Biaya Membuat Game Mobile Jepang – Seperti yang kalian ketahui, membuat sebuah video game tidaklah mudah karena banyak hal yang perlu diperhitungkan. Apalagi dari segi biaya pengembangannya yang bisa menentukan kualitas dari game yang dibuat. Hal ini berlaku untuk semua industri video game, baik itu dari Barat ataupun di negara Jepang.
Baru-baru ini sebuah hasil studi mengungkap kalau biaya pengembangan atau membuat game mobile di Jepang telah naik drastis dalam 1 dekade terakhir. Benarkah itu?
Biaya Membuat Game Mobile di Jepang Naik Drastis Menurut Hasil Studi

Sebuah asosiasi dari Jepang bernama Japan Online Game Association baru saja menerbitkan sebuah hasil studi terhadap pasar game termasuk juga Game Mobile di sana pada tahun 2024.
Pada studi tersebut mengungkap banyak informasi menarik seputar industri video game di Jepang berdasarkan survey dari Player dan developer, mulai dari biaya membuat video game, rata-rata biayanya, penggunaan AI, dan metode pemasaran promosi.
Dari studi tersebut terungkap bagaimana rata-rata biaya membuat atau pengembangan video game di Jepang pada tahun 2024 mengalami peningkatan 4,7 kali lipat dalam 1 dekade terakhir jika dibandingkan dengan biaya pengembangan pada tahun 2014 yang lalu. Berdasarkan contoh dari pengembangan 1 game mobile di Jepang, perusahaan bisa menghabiskan dana rata-rata sebesar 492 Juta Yen atau sekitar Rp 54.28 Miliar.
Informasi Hasil Studi Lainnya

Sementara itu, untuk biaya pemasaran promosinya diketahui juga meningkat 4 kali lipat pada tahun yang sama dimana rata-rata perusahaan bisa mencapai 1,35 Miliar Yen atau sekitar Rp 148,95 Miliar. Biaya tersebut perhitungan berdasarkan pemasaran promosi semua game mereka pada tahun 2024, bukan untuk satu game saja.
Dengan tingginya biaya tersebut, diketahui banyak developer game mobile di Jepang mulai menggunakan teknologi AI seperti ChatGPT untuk membantu pekerjaan karyawannya juga mengalami peningkatan.
Diketahui ada sekitar 59% developer game mobile di Jepang menggunakan ChatGPT. Dari angka tadi, ada sekitar 53% mengaku menggunakan AI lainnya seperti GitHub, Copilot, dan Whisper dimana 43% menggunakan Adobe Firefly. Diketahui masih ada banyak teknologi AI lainnya yang digunakan oleh mereka.

Lalu menurut hasil survey dari studi yang sama, ada sekitar 70% perusaaan video game dalam lapangan bisnis mengatakan mereka ingin menggunakan AI untuk membantu pekerjaan mereka, seperti membuat rencana konten, analisa preferensi dan prediksi perilaku konsumen.
Meskipun banyak yang menggunakan teknologi AI, sekitar 26,5 dari mereka ada yang khawatir dalam menggunakannya karena masalah copyright. Sementara itu ada sekitar 26,4% Gamer merasa meningkatnya penggunaan AI dalam membuat game membuat mereka khawatir karena takut gamenya akan ‘terlihat sama’ di pasaran.
Itulah informasi mengenai biaya membuat game mobile di Jepang diketahui meningkat drastis dalam 1 dekade terakhir. Bagaimana menurut kalian dengan informasi ini?
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Game Mobile atau artikel lainnya dari Muhammad Faisal. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.

















