Amerika Tuding TikTok Jadi Mata-Mata China

tiktok e1575443543372

Amerika baru-baru ini kembali menuduh sebuah aplikasi dengan developer asal negeri Tiongkok sebagai mata-mata negara. Setelah beberapa waktu lalu mereka menuduh Huawei, kali ini aplikasi TikTok menjadi sasaran dari negeri paman sam tersebut.

Dalam tudinganya tersebut, Amerika menuduh tiktok secara diam-diam memanen data dari para pengguna aplikasi itu dan mengirimkanya ke China. Tudingan tersebut tertulis dalam sebuah gugatan class action yang diajukan ke pengadilan negeri California pada minggu lalu.

Didalam gugatan tersebut, Amerika juga menuding jika TikTok dan perusahaan induknya, Bytedance. Dengan tanpa izin, mereka mengambil draft konten-konten dari para pengguna, selain itu mereka dinilai memiliki kebijakan privasi yang tak jelas.

Kejadian ini juga diperparah setelah, pada beberapa bulan lalu, warga Palo Alto dari California yang bernama Misty Hong menuntut ByteDance, TikTok dan Musical.ly karena diduga melanggar undang-undang penipuan komputer federal, serta hak konstitusi untuk privasi dan hukum.

Dalam gugatanya, Hong menggugat perusahan-perusahaan tersebut karena mencuri data pribadi miik Hong. Menurutnya, dirinya tak pernah sekalipun mengupload video pendeknya ke aplikasi tersebut. Namun dirinya memang mengakui jika sempat membuat sekitar lima hingga enam video menggunakan aplikasi itu. Walaupun tak menguploadnya, ternyata video itu sudah disebar oleh TikTok tanpa sepengetahuan Hong.

Buat kamu yang pengen topup Google Play, Steam Wallet, PlayStation Network, ataupun Nintendo eShop yang paling murah dan terjamin, coba cek RRQ TopUp ya! Jangan lupa juga, gunakan kode voucher “GAMEBROTT” di RRQ TopUp untuk dapet potongan harga spesial buat kamu.

“TikTok juga mengumpulkan data penggunanya, termasuk kontak telepon dan jejaring sosial, alamat email, alamat IP, lokasi, dan informasi lainnya. TikTok juga diduga menggunakan taktik yang berbeda untuk menyembunyikan bahwa mereka mentransfer data pengguna. Bahkan, ketika pengguna menutup aplikasi, mereka masih memanen data biometrik dan pengguna,” tulis gugatanya.

Kejadian-kejadian diatas tentu saja membuat masyarakat menjadi khawatir tentang persoalan data pribadi yang seharusnya menjadi privasi masing-masing orang, namun malah digunakan dan diperjual belikan.

 

Sumber : Detik


Jangan lupa untuk membaca artikel dan berita terupdate lainya tentang tech dari Rizki

Exit mobile version