Ayah Pemain Pro Overwatch Berhentikan Sekolah Anak Agar Dapat Fokus Bermain, Membuahkan Hasil

Mendokusaii C9

Apabila gaming menjadi hobi terbesarmu, mungkin teguran “jangan main game terus, belajar sana” sering keluar dari mulut orang tuamu. Kamu masih harus sekolah, kuliah dan kerja untuk kejar cita-citamu, namun bagaimana jika kamu ingin mengejar mimpi menjadi pemain profesional Esport? Inilah dilema yang dirasakan oleh pemain pro Overwatch – Lucas “Mendokusaii” Hakanson, akan tetapi tak disangka jika kemauannya ingin menjadi pemain Esport ini benar-benar didukung oleh sang ayah hingga mengambil keputusan untuk memberhentikan sekolah sang anak agar dapat fokus akan impiannya.

Lucas tak terpikir jika ayahnya akan mengambil keputusan tersebut. Rencana awalnya pada saat itu hanya sekedar stop-out selama satu tahun dari sekolah untuk melihat apakah Esport menjadi tujuan yang pas untuknya. Akan tetapi ayah dari Lucas ambil keputusan yang lebih ekstrim dan melapor ke administrasi sekolah jika dia berhenti dari sekolah tersebut tanpa bertanya lagi kepadanya.

Tentu saja ini menjadi sebuah kejutan yang membingungkan bagi Lucas. Dia mengungkapkan jika saat dia masih kecil, sang ayah tak senang dengan hobi bermain game Lucas, khususnya dengan dampak nilai buruk yang disebabkan oleh ketagihan bermain ini. Dia sempat memarahi Lucas dengan ucapan seperti “Kamu terlalu ketagihan main game. Game buat kamu jadi orang penuh kekerasan,” atau “Orang di korea meninggal karena ketagihan bermain World of Warcraft.” Tak cukup sampai disitu, Lucas sempat dilarang oleh sang ayah untuk bermain game lagi untuk perbaiki nilai sekolah. Hal ini membuat Lucas depresi dan gelisah namun tak cukup untuk menghilangkan hobi bermain game Lucas.

Pada masa remajanya, dia kembali fokus bermain game, namun kini dia mengambil gaming lebih serius. Dia bermain bersama temannya bukan sekedar untuk “bersenang-senang”, namun juga untuk melatih skill kompetitifnya. Dia miliki mimpi besar untuk tampil di liga-liga Esport ternama. Henrik Hakanson – ayah yang sepenuhnya bertanggung jawab atas Lucas dan saudaranya setelah kepergian sang istri kini mulai sadar jika menjadi pemain Esport benar-benar jadi impian dari Lucas dan dia tak terlalu punya pilihan lain.

Henrik yang berkerja sebagai perkerja IT awalnya tak mengerti akan apa yang membuat Esport begitu berarti untuk Lucas, namun perlahan dia mencoba untuk mengerti dengan ikut bermain game bersama Lucas. Dia pun mengambil keputusan ekstrim ini agar Lucas dapat lebih fokus dalam mengejar impiannya ini meskipun dia masih tak begitu setuju dengan Esport sebagai karir ini.

Buat kamu yang pengen topup Google Play, Steam Wallet, PlayStation Network, ataupun Nintendo eShop yang paling murah dan terjamin, coba cek RRQ TopUp ya! Jangan lupa juga, gunakan kode voucher “GAMEBROTT” di RRQ TopUp untuk dapet potongan harga spesial buat kamu.

“Dia ingin saya fokus dalam gaming dan mengejar mimpiku. Jika aku gagal, maka aku gagal.”

Setelah diberhentikan dari sekolah, Lucas berlatih bermain hingga 18 jam. Sang ayah terus memastikan kulkas tetap terisi dan rumah tetap bersih selagi sang anak berlatih bermain Overwatch. Untungnya keputusan ekstrim ini membuahkan hasil yang positif sejauh ini bagi keluarga tersebut. Lucas telah bermain di berbagai tim dan kini bermain untuk tim yang cukup besar – the Outlaws dan selain itu dia cukup populer di kalangan komunitas Overwatch sebagai streamer di Twitch. Semua ini dia capai dalam usiannya yang masih 19 tahun.

Lucas merasa beruntung mendapatkan ayah yang benar-benar supportive kepadanya. Kini dia tinggal di Los Angeles untuk berlaga di liga Overwatch selanjutnya, sebuah tempat yang jauh dari keberadaan sang ayah yang tinggal di Swedia. Meski dengan perbedaan tempat dan timezone ini, sang ayah masih memberikan support ke Lucas dari kejauhan, dan kini dia ikut bermain Overwatch.

“Apabila kamu mendengar orang teriak di jalan rumahku di Swedia, itu ayah saya sedang marahi timnya,” Ungkap Lucas.

Source: Kotaku

Exit mobile version