Berbeda dengan media hiburan lain yang dimana orang percaya dengan kritik dari para reviewer profesional. Penggemar video game terkadang lebih percaya pendapat dari gamer langsung karena dianggap lebih bisa dipercaya. Inilah alasan kenapa trend review bomb di Steam baru-baru ini sedang diatasi oleh Valve. Banjir review negatif karena masalah yang tak datang dari game itu sendiri dapat merugikan developer karena reputasi game mereka kini terlihat buruk di mata calon pembeli karena ribuan review negatif yang bertumpukan di halaman game mereka.
Metacritic menjadi website yang mungkin tak asing lagi di mata gamer. Website ini mengumpulkan kumpulan review dari media pada satu game untuk diakumulasikan. Tak hanya mengakumulasikan review dari media, Metacritic juga user review agar gamer biasa juga dapat memberikan pendapat mereka sekaligus rating untuk game yang baru saja mereka mainkan. Game terbaru dari Ubisoft – Assassin’s Creed Origins diterima dengan positif oleh para reviewer profesional dengan skor 81 di Metacritic. Namun sebuah kecurigaan muncul saat melihat kumpulan review positif dari para user.
Assassin’s Creed Origins pada saat ini dapatkan user score 7.6 yang merupakan hasil perhitungan dari 629 user review di Metacritic, angka yang tak buruk dan kebanyakan yang memberikan review negatif datang dari mereka yang tak senang gameplay baru seri sekarang yang lebih mirip ke game RPG. Sayangnya review positif ini menjadi kecurigaan bagi banyak pengakses website sekaligus media seperti Kotaku. Kebanyakan review positif ini miliki kata-kata pujian yang mirip seperti “great comeback for assassin’s creed game” dan “it is more mature and bayek is interesting character“.
Untuk menambah kecurigaan, semua reviewer positif ini miliki username yang aneh dan random seperti rfrtfreere32323, frf343434343, dan lain-lain.
Co-founder dari Metacritic, Marc Doyle juga ikut curiga dengan apa yang terjadi pada user review dari Assassin’s Creed Origins ini. Dia menjelaskan kepada Kotaku jika ini bukan lagi jadi hal yang baru di website mereka. Menurutnya, ada 2 hingga 3 game tiap tahunnya yang miliki kasus seperti ini, dan semua review positif tersebut selalu datang dari akun baru yang hanya membuat satu review di profil mereka. Untuk mengatasi masalah ini, mereka akan terus menutup akun spam ini satu persatu. Meskipun tak sepenting Metascore sesungguhnya, keberadaan review palsu akan terus diatasi untuk ciptakan tempat berbagi pendapat yang selalu jujur apa adanya.
Siapa dan apa alasan dari spam review palsu ini mungkin takkan pernah diketahui. Apakah sekedar untuk troll semata atau disengaja agar menaikan user score di Metacritic? Kita takkan pernah tahu. Tapi jika ada satu hal yang bisa dipelajari dari kasus ini, tak semuanya yang di internet bisa dipercaya.
Source: Kotaku