Dalam suatu game tidaklah lengkap jika tidak ada lore atau cerita dibalik game tersebut, dan menurut kami selain gameplay yang baik dan diterima oleh orang banyak, lore atau cerita pun memiliki daya tarik khusus untuk para gamers, karena memang semua butuh penjelasan yang mengisahkan kehidupan dan perjalanan sang karakter agar sang pemain mendapatkan gambaran akan karakter yang dimainkan tersebut, tidak banyak pula gamers yang merasa lore itu penting dan wajib diketahui karena dapat menjadi perbincangan antara pemain satu sama lain jika sedang mendiskusikan hal terkait game tersebut, ini dia 5 lore Arena of Valor yang tidak kalah dengan cerita Drama Korea versi Gamebrott;
Daftar isi
1 .Zill dan Tel’Annas
Setelah mengucap selamat tinggal pada kampung halamannya yang asri tempat dirinya tertidur selama seribu tahun, Tel’Annas, Sang Ratu Elf yang baru terjaga bersinar layaknya bintang pagi.
Sebagai salah satu kesatria pemberani menentang serangan awal pasukan kegelapan, Tel’Annas yang melegenda berkat keahlian berpanahnya yang tak tertandingi menjadi ilham serangkaian lagu dan puisi sepanjang ratusan tahun lamanya. Dikenal atas peran besarnya dalam pertempuran final yang menentukan melawan pasukan kegelapan, Tel’Annas lah yang menembakkan satu-satunya panah yang menimbulkan luka parah di raga the Lord of Darkness, yang memastikan keberlangsungan hidup semua makhluk hidup yang kehilangan perlindungan para Dewa di periode sejarah yang kelam ini.
Namun, Tel’Annas harus membayar mahal saat jiwa dan raganya ternodai kekuatan kegelapan yang dilepaskan the Lord of Darkness di nafas terakhirnya. Dia dipaksa untuk mengasingkan diri dan tertidur seribu tahun lamanya demi menyucikan dirinya dari semua kekuatan kegelapan. Semasa tidurnya, Maloch, penerus the Lord of Darkness, berusaha untuk menghancurkan segel pelindung Sang Ratu dan merebut kekuatan kegelapan yang ada dalam diri Tel’Annas, namun ternyata segelnya jauh lebih kuat dari perkiraan.
Merasakan adanya peluang yang muncul di balik serangan ke-dua pasukan kegelapan, Maloch menurunkan perintah pembantaian Afata, yang memaksa Tel’Annas untuk melepas segel dan kembali ke medan peperangan. Raganya sama sekali tak menandakan bahwa dirinya telah melewati tidur seribu tahun lamanya, dan daya tempurnya di peperangan akbar menjadi bukti bahwa dirinya mampu menaklukkan serta menggunakan kekuatan kegelapan yang mengalir dalam tubuhnya. Di hadapan pasukan iblis, hantu dan roh jahat, Tel’Annas sekali lagi menarik busurnya demi melindungi nyawa dan martabat semua makhluk hidup.
“Kilau bintang pagi akan selalu melindungi bumi ini.”
“Gemuruh badai akan menjadi pertanda malapetaka untukmu!”
Sejarah mengisahkan pahlawan yang mampu terbebas dari kekangan gravitasi dan terbang di udara. Namun, tak ada yang mampu terbang dengan bebas dan tenang layaknya seekor burung. Penyebabnya adalah Zill, pisau mematikan yang tersembunyi di langit yang nampak tenang. Zill, perwujudan elemen angin, tak hanya mampu mengerahkan badai yang berbahaya, namun juga dapat mengubah angin menjadi bilah yang tajam yang mampu mengoyak bahkan pertahanan musuh yang tangguh sekalipun.
Di peperangan besar dahulu, Zill membantai lusinan iblis, yang berkatnya membuat dirinya terkenal dan dipuja banyak pihak. Pencapaiannya yang luar biasa itu menganugerahi dirinya status dan posisi yang penting. Namun, tak ada yang memahami penolakan dirinya atas gelar Guardian of the Forest of Shadows. Dia berkata bahwa kekangan kejayaan berlawanan dengan sifat dasarnya yang cinta kebebasan.
“Saat kau memerlukanku, aku akan memenggal kepala musuhmu, mengoyak tubuh mereka, dan meminum darah mereka. Namun, angin yang bebas tak boleh dikekang.” Itulah penjelasan yang diberikannya pada Ratu Tel’Annas. Kesetiaan serta keikhlasan yang ditunjukkannya membuat sang Ratu menaruh rasa hormat dan percaya padanya. Sebelum memasuki tidurnya, dia menganugerahkan kebebasan pada Zill untuk merdeka. Walaupun tidak diberi tugas tertentu, hal itu memberinya keleluasaan penuh untuk memanfaatkan sumber daya Forest of Shadows.
Selepas periode ini, keberadaan Zill mulai dilupakan khalayak ramai. Selain Krixi, sang peri, yang terkadang mampu menyadari keberadaannya, tak ada orang lain yang mampu melacak keberadaannya. Selama periode tertentu, keberadaan Hero yang menguasai langit benar-benar dilupakan semua orang.
Namun, di hari kebangkitan sang Ratu, Zill lah pertama hadir di sampingnya. Selama ribuan tahun, Zill melupakan kebebasan yang begitu didambakannya demi menjaga ikrar yang diucapkan pada Tel’Annas. Ini merupakan cara bagi dirinya untuk membalas kepercayaan tanpa syarat yang diberikan sang Ratu terhadap dirinya.
“Pedangku akan menebas segala rintangan!”
Biarpun tanpa janji lewat kata tetapi Zill membuktikan bahwa dia mampu menjaga komitmen dan loyalitasnya terhadap sang Ratu biarpun harus menunggu selama ribuan tahun.
2. Marja
“Apa yang tidak membunuhku justru membuatku semakin kuat.”
The Champion Maiden of the Veda, Sang Penyihir yang sangat mumpuni, Murid terbaik Edras, Sang Penyihir Veda… semua itu menggambarkan jati diri Marja dan dia pun dipuja karenanya. Bahkan Volkath pun, tawanan Edras, sudi mengesampingkan prasangka buruk serta kebenciannya terhadap Veda demi menjalin asmara dengan Marja.
Pemberani dan cerdik, Volkath tak menemui kesulitan berarti saat mendekati Marja. Walaupun banyak yang sulit menerima hubungan mereka, namun tak menghalangi keduanya untuk saling jatuh cinta. Sayangnya, tak satupun yang memberi restu hubungan itu dan bahkan banyak yang berharap tak berlangsung lama, semata karena mereka memiliki latar belakang dan pola pikir yang benar-benar berlawanan. Hal ini diperburuk oleh perselisihan antara Volkath dan Edras, yang menimbulkan dilema dalam diri Marja. Haruskan dia membela gurunya, yang senantiasa mendukung apa yang diyakini muridnya, atau kekasihnya? Rasanya mustahil bagi dirinya untuk menentukan pilihan.
Veda menekankan kepada pengikutnya untuk bersatu melawan musuh bersama, sehingga membuat banyak pihak menyayangkan sikap Marja yang terombang-ambing sulit menetapkan pendirian. Meskipun Edras sanggup memahami dan tak mempermasalahkan dilema yang dirasakan Marja, namun lain halnya dengan orang lain yang memperlakukan dirinya sebagai pengkhianat. Terlepas dari hal itu, Marja tetaplah berkeras hati, dan tak menyerah menyikapi kontroversi yang menderanya. Alih-alih, dia menjadi semakin yakin bahwa dirinya sudah berada dalam jalur yang tepat.
Peperangan terus berkecamuk hingga ribuan tahun lamanya hingga Edras pun wafat sementara Volkath menyelamatkan diri akibat luka yang dideritanya. Marja kini menjadi sosok yang dibenci semua pihak di Veda. Dia tak lagi diakui sebagai sosok yang pantas menjadi penerus Edras, dan justru dituding menjadi sosok yang bersekongkol dengan pihak musuh untuk membunuh sang pemimpin agung.
Veda memiliki bukti bahwa Marja telah memberi bantuan pada Volkath, memberi kekuatan yang tak seharusnya menjadi miliknya. Marja sama sekali tak menyangkal sangkaan itu. “Aku memang pernah membantu Volkath, namun itu sebelum peperangan dimulai,” tuturnya. “Ini bukan berarti bahwa aku menentang Veda—yang kulakukan hanyalah mendukung pendirian yang Volkath pegang. Aku sama sekali tak pernah memberi bantuan saat dirinya bertarung dengan Master Edras—”
Publik yang terlanjur murka bahkan tak membiarkan dirinya menyelesaikan perkataannya. Keputusan pun langsung dibuat, dan Marja akan dihukum oleh Ilumia, the New Seer.
“Jabatanmu, kekuatanmu, semuanya akan direnggut darimu. Kau akan melewatkan sepanjang sisa hidupmu yang menyedihkan di penjara yang gelap dan dingin. Itulah harga yang harus kau tebus demi cintamu. Betapa manisnya! Aku iri dibuatnya!” Ilumia terkekeh. Akhirnya, dia sanggup melampiaskan dendam yang dipendamnya selama berabad-abad. Dia pun, ternyata memendam perasaan terhadap Volkath namun harus menerima kenyataan bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan.
Marja tak sudi membuang waktu hanya untuk membalas cercaan yang dilontarkan Ilumia, karena baginya hal itu tak ada gunanya. Menyikapi sikap Marja yang enggan menanggapi dirinya itu, Ilumia hanya bisa tertunduk kecewa. Meski demikian, Shadow Worm yang berkumpul Phantom Pit, tampak bersemangat menyambut santapan baru. Marja, yang dirundung rasa cemas, akan menjadi hidangan yang begitu lezat! Namun apakah mereka berani mendekati Marja yang terlihat menyeramkan?
“Sini, santaplah aku! Aku tak akan bisa keluar dari penjara ini selama kalian belum kenyang,” kata Marja, meyakinkan cacing-cacing yang ketakutan itu.
Akibat hukuman yang terlalu cepat dijatuhkan, tak ada yang benar-benar tahu bagaimana Marja membantu Volkath memasuki Abyssal Fissure melalui Phantom Pit dan memperoleh kekuatan kegelapan dari Lokheim. Dan Marja pun telah menerima kekuatan kegelapan dari Volkath, satu dari beberapa pemberian Volkath, sebuah bentuk perbuatan yang jarang dilakukannya. Meskipun dia bukanlah sesosok dewi yang berkekuatan besar seperti dahulu kala, Marja tetap merasa siap. Ini hanyalah masalah waktu. Tak lama lagi, dia akan bangkit kembali.
“Akan tiba suatu hari dimana aku kembali dan menjatuhkan hukumanku pada kalian semua.”
Tertuduh hingga dijatuhi hukuman tanpa sempat menjelaskan alasanya menjadikan Marja seorang yang jahat dan menjadi balas dendam terhadap mantan rekan-rekanya, mungkin ini bukti jika orang baik pun bisa menjadi jahat disaat keadaan memang memaksanya. memang fitnah dapat menghancurkan banyak hal dan fitnah adalah hal yang tidak sepatutnya dilakukan oleh siapapun.
3. Arum
“Leo, menurutmu aku keras kepala?”
Merasakan kehangatan si anak singa, Arum akhirnya berhasil menenangkan diri. Walaupun tidak suka akan perjodohan yang diatur untuknya, namun melarikan diri dari hal itu sepertinya hanya akan menimbulkan masalah yang lebih besar pada ayahnya. Lelah secara fisik dan mental, akhirnya dia pun terlelap di tengah kerimbunan hutan, tempat yang sudah dianggapnya sebagai rumah, di sisi Leo, sesosok teman yang dia percaya sepenuh hati.
Sepuluh tahun lalu, Arum tiba di Tamuq bersama sang ayah, Varian, yang memiliki pekerjaan sebagai prajurit. Tak butuh waktu lama baginya untuk menerima kenaikan pangkat, dan akhirnya dia pun berpangkat Jenderal berdasarkan keputusan Dewan Federal. Namun, kedamaian tidak berlangsung lama. Pertikaian antara pihak Federation dan Verno Woods terus meningkat dan Tamuq, sebuah kota kecil yang terletak tepat di perbatasan, menjadi lokasi ideal kedua faksi untuk berperang.
Arum pada dasarnya merupakan individu bijaksana dan pengertian, dan dia menyadari seberapa besar tekanan yang dirasakan ayahnya. Namun, bagaimana mungkin dia sanggup mengenyahkan rasa cintanya untuk Verno Woods, tempat dia bertemu dan menyelamatkan Leo serta perjanjian yang dibuatnya dengan arwah Beast Lion Clan, hanya demi membantu ayahnya? Memang, banyak pihak yang bersikap tak bersahabat pada Arum karena masa lalunya yang tak biasa dan sikapnya yang netral—lagipula, akhir-akhir ini semua orang bersikap sangat waspada. Jika bukan karena reputasi yang dimiliki Varian, bisa saja Arum sudah dijebloskan ke penjara karena berkomunikasi dengan pihak musuh.
Peperangan semakin dekat, dan Varian pun memaksa Arum untuk menikahi Rahms. Arum sadar ini demi keselamatan dirinya, karena sang ayah tak yakin dapat kembali dari peperangan kedua ras tersebut dengan selamat dan satu-satunya cara untuk menjaga Arum adalah dengan menikahkannya dengan Rahms, satu-satunya cendekiawan berdarah bangsawan di Tamuq. Nantinya setelah menikah dengan Rahms, Arum akan memiliki segala kekebalan politis dan tak bisa lagi menjadi sasaran olok-olok khalayak ramai. Hal ini tentunya menjamin masa depan yang lebih aman dan cerah untuknya, walaupun Rahms bukanlah individu yang terbaik dan tanpa dosa.
Namun, karena tindakan Arum yang melarikan diri, rencana Varian yang telah disusun rapih pun menjadi berantakan dan orang-orang pun mulai kehilangan kepercayaan pada dirinya. Mereka berpikir bahwa Varian menyusun semua rencana ini agar putrinya dapat melarikan diri ke Verno Woods. “Dasar pengkhianat tak tahu malu!” teriak para warga yang sudah muak, dan akhirnya memutuskan untuk menjebloskan Varian ke penjara, yang merasa sangat terbebani oleh rasa bersalah dan berupaya untuk mencari pembelaan atas apa yang telah diperbuatnya.
Begitu pun dengan Arum yang dilanda stress berat. Akhirnya dia pun diam-diam menyelinap, kembali ke Tamuq dan pulang ke rumahnya namun tak mampu bertemu ayahnya—di mana hanya ada prajurit yang menanti, dengan ekspresi dingin. Arum hanya bisa pasrah saat mengetahui bahwa ayahnya telah dijebloskan ke penjara. Dia pun bersedia untuk ditangkap dengan syarat ditempatkan dalam sel yang sama dengan sang ayah. Mereka pun menyanggupinya karena bagaimanapun dia adalah puteri Varian, sesosok figur yang dulu memiliki pengaruh besar.
Arum pun bereuni dengan ayahnya di penjara. Namun, sosok yang dulunya dikenal teguh dan gagah, kini nampak suram dan lemah. Tak pelak, hati Arum pun hancur berkeping-keping melihatnya.
“Anakku, mengapa kau kembali? Mereka…mereka akan memenggal kepala kita!”
“Maafkan aku, Ayah. Kalau bukan karena kekeraskepalaanku dan keegoisanku, kau tak akan berada dalam situasi ini,” isak Arum, berlutut di hadapan sang ayah dan menyesali perbuatannya.
“Tidak, ini salahku. Andaikan Ayah tidak memaksamu untuk menikah, kamu tak akan…”
“Ayah, jangan menangis! Percayalah, aku akan membebaskanmu!”
Determinasi yang kuat menyelimuti Arum biasanya tampak gemulai. Inilah pertama kalinya dia membangkitkan kekuatannya, kekuatan tanpa batas yang diperolehnya dari arwah Beast. Sikapnya pun berubah drastis. Entah dari mana, muncul sosok arwah hewan buas di sisinya, yang memancarkan aura bahaya serta tatapan mengancam. Varian sadar akan ikatan puterinya dengan the Woods, namun tak pernah menyangka bahwa dia mampu mengendalikan kekuatan mistis yang begitu kuatnya.
Hanya dalam beberapa detik, semua kekuatan anugerah dari arwah Beast pun menyelimuti Arum, yang menahbiskan dirinya sebagai Guardian of the Lions yang baru dan sebagai akibatnya dia bukan lagi manusia namun bagian dari the Woods. Arum sebelumnya tak pernah berupaya untuk membangkitkan kekuatannya, sehingga tak mampu memberi penjelasan yang masuk akal pada ayahnya, namun situasi yang genting memaksanya untuk bertindak cepat. Dia memerlukan kekuatan untuk membebaskan diri dari penjara, untuk mengenyahkan semua yang menghalangi, dan untuk menyelamatkan sang ayah tercinta!
“Spirits of all Beasts, telah tiba saatnya untuk pembalasan!””
Ya bisa kita simpulkan bahwa cerita diatas bisa kita bilang Siti Nur baya Arena of Valor ternyata adalah Arum. bahwa perjodohan yang dipaksakan bukanlah suatu solusi karena manusia memiliki hak nya masing-masing untuk menentukan cintanya.
4. Valhein
“Satu-satunya harapan umat manusia semasa peperangan vampir yang berabad lamanya.”
Valhein tidak terlahir sebagai pemburu vampir yang terkenal. Sesosok pria yang saleh, dia tidak percaya akan khayalan atau cerita rakyat. Hal ini berubah saat bepergian ke Rumania untuk mengklaim warisan yang ditinggalkan untuknya. Perjalanan itu merenggut peluang Valhein untuk menjalani kehidupan normal. Tak berdaya, putus asa dan ketakutan, Valhein tak bisa melakukan apa-apa saat sesosok Drakula menculik dan membunuh istrinya. Dunianya hancur, Valhein bersumpah membalaskan dendam pada sang Nosferatu dan semua spesiesnya!
“Dengan ini aku berikrar atas nama Tuhan bahwa aku akan mengalahkan semua kekuatan kegelapan yang berkeliaran di bayang-bayang. Aku akan memerangi kaum vampir hingga nafas terakhir!” Layaknya seorang pria yang kerasukan, ikrar serius ini menjadi satu-satunya misi hidupnya.
Valhein mencari keberadaan vampir di manapun mereka tinggal, dan dia membunuh mereka satu per satu. Saat vampir terakhir hancur menjadi debu di kakinya, Valhein merasakan kehampaan mendadak dan pasti dalam dadanya. Sebuah suara mistis memanggilnya “Kamu telah berani melakukan apa yang hanya segelintir manusia bisa lakukan. Kamu telah memerangi sang makhluk malam dan keluar sebagai pemenang. Namun, kekuatan kegelapan ada dalam berbagai bentuk, vampir hanyalah salah satu dari mereka.” Seraya suara itu berbicara, Valhein merasa diperbarui. Suara itu berlanjut, “Tolong berikan bantuanmu, ada teror lain yang berkeliaran, iblis yang hanya bisa dimusnahkan olehmu.”
Valhein mengukuhkan diri untuk misi barunya, sebagai pemburu iblis.
Karena kehilangan keluarga dan orang-orang yang dicintainya menjadikan Valhein sebagai seorang pemburu Iblis demi menjauhkan Manusia dari rasa sakit akan kehilangan seperti yang dia rasakan, sembari dia membalaskan dendam pribadinya terhadap suku Iblis.
5. Lu Bu dan Diao Chan
Berbeda dengan kisah-kisah diatas karena ceritanya berdasarkan dari Arena of Valor saja, cerita tentang Lu Bu dan Diao Chan terasa lebih eksklisif dan spesial menurut kami, karena terdapat unsur sejarah dari rakyat China tentang Jendral perang terkuat yang tumbang demi cintanya. Berdasarkan dari sejarah dan kisah Romance of the Three Kingdoms karya Luo Guanzhong
Lu Bu adalah seorang Jendral perang yang terkenal akan kekuatannya baik dalam memimpin pasukan maupun dalam duel satu per satu. Pada masanya Lu Bu dianggap sebagai dewa perang yang tak tertandingi. Namun dia juga seorang penghianat ulung. Sebelum dia diangkat anak oleh Dong Zhuo, Lu Bu adalah anak angkat seorang pejabat bernama Ding Yuan. Demi meraih kekuasaan bersama Dong Zhuo, Lu Bu membunuh ayah angkatnya sendiri. Sehingga Lu Bu seringkali dijadikan metafora semacam “memelihara anak macan”, sebagaimana nasib Ding setelah mengangkatnya menjadi putranya sendiri.
Karakternya yang tidak loyal itulah yang lalu membuat Wang Yun lalu menyusun rencana untuk menjatuhkan Dong Zhuo dengan memanfaatkan Lu Bu. Wang Yun memiliki seorang putri angkat bernama Diaochan yang berparas amat cantik dan juga pandai menari. Dalam sebuah kesempatan Wang Yun mengundang Lu Bu ke kediamannya dan membuatnya bertemu Diaochan yang cantik. Lu Bu segera jatuh cinta padanya dan Wang Yun lalu menjanjikan Lu Bu untuk menikahi Diaochan.
Kemudian tanpa diketahui Lu Bu, Wang Yun mempersembahkan Diaochan kepada Dong Zhuo sebagai selirnya, dan ia kemudian mengaku kepada Lu Bu bahwa dia terpaksa melakukannya. Saat Lu Bu diam-diam mengunjungi Diao Chan di kediaman Dong Zhuo, Diao Chan berpura-pura merasa sedih dengan keadaannya, bahwa Dong Zhuo telah berlaku kejam pada dirinya dan dia berusaha bunuh diri dengan melompat ke dalam kolam. Hal itu menghancurkan hati Lu Bu dan dia bersumpah akan mengeluarkan Diao Chan dari kondisi itu.
Pertemuan itu diketahui oleh Dong Zhuo. Atas saran dari penasehatnya, Dong Zhuo berkeinginan untuk memberikan Diao Chan kepada Lu Bu untuk memenangkan loyalitas Jendral itu. Saat Dong Zhuo menyatakan rencana itu pada Diao Chan, gadis cantik itu segera menangis tersedu-sedu dan berusaha bunuh diri, bahwa dia membenci Lu Bu dan lebih baik mati dari pada harus menikahi Lu Bu. Hal itu membuat Dong Zhuo tak sampai hati dan menahan Diao Chan untuk dirinya sendiri.
Dalam keadaan itulah Wang Yun lalu mulai mendekati Lu Bu dan mengajaknya melakukan persengkongkolan untuk menjatuhkan rezim Dong Zhuo. Pada tahun 192 M Lu Bu lalu membunuh Dong Zhuo ayah angkatnya itu dan dengan penuh kemenangan mendapatkan Diaochan. Sayangnya, setelah beberapa lama, Lu Bu akhirnya ditaklukkan oleh Chao Chao, ironisnya, dia diserahkan pada Chao Chao oleh anak buahnya sendiri.
Nasib Diaochan setelah Lu Bu dieksekusi oleh Chao Chao tidak tertulis dalam sejarah, namun ada beberapa versi yang dipercaya secara tradisional;
- Diaochan memilih menjadi seorang bikuni (biksu wanita)
- Chao Chao menyerahkannya kepada kubu Liu Bei, Zhang Fei, dan Guan Yu sebagai hadiah. Saking cantik dan mempesonanya Diaochan, Liu bei dan Zhang Fei mulai berseteru memperebutkannya, sehingga Guan Yu memilih untuk mengeksekusi wanita itu untuk menghindari pertikaian antar saudara.
Chao Chao menghadiahkan Diaochan kepada Guan Yu. Menyadari bahwa wanita cantik itu adalah mungkin adalah senjata dari Chao Chao, Guan Yu kemudian mengeksekusi Diaochan (ada juga versi di mana Guan Yu membuatnya menjadi bikuni)
Sejauh apakah kalian berani bertingkah atas nama cinta? Beberapa meninggalkan istrinya, orang tuanya atau sahabat-sahabatnya. Pria satu ini menghancurkan sebuah pemerintahan demi gadis yang dicintainya. Tragisnya dia mati tanpa mengetahui bahwa si gadis adalah bagian dari sebuah persengkongkolan untuk menjatuhkan dirinya.
Apakah cerita diatas sudah patut disandingkan dengan kisah sedih di Drama Korea seperti kebanyakan brott? menurut kami cerita diatas tidak kalah seru dan sedih karena memang banyak tragedi dan lika-liku didalamnya yang berujung menghasilkan hikmah dari setiap cerita.
Source: Garena AOV Indonesia dan Novel Romance of Three Kingdoms via Bookish Cottage