Berkaca Dari Apex Legends, Sudah Saatnya Overwatch Jadi Game Free-to-play. Inilah 3 Alasannya

maxresdefault 18

Jika kamu adalah salah satu penonton setia platform streaming Twitch.com, pasti sudah tidak asing lagi dengan 10 daftar game paling sering dimainkan oleh para streamer disana. Ya, 10 daftar tersebut meliputi Fortnite, League Of Legends, Dota 2, Counter Strike, dan PUBG yang selalu menempati posisi teratas.

Tapi baru-baru ini hadir sebuah gebrakan baru yang dilakukan oleh EA dan Respawn Entertainment dengan meluncurkan game bergenre battle royale seru yang diberi nama Apex Legends. Game free-to-play yang sangat bersahabat dengan hampir sebagian besar gamer terutama para low-spec gamer, seketika itu juga melejitkan namanya seperti roket dan membawanya setara dengan game-game kelas atas lainnya.

Berkaca pada model bisnis yang dipraktekkan oleh game-game gratis, dikombinasikan dengan desain game yang memukau sekaligus memanjakan mata dan menyajikan pertarungan yang seru, Apex dengan cepat menjadi shooter online yang wajib dimainkan dengan banyak penonton dan pemirsa online. Seminggu setelah peluncurannya, bahkan diadakan turnamen e-sport pertama.

Selain menjadi pelajaran bagi industri game yang lebih luas tentang pengembangan game itu sendiri, bagi perusahaan yang tidak mau mengambil resiko untuk memasuki genre baru, Apex juga merupakan contoh yang baik tentang bagaimana game tertentu dapat menjadi bahan bakar tambahan ke dunia e-sport dan benar-benar mempercepat pertumbuhannya, yaitu Blizzard Overwatch.

Tidak, saya tidak mengatakan Overwatch harus menambahkan mode battle royale (walaupun bayangkan betapa menyenangkannya itu nanti). Tetapi game ini harus benar-benar dimainkan secara gratis dan inilah alasannya.

 

1. ‘Overwatch’ Harus Berani Melirik Genre Battle Royale Dan Meminjam Model Free-to-play-nya

Menjelang musim kedua dari ‘Overwatch League’, game bergenre tactical shooter besutan Blizzard ini dibangun dengan euforia e-sport yang saat ini menempati posisi ke-17 di Twitch, dengan hanya memiliki di bawah 17.000 penonton. Angka ini bahkan kurang dari jumlah penonton yang dimiliki oleh RuneScape dan Civilization VI.

Tapi jika ada game lain yang mungkin menyenangkan untuk ditonton, dan mengalami setidaknya sedikit peningkatan popularitas menjelang acara e-sport besar, mungkin saja Overwatch bakal tergeser dari posisinya saat ini. Mengingat Blizzard telah menuangkan sumber daya yang tidak sedikit demi mengubah reputasi e-sport yang mereka lakukan.

2. Dengan Menjadikannya Gratis, ‘Overwatch’ Berpotensi Dapat Mendatangkan Lebih Banyak Orang Yang Mungkin Menonton E-sport Mereka

Menjadikan Overwatch free-to-play juga dapat membebaskan Blizzard untuk bisa lebih bereksperimen dengan bagaimana Overwatch menghasilkan uang dan bagaimana mereka dapat mempertahankan pemain setia mereka di masa depan dengan lebih baik.

Walaupun telah banyak penambahan skin yang menarik, tapi dengan menjadi gratis Blizzard dapat melangkah lebih jauh dan menambahkan lebih banyak opsi penyesuaian untuk para fansnya.

Ada beberapa masalah struktural yang lebih dalam lagi bagi Overwatch yang telah menghambat popularitas game kompetitif ini, dan tidak adanya inovasi model bisnis yang dilakukan oleh Blizzard akan hal ini. Berharap akan adanya tindakan yang dilakukan oleh mereka demi masa depan komunitas Overwatch yang jauh lebih baik.

3. Pantaskah ‘Overwatch’ menghargainya seharga $20?

Terlepas dari hak yang dimiliki oleh Blizzard dalam menentukan sebanyak apakah harga yang akan dipatok mereka untuk Overwatch, mungkin ada beberapa di antara kalian yang ingin sekali memiliki Overwatch tapi harus berpikir berpuluh-puluh kali untuk merogoh kocek lebih dalam untuk game ini. Wajar saja dengan harga sebesar itu untuk game bergenre tactical shooter online yang mengharuskan adanya player yang massive di dalamnya.

Tetapi fakta berkata lain, overwatch tidaklah selaku yang diharapkan oleh sang developer khususnya di regional asia. Perbedaan kurs mata uang yang cukup jauh tentu menjadi faktor yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Apabila tujuan daripada Blizzard untuk merangkul komunitas yang jauh lebih luas dan tentu saja memberikan kontribusi dalam ajang e-sport yang setiap musim diselenggarakan, maka sudah sewajarnya harga tersebut sekiranya diturunkan atau setidaknya mengadakan free trial event layaknya model bisnis yang diterapkan oleh Ubisoft kepada Rainbow Six: Siege.

Sekian adalah hal-halnya yang semestinya dilakukan oleh Blizzard untuk bisa kembali bersaing ditengah kerasnya bisnis video game online dewasa ini.

Baca juga artikel seputar Overwatch dan artikel keren lainnya oleh Angga Riyandi.

Exit mobile version