TikTok Diselidiki Irlandia – TikTok merupakan aplikasi media sosial yang populer di berbagai kalangan umur, baik muda maupun tua. Tidak heran jika banyak orang menggunakannya dan membuat berbagai macam konten menarik dari mereka.
Namun baru-baru ini muncul kabar bagaimana aplikasi TikTok diselidiki oleh pihak otoritas Irlandia. Waduh, ada apa ini?
Penyebab Aplikasi TikTok Diselidiki oleh Otoritas Irlandia

Otoritas perlindungan data Irlandia (Data Protection Commission) mengumumkan kembali melakukan penyelidikan terhadap TikTok atas dugaan pelanggaran aturan perlindungan data Uni Eropa (GDPR).
Adapun faktor yang mendasari kebijakan ini adalah ditemukannya pelanggaran dari Perusahaan Sosial Media tersebut yang mengalirkaan data pribadi pengguna Eropa dan disimpan ke server di China.
Masalah ini bermula ketika Perusahaan Sosial Media ini menyampaikan kepada regulator pada April lalu bahwa sejumlah kecil data pengguna dari wilayah Ekonomi Eropa (EEA) sempat tersimpan di server di China.
Hal ini bertentangan dengan klaim sebelumnya bahwa data pengguna hanya bisa diakses secara terbatas oleh staf di luar Eropa. Pengakuan ini dianggap sebagai bentuk pengelabuan terhadap regulator dan menjadi dasar dibukanya investigasi tambahan oleh DPC.
DPC berperan menjadi regulator utama TikTok di Eropa. Hal ini karena kantor pusat Perusahaan itu berada di negara tersebut. Penyelidikan baru ini menyoroti pentingnya transparansi dalam pengelolaan data lintas negara, terutama menyangkut keterlibatan negara-negara yang dianggap memiliki risiko tinggi terhadap akses data secara tidak sah.

Uni Eropa sendiri memiliki perjanjian yang disebut adequacy agreements, yaitu kesepakatan dengan negara-negara tertentu yang dianggap memiliki mekanisme dan kebijakan perlindungan data pribadi yang baik dan sesuai dengan standar UE. Adapun Negara yang masuk daftar ini seperti Amerika Serikat, Swiss, dan Argentina.
Dalam penyidikan sebelumnya dibulan Mei, perusahaan itu telah dikenai denda sebesar 530 juta Euros atau sekitar $620 juta. Dengan adanya pernyataan baru dari perusahan terkait, DPC kembali membuka penyelidikan dan ikut menyasar server di Cina sebagai lokasi data yang sempat bocor.
Menurut pernyataan pejabat DPC, penyimpanan data pengguna di China, meskipun hanya untuk sementara, bisa dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap GDPR. Apalagi jika ada terjadi tanpa dasar hukum yang sah dan tanpa pemberitahuan kepada pengguna.
Tanggapan TikTok Atas Kebijakan Otoritas Irlandia

Menanggapi penyelidikan ini, pihak Perusahaan mengklaim bahwa data yang sempat tersimpan di China telah dihapus segera setelah ditemukan. Mereka menyatakan bahwa insiden ini terjadi akibat kesalahan sistem internal dan bukan bagian dari kebijakan tetap.
Pihaknya juga menegaskan komitmen mereka terhadap inisiatif Project Clover, yakni program yang bertujuan memperkuat infrastruktur penyimpanan data lokal di Eropa untuk mengurangi kebutuhan akan transfer lintas negara.
Pihaknya juga menambahkan bahwa telah memperkuat sistem audit internal dan membatasi akses teknis oleh staf luar negeri. Perusahaan tersebut menyatakan siap bekerja sama dengan otoritas terkait dan membela diri dari segala tuduhan yang menurut mereka tidak mencerminkan kebijakan aktual mereka saat ini.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait TikTok atau artikel lainnya dari Friliando. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.

















