikiran gamer saat dijejali komputer ringkas amat sangat terbatas kemampuannya untuk sehari-hari yang lebih cocok untuk menjalankan Office.
Mari kita ambil contoh Intel NUC yang beredar di Indonesia, yang kebanyakan hanya dibekali prosesor entry-level sekelas Intel Celeron, yang mana menyumbang andil pembenaran dan standarisasi dari gamer bahwa kemampuan komputer kecil ini tak akan cocok untuk menjalankan aplikasi berat.
Amat sangat mungkin hal ini disebabkan oleh distribusi komponen terbaru yang kurang merata, atau kurang diminati karena pemikiran di atas, meski faktanya di tanah air, ada juga kok Intel NUC yang dibekali prosesor Intel Generasi ke-12, walau tidak menghilangkan fakta keterbatasan komponen yang dapat kita manfaatkan.
Alhasil, hal ini kian mengukuhkan pemikiran bahwa Mini PC memang tidak bertenaga untuk diajak main game. Ditambah fakta luncurnya prosesor kekinian masih dirasa kurang bertenaga hanya untuk menjalankan game ringan sekelas Genshin Impact atau Honkai Star Rail pada resolusi 1080P, terutama pada prosesor Intel.
Padahal, kalau kita kesampingkan NUC yang selalu jadi ‘primadona’ komputer berukuran ringkas, masih ada kok alternatif lain yang terbukti mampu menjadi alternatif yang tidak kalah menarik, dari harga dan kemampuan komputasi secara keseluruhan tentunya.
Bukan bermaksud untuk mempromosikan atau menjadi fanboy, namun menurut penulis pribadi, kandidat terkuat untuk kategori Mini PC untuk saat ini hanya dipegang oleh Asrock dengan lini DeskMini, dan kalau membutuhkan fleksibilitas lebih untuk menambah VGA, bisa melirik DeskMeet.
Tidak ada yang melarang, membatasi, atau mengungkung manufaktur untuk meluncurkan produk ‘ala kadarnya’. Namun, bukankah justru lebih baik bila ada yang berubah tiap tahunnya?
Nah, inovasi semacam itulah yang dibutuhkan supaya gamer tidak menilai PC kecil hanya mampu untuk mengerjakan tugas atau sekadar nonton film semata.
Kecil, Namun Cepat Panas!
Alasan lain mengapa PC kecil ini kurang disukai oleh gamer kemungkinan ialah terlalu cepat menjadi panas. Padahal hal ini wajar dikarenakan case-nya memiliki dimensi teramat kecil dan dapat dibawa kemana-mana.
Bukan rahasia bila suhu panas adalah musuh untuk komponen elektronik. Walau pada dasarnya komponen tersebut memang dirancang untuk bekerja sampai suhu tertentu, namun yang ditakutkan oleh gamer pada Mini PC ini ialah kemungkinan terjadinya throttle yang membuat komputer menjadi terseok-seok saat mencapai suhu tertentu.
Salah satu cara untuk mengantisipasi panas ini ialah dengan membeli HSF ternama yang memang dikhususkan untuk komputer kecil. Sebut saja di antara merk yang ramai digunakan di komunitas adalah Noctua, karena memang menawarkan kualitas, daya tahan yang baik, dan kemampuannya yang tak usah diragukan.
Penulis yang saat ini gunakan DeskMini X300 dengan prosesor AMD Ryzen 5 5600G pada kecepatan 3.8GHz 1.1V, iGPU 2.000MHz 1.1V, dan Precision Boost Overdrive Off, yang ditemani HSF Noctua NH-L9A Chromax, masih sangat mampu untuk menjalankan Apex Legends pada 900P dengan rerata suhu 54-58c.
Di mana pada tahun sebelumnya, penulis yang masih memakai prosesor Athlon 200GE dan HSF bawaan prosesor, dan saat mengajak PC untuk memainkan Genshin Impact pada resolusi 720P, suhunya malah menembus sekitaran 72-74c.
Jadi, pemikiran di mana PC mini memiliki masalah suhu terbukti didominasi oleh kombinasi komponen di dalamnya. Malahan, seharusnya komputer mini wajib disertakan sistem pendinginan yang tentunya memadai, dan bukan hanya menjual mahalnya kata ‘kecil’ tanpa memberikan peningkatan apapun.
Masih dan Terlalu Didominasi oleh Intel
Alasan terakhir mengapa Mini PC kurang disukai oleh gamer ialah fakta di mana kebanyakan komputer terlalu didominasi oleh Intel. Di mana kemampuan prosesor kubu biru ini terbatas hanya mampu untuk menjalankan aplikasi produktivitas semata, lain halnya prosesor kubu merah AMD yang lebih fleksibel.
Kembali penulis ingatkan tak ada maksud untuk menjelekkan Intel dan jajaran komputer mininya, namun hal ini merupakan fakta di lapangan yang tidak dapat dielakkan. Mungkin saja mayoritas lebih nyaman memakai Intel, namun kalau sudah bicara main game, kemampuan grafis terintegrasi dari Intel sama sekali bukan solusi yang bijak.
Padahal, kalau prosesor AMD digalakkan untuk pemakaian komputer mini pada umumnya, akan makin banyak gamer yang terpenuhi kebutuhannya. Tidak usah gembar-gembor prosesor keluaran 2022, prosesor sekelas AMD Ryzen 3 3200G yang hanya memiliki 4 core dan 4 thread masih sangat bisa kok memainkan Apex Legends di 720P (atau mungkin 900P).
Gimana dengan Intel? Apakah kemampuan grafis terintegrasinya sekuat AMD?
Well, kalau boleh jujur, jawabannya ya jelas mustahil. Kalau hanya sekadar ‘menjalankan’ game-nya aja sih bisa-bisa saja, tapi kalau sudah berbicara kenyamanan saat main game-nya, prosesor Intel saat ini mustahil memberikan kemampuan grafis terintegrasi yang memadai.
Jadi, tidak usah heran kalau banyak sekali gamer dengan budget terbatas pun akan merekomendasikan prosesor AMD (bahkan pada komputer desktop), dikarenakan memang menawarkan kemampuan yang termasuk lumayan untuk standar ukuran zaman now.
Kesimpulan
Yah itulah alasan kenapa Mini PC yang sampai saat ini kurang disukai oleh gamer. Di mana tiga alasan di ataslah yang menjadi pondasi terkuat dan membatasi perkembangan komputer mungil nan ringkas ini di pasaran.
Gak salah juga kok kalau mayoritas gamer menyimpulkan Mini PC hanya bisa memainkan game-game ringan saja, karena ya kembali ke fakta di mana kebanyakan hanya didominasi prosesor Intel dengan kemampuan grafis terintegrasi yang lemah.
Namun, di lain sisi gamer juga tidak bisa meremehkan PC ringkas lainnya yang ditanamkan prosesor AMD, karena kemampuan grafis terintegrasinya masih terbukti enak dan nyaman diajak untuk menjalankan game sekelas Apex Legends.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com