Baru 5 Hari Resmi Berkiprah di Fnatic, InYourDream Sudah Harus Resign ?

15873589 1276568989069341 4649756442168760167 n

5 Hari lalu, seluruh penggemar DOTA 2 Indonesia tanah air dibuat gembira oleh resminya InYourDream masuk salah satu tim terkuat di jajaran kontinen Asia yaitu Fnatic. Banyak yang memprediksi bahwa ini akan menjadi titik balik bagi karir InYourDream dan juga para pemain DOTA 2 Profesional Indonesia lainnya, karena banyak tim yang sudah mulai melirik bakat dari pemain-pemain Indonesia. Namun sangat disayangkan, kabar yang kurang mengenakan datang dari tim Fnatic beberapa hari setelah turnamen ESL One Genting 2017 telah usai. 2 pemainnya hengkang dari tim yaitu YamateH dan juga InYourDream.

Kekecewaan muncul dari banyak penggemar Fnatic, bagai sudah jatuh tertimpa tangga. Setelah harus menerima kekalahannya di ajang ESL One Genting 2017 mereka juga akan dilanda kesulitan lebih di event-event Valve kedepannya, karena berarti Fnatic sudah tidak punya waktu untuk memberikan timnya kepada pihak Valve, yang berarti beberapa turnamen kedepan mereka harus melewati babak kualifikasi terbuka yang bisa diikuti oleh tim manapun yang belum terdaftar dan terundang oleh Valve.

Disisi lain, kekecewaan juga muncul dari para penggemar DOTA2 Indonesia. Mereka tak bisa lagi melihat salah satu pemain Indonesia berlaga di kancah Internasional lagi untuk beberapa saat. Terlebih belum sampai seminggu juga InYourDream resmi bermain untuk Fnatic, pastinya membuat banyak pihak kurang bisa menerima hengkangnya InYourDream yang sebenarnya diakibatkan alasan keluarga dan pendidikan. Berikut kutipan langsung dari web Fnatic mengenai kondisi team Fnatic kedepannya :

Hasil buruk yang diterima Fnatic-pun dituding-tuding diakibatkan karena kurangnya waktu bermain bersama antara squad baru Fnatic ini dan mungkin juga masalah komunikasi yang bisa kita lihat seperti pada serial Truesight dimana tim Fnatic punya masalah yang cukup besar pada komunikasi. Tapi kalau sedikit ditelaah lebih dalam, sebenarnya Fnatic hanya berada pada bracket yangmemang sangat sulit. Dimana pada laga pertama, mereka harus berhadapan dengan raksasa Russia yaitu Virtus Pro. Turun ke Lower Bracket-pun mereka harus kembali berhadapan dengan salah satu tim yang sedang naik daun yaitu Team NP yang beranggotakan pemain-pemain dengan jam terbang yang sangat tinggi. Sehingga hasil buruk kemarin bisa dibilang cukup wajar dan bukan masalah kemampuan pemain yang buruk, karena mereka adalah pemain profesional terbaik yang sudah dipilih oleh pihak Fnatic.

Untuk lebih detil permainan InYourDream juga sebenarnya sudah cukup baik. Seperti pada pertandingan pertama, InYourDream memang mengalami kesulitan melawan NoOne di Middle Lane, namun hal itu murni karena team Virtus Pro memang melakukan pick Outworld Devourer pada pick phase terakhir setelah Fnatic melakukan pick Templar Assasin untuk InYourDream. Tapi InYourDream bisa dibilang berhasil sedikit mengimbangi NoOne dengan tidak memberikan kill satupun di 10 menit pertama karena NoOne adalah player yang suka mencari kill di menit-menit awal permainan. Celakanya, Fnatic yang belum siap untuk melakukan teamfight di menit-menit awal dipaksa oleh Virtus Pro sehingga membuat Fnatic kesulitan untuk bisa mengembangkan permainan mereka dan harus menerima kekalahannya pada menit ke-27.

Masalah utama yang dihadapi oleh Fnatic bisa dibilang ada dibagian draft yang masih kurang solid di DOTA 2 Patch 7.01 ini, karena dapat dilihat dari pertandingan mereka melawan Team NP, Mereka seperti kurang bisa membaca arah strategi dari Team NP sehingga sulit untuk melakukan perlawanan yang berarti. Padahal sebuah draft bisa dibilang sangat penting untuk sebuah tim untuk bisa memenangkan sebuah game disaat mereka punya kualitas permainan yang sama.

Semoga keputusan yang sudah diambil InYourDream adalah keputusan yang terbaik bagi seluruh pihak dan semoga kedepannya akan ada lebih banyak pemain Indonesia yang bisa mencapai level Internasional lagi dalam waktu dekat. Mengingat kualitas pemain-pemain Indonesia yang cukup bersaing dengan pemain dari zona Asia Tenggara lainnya.

Exit mobile version