Disclaimer: Sebelum artikel ini ditulis, penulis sudah bisa merasakan aura-aura kegelapan dan kemurkaan dari para pemburu achievement. Perlu diketahui bahwa artikel ini sepenuhnya opini berdasarkan analisis dangkal penulis, dimana penulis mencoba mencari tahu motif-motif yang membuat seseorang ingin berburu achievement.
Kamu yang sudah bertahun-tahun bermain video game tentu tidak asing lagi dengan yang namanya Achievement, dimana para developer membuat serangkaian tantangan kepada pemain dan kemudian memberikan para pemain yang telah menyelesaikan tantangan tersebut dengan sebuah tanda prestasi. Kamu mungkin lebih mengenalnya dengan trophies, medali, dan beberapa bentuk penghargaan lainnya.
Kapan achievement muncul?
Pemberian achievement sudah muncul semenjak tahun 1982, dimana salah satunya developer Activision yang mengirimkan sebuah lencana (seperti lencana pramuka) jika pemain berhasil mendapatkan skor tertentu dalam game-game garapan sang developer. Namun achievement digital baru diimplementasikan dan dipopulerkan pada tahun 2006 oleh Xbox 360 (Microsoft) melalui sistem Gamerscore , kemudian diikuti oleh Steam untuk PC pada tahun 2007 dan PlayStation 3 (Sony) pada tahun 2008.
Pemberian Achievement juga terus merambah ke platform lainnya, seperti Android via Google Play dan iOS via Game Center.
Seiring berkembangnya industri video game, achievement kemudian menjadi gimmick sekaligus standar gaming zaman now, dimana hampir setiap video game memiliki serangkaian tantangan achievement tersendiri, bahkan menghadirkan tantangan yang lebih kompleks lagi daripada sekedar achievement karena telah menyelesaikan permainan. Misalnya, dari yang cukup simpel seperti mengumpulkan collectible dalam serial Assassin’s Creed, hingga yang sangat sulit seperti menyelesaikan permainan tanpa mati sekalipun dalam Max Payne 3.
Namun tak jarang juga para developer menyertakan achievement yang nyeleneh untuk mengerjai pemainnya, seperti Dark Souls 2 yang memberikan achievement saat kamu mati pertama kali, ataupun Lollipop Chainsaw yang memberikanmu achievement jika kamu mencoba mengintip celana dalam sang heroine.
Beberapa achievement yang telah penulis sebutkan sebelumnya hanya merupakan satu dari banyak achievement yang harus didapatkan jika pemain ingin mendapatkan achievement paling mudah dan sekaligus paling sulit dari suatu game, yaitu achievement dalam melengkapi semua achievement yang ada pada suatu game atau 100% achievement.
Game-game PlayStation memiliki sebutan tersendiri untuk 100% Achievement, yaitu Platinum Trophies.
Semakin kesini, semakin kreatif juga para developer dalam ‘menyiksa’ pemainnya yang mengincar 100% achievement. Hal tersebut yang juga membuat 10 tahun terakhir ini semakin bermunculan para pemburu achievement yang bertekad mendapatkan 100% achievement untuk semua game yang mereka miliki.
Dari situ juga bermunculan website-website ataupun forum-forum yang dibuat demi membantu para pemain lainnya yang juga ingin mengoleksi semua achievement dari game-game yang mereka mainkan, seperti website PlayStationTrophies.org dan XboxAchievement.com misalnya.
Berburu 100% achievement bisa dikatakan cukup sulit, walau beberapa diantaranya memang mudah didapatkan tergantung dari game-game yang dimainkan. Menyelesaikan gamenya sendiri sudah memakan waktu yang cukup lama, dan melengkapi semua achievement pada game yang dimainkan tentu membutuhkan waktu yang lebih banyak lagi, bahkan tidak jarang mengulangi permainan dari awal. Hal tersebut dipersulit jika game yang dimainkan memiliki multiplayer achievement, apalagi jika gamenya sudah sepi akan pemain.
Walau demikian, masih ada beberapa forum yang menyediakan bantuan bagi pemain yang ingin mendapatkan multiplayer achievement di game-game yang sudah sepi.
Hadirnya website seperti PlayStation Trophies memang mempermudah perburuan achievement bahkan memungkinkan 100% achievement pada 1st playthrough. Namun apakah terbenak dipikiran kalian bahwa berburu achievement itu hanya sekedar buang-buang waktu? Dan meskipun demikian mengapa masih banyak orang yang tetap melakukannya?
Buang-buang waktu?
Hampir semua sistem achievement yang terimplementasi dalam berbagai platform video game tidak memberikan imbalan secara langsung. Xbox misalnya, setiap kamu menyelesaikan sebuah achievement kamu akan mendapatkan sejumlah G points yang nantinya diakumulasikan ke total Gamerscore akun Xbox yang kamu gunakan.
Hal tersebut tidak berbeda jauh dengan PlayStation yang juga memberikan sebuah trophy untuk setiap achievement yang didapatkan, dimana tiap trophy tersebut memiliki sejumlah poin yang akan diakumulasikan menjadi Trophy Levels pada akun PSN yang kamu gunakan.
Sudah susah-susah dapetin achievement tapi cuman dapet poin dan hanya dipajang di akun gamermu, benar-benar waste of time bukan? Well, sebenarnya nggak juga, karena beberapa diantara platform-platform tersebut masih ada yang mau menghargai perjuanganmu dalam bermain dan mengumpulkan achievement. Misalnya seperti sekaligus membuka karakter-karakter baru atau dapatkan equipment baru.
Kemudian ada juga yang seperti Ubisoft dengan fitur Ubsioft Club misalnya, dimana para pemainnya akan mendapatkan Club Unit setiap Action maupun serangkaian Challenge yang diselesaikan, dan point-point tersebut nantinya bisa ditukarkan untuk berbagai in-game item dari game-game garapan Ubisoft.
PlayStation sendiri selama sekitar setahun belakangan ini juga mulai memberikan imbalan bagi para pemain yang mengoleksi trophies, yaitu sebuah kode langganan PS+ selama satu bulan untuk setiap 10 Platinum Trophy yang kamu dapatkan. Dimana hal tersebut berarti kamu harus memainkan 10 game dan mendapatkan 100% achievement dari kesepuluh game tersebut.
Xbox sebenarnya juga terhubung dengan Microsoft Rewards (dulu Xbox Live Rewards) dimana kamu bisa mendapatkan poin yang nantinya bisa ditukarkan untuk berbagai macam hadiah seperti Gift Cards. Namun nampaknya, sampai saat ini layanan tersebut terbatas untuk Amerika Serikat saja.
Namun, apakah hal tersebut membuat berburu achievement tetap worth it untuk dilakukan? Untuk hal yang dilakukan Ubisoft dengan Club Unit yang notabene cukup mudah didapatkan mungkin iya, namun jika seperti PlayStation yang hanya memberikan langganan satu bulan PS+ untuk setiap 10 Platinum Trophy yang didapatkan tentu terkesan hanya buang-buang waktu.
Kecuali jika kamu berambisius untuk menjadi nomor satu dalam mengumpulkan achievement, seperti yang dilakukan oleh gamer benama Hakam Karim atau lebih populer dikenal sebagai Hakoom, yang pada bulan Oktober lalu ia mendapatkan penghargaan Guiness World Record atas kegigihannya dalam mengoleksi 1.691 trophy platinum.
The bahraini A-Hakam breaks world records for the playstation and enters Guinness for having the most plats and trophies in the world after 10 years!
.@playstation @GWR#playstation #ps4pro #playstation4 #sony #bahrain #gaming #ps4 #gamer #hakoom pic.twitter.com/7vykVOL7TE— Hakoom (@psnHakoom) October 6, 2018
Hal tersebut tentu membuat Hakoom harus terus bermain jika rekornya tak ingin diambil orang lain. Dan hal menarik lainnya adalah dirinya tidak sendirian dalam mengumpulkan achievement tersebut, melainkan ada beberapa orang yang membantunya agar dirinya dalam memperoleh trophies dengan cepat dan tetap dapat memegang posisi pertama sebagai pengoleksi Platinum Trophies terbanyak.
Begitu juga dengan platform Xbox, dimana user dengan nama Stallion83 diketahui sebagai orang dengan Gamerscore terbanyak, yaitu sebesar 1.998.920 poin. Setidaknya dirinya telah memainkan 2982 game serta mengantongi 71.970 achievements, dimana hal tersebut membuat dirinya juga masuk dalam majalah Guiness World Record edisi gamers tahun 2019.
Terlepas dari minimnya imbalan dan pastinya akan sangat sulit jika ingin mengalahkan prestasi yang didapatkan oleh dua gamer diatas, kenapa masih banyak orang masih berburu achievement?
Kepuasan virtual dan ajang pamer
Sebuah penelitian yang berjudul “Do Badges Increase User Activity? A Field Experiment on the Effects of Gamification” oleh Juho Hamari (via Psychology of Games) menyimpulkan bahwa ada hubungan positif antara pemberian medali achievement dengan tingkat interaksi pemainnya berkat gamification.
Beberapa hal menarik yang bisa diambil dari penelitian tersebut cukup memberikan penjelasan mengapa banyak orang ketagihan dalam berburu achievement, yaitu;
- Meningkatkan ekspektasi pemain dengan sebuah goal baru
- Memberikan rasa percaya diri dan komitmen dalam menaklukan goal tersebut
- Menyelesaikan goal tersebut memberikan rasa kepuasan tersendiri
- Memicu perbandingan/pengakuan sosial
- Memicu pembuktian sosial
Mudahnya dipahami seperti ini; (1) misal, seseorang melihat sebuah tantangan untuk membunuh 1000 zombie dalam satu menit. (2) Kemudian orang tersebut berpikir bahwa dirinya mungkin mampu menyelesaikan tantangan tersebut dengan mekanisme permainan yang disediakan. (3) Dirinya berhasil menyelesaikan tantangan tersebut dan menerima achievement yang bisa berupa gamerscore ataupun trophies. (4) Lalu achievement tersebut dirinya pamerkan untuk membuktikan bahwa dirinya lebih hebat daripada orang-orang yang belum menyelesaikan tantangannya. (5) Orang lain yang melihat hal tersebut memiliki rasa bahwa jika orang itu bisa, maka dirinya juga pasti bisa.
Namun nampaknya 100% achievement cenderung lebih sering dipamerkan daripada achievement satuan.
Kepuasan virtual menjadi kata kunci yang penting disini. Dimana selain mendapatkan tanda achievement yang berupa trophies ataupun gamerscore, kita juga menerima sebuah kepuasan tersendiri karena kita mampu menyelesaikan tantangan-tantangan yang sangat sulit atau bahkan 100% achievement, dimana dalam hal ini orang lain mungkin belum tentu mampu melakukan hal serupa.
Ditambah dengan hadirnya media sosial yang sudah terintregasi dengan berbagai platform video game, keinginan untuk memamerkan achievement dan mendapatkan pengakuan sosial semakin mudah, seperti memamerkannya melalui grup-grup video game di Facebook maupun forum-forum internet, dimana secara tidak langsung anggota dari grup maupun forum tersebut terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.
Replay value dan keuntungan bagi developer
Hadirnya achievement sesungguhnya juga memberikan replay value, dimana seseorang memiliki motivasi untuk memainkan kembali sebuah game yang telah diselesaikannya. Misalnya untuk mendapatkan karakter baru, mendapatkan alternate ending atau memang sekedar loyalitas pada game tersebut. Seseorang juga cenderung mengulang permainan karena ada achievement yang terlewatkan saat ia memainkannya untuk pertama kali.
Detroit: Become Human misalnya, game interactive story garapan Quantic Dream satu ini memiliki alur cerita yang bercabang dan juga beragam ending yang akan disesuaikan berdasarkan aksi serta pilihan dialogmu selama permainan. Beberapa achievement bahkan berada pada cabang cerita yang berbeda, membuat kamu mungkin banyak mengulang dari awal untuk mendapatkan semua achievementnya.
Maraknya para pemburu achievement juga dapat memberikan keuntungan bagi para developernya, dimana para pemburu achievement yang memamerkan prestasinya tersebut tentu secara tidak langsung juga mempromosikan gamenya pada seseorang maupun suatu komunitas.
Bahkan ada beberapa developer yang sengaja membuat game yang bisa dikatakan sangat mediocre, namun menyertakan achievement yang sangat mudah didapatkan. Hal tersebut dilakukan karena 100% achievement dengan mudah terdengar bagaikan suara merdu Nella Kharisma menyanyikan lagu Jaran Goyang. Benar, game dengan achievement mudah dapat tetap laku karena memang diincar oleh pemburu achievement dan mendatangkan uang dengan cepat terlepas dari gamenya bagus atau tidak.
Seperti yang dilakukan oleh developer indie bernama Infinite Madaa misalnya, dimana mereka merilis Little Adventure on the Prairie, sebuah game yang dapat ditamatkan dalam 15 menit lengkap dengan seluruh achievementnya dan terjual dengan sangat laku.
Kesimpulan
Tentu tidak ada yang salah dengan berburu achievement dan memamerkannya dalam media sosial karena tidak ada pihak yang dirugikan. Walau memang tidak ada imbalan secara langsung dan tidak bisa dipungkiri bahwa berburu achievement akan memakan banyak waktu, hadirnya achievement bisa menciptakan sebuah goal baru dalam setiap permainan, dimana secara tidak langsung hal tersebut memicu para pemain untuk berkomitmen dalam bermain suatu game.
Penulis sendiri sempat ketagihan berburu achievement dan badges pada game-game di Steam. Walau memang hanya sekedar menaikkan level profil di Steam dan mendapatkan medali-medali bagus untuk dipajang, hal tersebut memang memberikan kepuasan virtual tersendiri. Namun hal tersebut sudah penulis tinggalkan karena penulis sadar bahwa achievement dan mengoleksi badges justru jadi fokus utama ketimbang permainannya itu sendiri. Kini penulis cenderung lebih ingin menikmati permainannya tanpa harus kepikiran achievement yang harus didapatkan.
Beberapa poin analisis dangkal yang penulis kemukakan di atas diambil berdasarkan pengamatan penulis pada grup-grup game di Facebook maupun forum-forum game. Tentu tidak semua orang beburu achievement karena sekedar ingin pamer, semua orang tentu memiliki motif masing-masing dalam berburu achievement, seperti kerabat penulis yang mengatakan bahwa dirinya mengoleksi platinum trophies di PS4 karena kepuasan tersendiri, dan dirinya merasa ada yang kurang jika ada game yang tidak dia dapatkan semua trophynya.
Walau terkesan buang-buang waktu, jika kamu menikmati setiap prosesnya, maka waktu tersebut menjadi waktu yang berharga.
Nah, kira-kira bagaimana pendapatmu tentang fenomena berburu achievement ini? Apakah penting atau tidak penting? Atau kamu merupakan salah satu dari pemburu achievement tersebut? Yuk diskusikan di kolom kometar!
Baca juga informasi menarik lainnya terkait Achievement atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto.