Apa Pendapat Developer Game Lain Tentang No Man’s Sky?

No Mans Sky Fighter Cockpit

No Man’s Sky, game bulan ini yang begitu heboh dibicarakan oleh gamer dan juga jurnalis game. Dengan 18 quintilion planet yang procedurally generated sebagai fitur andalannya, jutaan gamer langsung heboh ingin tahu seperti apa sebenarnya game ini.

Dan hasilnya, game ini dapatkan review yang campur aduk dari para kritikus serta gamer. Beberapa orang senang dengan game ini walau mereka tak anggap sebagai game ini masuk dalam kategori masterpiece, namun banyak juga yang merasa kalau game ini terlalu repetitif serta membosankan.

Tapi ini hanya sekedar pendapat para kritikus serta gamer, bagaimana dengan pendapat developer game lain? Inilah yang dilakukan oleh Gamasutra yang telah menanyai beberapa game developer apa pendapat mereka tentang game terbaru dari Hello Games ini.

Samantha Kalman, director dari Timbre Interactive yang membuat game puzzle berjudul Sentris ini berikan pendapat ringkasnya. “Menurut saya NMS merupakan suatu prestasi yang amat besar.”

Alexis Kennedy, penemu dari Failbetter serta sebagai creative director dari Sunless Sea dan Dragon Age : The Last Court, mengungkapkan bahwa dia menyukai No Man’s Sky, namun sulit untuk menjelaskan pengalaman uniknya tersebut.

“Bayangkankan sebuah alternate universe dimana Star Trek namun tanpa cerita ataupun karakter, hanya sebuah planet yang berbeda warna dengan bebatuan yang berbentuk aneh dan boneka animatronic baru di tiap minggunya; tapi Nicolas Roeg yang menyutradarai film ini dan Jin Henson yang membuat boneka-boneka tersebut. Aku akan tonton setidaknya beberapa episode dari acara itu.”

Pendapat yang detil datang dari Joseph Humfrey, co-founder dan Inkle Studios yang pernah membuat 80 Days, sebuah game yang mendapatkan banyak penghargaan di 2014 lalu untuk game mobile.

“Pengalaman pertamaku dengan game ini adalah menghabiskan 2-3 jam pertama mengelilingi planet pertama mencari zinc, dan ternyata ini lebih sukar dipahami dari yang kukira,” jelasnya. “Musuh serta suasana planet yang gersang mulai membuatku merasa seperti di No Man’s Land. Hal ini membuatku penasaran betapa sulitnya bagi mereka untuk menyeimbangkan gameplaynya ketika setiap orang dapatkan pengalaman yang berbeda-beda.”

“Procedural generated mungkin menjadi fitur yang sangat hebat dalam membuat sebuah level, tapi kamu tetaplah harus berhati-hati dalam pemakainnya khususnya jika hal tersebut mempengaruhi kualitas gameplay,” Tambah Humfrey.

Robin Hunicke, co-founder Funomena serta produser dari Journey memberikan pendapatnya terhadap game ini dari segi moral dan ideologi.

“Saya merasa bersalah untuk memungut sumber daya planet di game ini, khususnya melihat saya harus menembaknya. Ketika aku menyadari keberadaan Sentinel yang akan menyerang saya berdasarkan dari tingkat ‘rampasan’ saya — saya rasa desainer dari game ini telah lakukan sesuatu yang bagus akan hal tersebut. Aku senang disaat game tidak membiarkanmu bisa mengambil apa saja yang kamu mau dari tempat tersebut (atau penduduknya) untuk bertahan hidup.”

Dan yang terakhir, Walt Williams, penulis dan narrative designer dan Spec Ops : The Line dan Borderlands : The Pre-Sequel memberikan pendapat yang sangat positif untuk No Man’s Sky walau dia merasa kecewa dengan tak adanya inovasi baru yang diterapkan untuk game tersebut.

“No Man’s Sky adalah game yang sangat indah namun dihalangi oleh mekanik game yang ‘ekspansionis.” ucapnya lewat Twitter

“Mereka mampu untuk membuat dunia dan spesies yang jumlahnya tak terbatas, namun mereka tak mampu untuk membuat sesuatu yang baru akan hal tersebut.”

“Tak ada ide yang baru yang diterapkan; hanya sekedar kemajuan teknis yang baru. Ringkasnya : Grafis yang indah, pengalaman keliling alam semesta dari darat ke luar angkasa yang sangat mulus, berhak dimainkan hingga 50 jam, 10/10” Ringkas Walt.

Bagaimana dengan Brott sendiri? Apakah Brott menyukai pengalaman kamu dengan game No Man’s Sky sejauh ini? Jelaskan di komen.

Source : Gamasutra

 

Exit mobile version