Eksistensi dari Integrated Graphic Processing Unit alias iGPU sudah cukup lama ada. Kalau brott termasuk sepuh, tentu akan tahu salah satu di antaranya adalah integrated semacam Intel HD. Biasanya, kehadiran dari integrated ini senantiasa dimanfaatkan untuk sekadar jalankan aplikasi yang tak menuntut visual fantastis.
Hal tersebut cukup wajar, karena kebutuhan komputasi tiap individu pastilah berbeda dan takkan sama. Bahkan, ada saja kok mereka yang memainkan permainan kasual setaraf Plant VS Zombies, atau Counter Strike dengan memanfaatkan integrated prosesor.
Namun, berkat inovasi di dunia teknologi, kemampuan iGPU saat ini bahkan tak kalah dari VGA diskrit yang saat ini umum direkomendasikan pada sebuah rakitan. Walau tentu saja takkan bisa kalahkan VGA mid-end, tetapi tetap saja kinerjanya patut diapresiasi.
Pertanyaannya, gimana sih relevansi iGPU di zaman now kalau dewasa ini masih banyak yang meremehkannya? Melalui artikel ini, kami akan coba kupas miskonsepsi tersebut, karena gaming tak melulu harus tuntut VGA.
Disclaimer:
Artikel terkait relevansi iGPU ini sama sekali tak bermaksud untuk menjatuhkan brand atau hal ‘aneh’ lainnya, tetapi untuk meluruskan miskonsepsi yang terjadi pada masyarakat. Di mana kehadiran sebuah VGA akan selalu dibutuhkan untuk dapat memainkan game, padahal kenyataannya tidaklah demikian.
Daftar isi
Kemampuan dari iGPU Kini Cukup Mantap
Umumnya, di saat kita Rakit Komputer, tidaklah sedikit dari mereka yang akan rekomendasikan VGA untuk temani eksistensi sebuah komputer, di mana hal ini tentunya demi alasan kesempurnaan, atau faktor lainnya.
Kenyataannya, gaming takkan melulu butuhkan VGA, karena semua akan kembali kepada kebutuhan para pemiliknya. Termasuk di antaranya penulis yang saat ini pakai iGPU untuk temani produktivitas dan gaming meski tipis-tipis. Yah, sebut saja game sekelas Genshin Impact, eksplor sana-sini demi kumpulkan resource.
Meski di saat memainkannya pada resolusi 1080P tak melulu 60 FPS, tetapi tetap saja kemampuan dari integrated ini sudah lebih dari cukup untuk memainkan sebuah game secara kasual. Idealnya sih, kemampuannya termasuk memadai untuk jalankan bermacam game pada resolusi 900P.
Menariknya, kemampuan untuk olah visual secara terintegrasi tersebut baru bisa dieksekusi oleh kubu merah AMD secara efisien. Memberikan besaran frame per second cukup ‘tumpah’ untuk sekelas integrated. Kubu biru? Bisa sih, tapi tetap gak seoptimal itu pada lini prosesor murahnya, brott.
Gaming Gak Melulu Harus Rata Kanan
Kenyataannya, masih banyak gamers yang menilai bahwa saat kita memainkan game, haruslah rata kanan, sampai membuat statement macam ‘untuk apa main game kalau tidak bisa rata kanan dan menikmati jerih payah developer-nya.’
Menurut penulis, ini adalah miskonsepsi cukup parah, di mana main game tak melulu harus rata kanan, terlebih bila incar cerita. Malahan masih lebih baik bisa memainkannya daripada tidak bisa sama sekali, ‘kan? Selama kita nyaman memainkannya, tidak ada salahnya, ‘kan?
Padahal mereka yang mau ‘sekadar bisa memainkan’ sebuah game takkan mungkin incar visual fantastis. Faktor terpenting ialah mereka masih bisa mainkan game tersebut pada resolusi tertentu tanpa masalah.
Yah penulis cukup awas sudah semakin banyak saja yang sadar akan hal tersebut, tetapi tetap saja hal ini akan cukup menarik untuk dibahas, setidaknya untuk dapat dijadikan referensi tambahan dalam Rakit Komputer. Intinya, selama itu bisa menyentuh 60 FPS, why not?
Prosesor Tertentu Tak Boleh Ditandem dengan VGA Diskrit
Miskonsepsi lainnya dalam Rakit Komputer yang cukup umum ialah prosesor tertentu tak boleh ditandem VGA diskrit sama sekali, karena justru akan hilangkan esensi dari prosesor unik itu sendiri.
Penulis contohkan, ada individu yang menyindir gamer lain yang kebetulan gunakan kombinasi prosesor AMD Ryzen 3 3200G dan VGA AMD RX 570. Padahal, secara teknis hal tersebut sama sekali bukanlah masalah, karena toh integrated dari prosesor tersebut dapat dipakai di saat terdesak.
Atau contoh lainnya, kombinasi prosesor AMD Ryzen 5 5600G dan VGA AMD RX 6700 XT, di mana penulis sama sekali tak lihat ada yang salah pada komputer tersebut.
Padahal, pada kebanyakan kasus, mereka yang memakai kombinasi prosesor tersebut antara membutuhkan kemampuan olah visual tambahan yang tak bisa dihasilkan integrated, atau malah baru ini memiliki alokasi dana untuk membeli VGA diskrit. Namun, hal tersebut hanya berlaku untuk kubu merah AMD.
Hal ini takkan berlaku untuk kubu biru Intel dikarenakan kemampuan dari integrated-nya benar-benar seadanya. Belum bisa dikatakan ‘gaming-grade’. Malahan tak masuk akal kalau brott semua membeli prosesor setaraf Intel Core i5-12600K hanya untuk sekadar mainkan Genshin Impact, ‘kan?
‘Kan tetap bisa? Ya memang bisa, tapi secara value, hal tersebut justru mematikan relevansi dari iGPU yang kita bahas. Lagian, kalau ada dana untuk membeli prosesor sekelas Intel Core i5-12600K, bukannya justru bisa membeli kombinasi prosesor dan VGA diskrit yang bisa berikan FPS lebih banyak?
Kalau masih sekelas prosesor AMD Ryzen 5 5600G, tentu saja tidak terlalu masalah. Toh, harganya gak mahal-mahal amat untuk jalankan game ala kadarnya.
Bonus: Alasan Lainnya untuk Gunakan iGPU Sehari-hari
Kehadiran dari prosesor yang menawarkan kemampuan iGPU tersebut biasanya memiliki pasar dan skema pemakaiannya tersendiri. Di mana umumnya prosesor tersebut kerap dipakai untuk Mini PC atau Home Theater Personal Computer (HTPC), atau Rakit Komputer yang cukup ramah di kantong.
Bisa saja mereka hanya memainkan game sekelas Genshin Impact, Fortnite, atau game remeh-temeh lainnya yang tak membutuhkan VGA diskrit yang notabene masih dibanderol mahal. Daripada paksakan diri membeli VGA bekas, tentu akan lebih baik memakai kemampuan prosesor ala kadarnya sembari himpun dana.
Malahan, pada beberapa kasus, kemampuan dari iGPU yang ada pada prosesor kubu merah tersebut sudah lebih dari cukup. Intinya, selama kebutuhan komputasi individu tersebut terpenuhi, tentu takkan ada masalah sama sekali, bukan? Toh, hemat daya pula.
Malahan, penulis tak ada rencana untuk membeli VGA diskrit karena kemampuan integrated dari AMD Ryzen 5 5600G sudah termasuk mencukupi. Atau bisa saja faktor lain di mana gaming bukanlah prioritas.
Di lain sisi, hal ini bisa saja menjadi masalah untuk beberapa individu yang memakai komputernya untuk jalankan game berat atau aplikasi content creation semacam Vegas Pro pada resolusi 4K misalkan, tentu jawabannya pasti beda.
Yah, itulah dia sekadar basa-basi relevansi iGPU saat Rakit Komputer yang penulis rasa masih umum ditemukan pada bermacam komunitas di media sosial. Penulis harap, ke depannya takkan ada yang meremehkan antara satu komponen dan lainnya. Percuma debat tanpa hasil.
Baca juga informasi menarik lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com