Sepertinya hanya masalah waktu saja sampai kita benar-benar bisa merasakan maraknya teknologi yang dapat dikontrol menggunakan otak. Akhir tahun ini, sebuah game VR (Virtual Reality) yang menggunakan otak sebagai kontrol utamanya akan dirilis. Neurable, sebuah start-up yang berbasis di Boston akan mengeluarkan game berjudul Awakening. Dalam game tersebut, pemain akan berperan sebagai anak kecil yang memiliki kemampuan telekinesis.
Awakening akan dimulai dengan karakter utama terbangun dalam sebuah laboratorium milik pemerintah. Ketika pemain memperhatikan sekeliling ruangan, akan ada banyak benda bertebaran di ruangan. Masing-masing dari benda tersebut bercahaya. Pemain hanya perlu memfokuskan pikirannya pada objek-objek tersebut dan bisa melakukan telekinetik pada benda-benda tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=EFV1tGuUxPs
VR game ini bekerja dengan memanfaatkan sebuah headband khusus yang ditempelkan pada headset VR. Headband ini bekerja seperti scanner, akan melakukan scanning terhadap sinyal EEG (electroencephalography) yang muncul selama bermain game tersebut. Untuk dapat mendeteksi apa yang pemain pikirkan, Neurable memanfaatkan jenis sinyal yang berhubungan dengan sebuah kejadian (Event-related potential .red). Ketika pemain memfokuskan pikirannya pada sebuah benda dalam game yang bercahaya, otak merekam pola cahaya tersebut pada alam bawah sadar. Ramses Alcaide, co-founder dan CEO dari Neurable menamai alat ini sebagai brain mouse.
Alcaide juga menekankan bahwa timnya bukanlah developer game. Sehingga untuk masalah alur cerita dalam Awakening mungkin tidak akan semenarik yang orang bayangkan. Karena baginya hal itulah yang menjadi bagian tersulit dalam pembuatan game ini, bukan malah teknologinya.