Aplikasi Temu Buka Kantor di Indonesia, Begini Tanggapan Menteri Koperasi dan UKM

Aplikasi Temu Buka Kantor Di Indonesia

Persaingan jual beli di era digital tampaknya bakalan semakin sengit saja. Hal tersebut dibuktikan dengan langkah besar aplikasi Temu buka kantor di Indonesia, yang langsung menjadi sorotan Menteri Koperasi dan UKM. Memangnya ada apa dengan aplikasi ini?

Tanggapan Menteri Koperasi dan UKM Soal Aplikasi Temu Buka Kantor di Indonesia

Kehadiran Temu bisa merusak ekonomi suatu negara?

Beberapa waktu silam, kehadiran social commerce seperti TikTok Shop sempat diduga menjadi dalang di balik lesunya perputaran ekonomi di tanah air. Namun, ternyata hal tersebut masih belum ada apa-apanya ketimbang aplikasi Temu yang saat ini membuka kantornya di Indonesia.

Berdasarkan informasi yang kami lansir dari CNBC, Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UKM mengkhawatirkan akan beroperasinya e-commerce asal China tersebut di tanah air. Beliau menjelaskan, seharusnya ada kebijakan terkait perdagangan elektronik, yang sayangnya sejauh ini hanya bersifat lintas sektor.

Teten Masduki, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aplikasi e-commerce

Soal aplikasi Temu buka kantor di Indonesia ini, Teten mengkhawatirkan industri dalam negeri bakal kalah saing dengan hadirnya platform yang menghubungkan langsung pabrikan dengan konsumen nantinya. Beliau mencontohkan, harga yang ditawarkan oleh Temu bisa sangat murah ketimbang produk dalam negeri.

“Yang kita pikirkan itu dampak bagi UMKM. Karena kalau misalnya dari produsen, pabrikan, langsung masuk ke konsumen, pasti bakal sangat murah,” terangnya. Beliau juga menambahkan potensi PHK besar-besaran, mengingat dampak kehadiran aplikasi Temu ini diperkirakan bakal sangat masif untuk Indonesia.

Direktur Utama Smesco Indonesia, Wientor Rah Mada

Wientor Rah Mada selaku Direktur Utama Smesco Indonesia sebelumnya juga menyebut bahwa kehadiran aplikasi Temu adalah sebagai e-commerce pembunuh UMKM asal China. Bahkan, aplikasi ini telah menyerang Amerika Serikat dan Eropa dengan subsidi harga mencapai 100%, yang artinya pembeli hanya bayar ongkos kirim saja.

“Temu ini aplikasi jahat dari China, yang kalau dibiarkan masuk ke tanah air, maka UMKM kita sudah pasti mati. Ini barang langsung datang dari pabrik di China, kemudian tidak ada seller, tidak ada reseller, tidak ada dropshipper, dan tidak ada affiliator. Jadi tidak ada komisi berjenjang seperti e-commerce lainnya,” tutupnya.


Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.

Exit mobile version