Bingung Memahami Cerita Kingdom Hearts ? Kami Bisa Bantu “Terapi” Rasa Pusing Kalian

kingdom hearts the story so far

Bisakah saya membeli dan memainkan Kingdom Hearts 3 tanpa perlu memainkan seri sebelumnya ?” Jawabannya tentu sangat bisa sekali, terutama jika kamu memang punya konsol PS4 atau Xbox One beserta dengan uang yang cukup untuk membeli game tersebut.

Merasa kurang puas dengan jawaban kami ? Jika yang kalian harap adalah jaminan untuk bisa memahami bagaimana karakter-karakter berambut nyentrik ala Final Fantasy di sana bisa punya hubungan dan versi-versi yang terlihat mirip satu sama lain, langsung memainkan Kingdom Hearts 3 saja kami rasa sudah cukup efektif untuk membuatmu perlu menelan 1 tablet panad*l dalam dosis tertentu.

Dari segi plot dan cerita, franchise yang satu ini boleh dibilang sangat begitu kompleks untuk dipahami. Meski hanya terkesan hadir dalam 3 seri saja, Kingdom Hearts secara total memiliki 9 seri game yang betul-betul saling berkaitan satu sama lain secara canon. Cuma memainkan seri Kingdom Hearts 1 dan 2 saja kami jamin tidak akan begitu menolongmu untuk memahami asal muasal dari Keyblade, Kingdom Hearts, Heartless, dan segala tetek bengek yang lain. Karena kamu perlu tahu pula pecahan-pecahan cerita penting yang terdapat pada seri-seri di versi handheldnya.

Sehingga melalui hal itu, di sini kami ingin menawarkan suatu opsi lain ketimbang harus mengorbankan banyak kuota internet untuk melihat berpuluh-puluh menit video penjelasan yang ada di Youtube, atau langsung membakar dompetmu guna membeli serta menganalisa sendiri langsung satu set bundle game Kingdom Hearts di PS4 dalam “Story So Far”, dengan HANYA membaca ulasan “simpel” kami tentang keseluruhan plot yang ada di game ini terkecuali untuk seri Kingdom Hearts 3 yang masih sedang hangat-hangatnya.

Sebagai catatan penting, kami sarankan agar kalian membaca tulisan di bawah ini secara rileks saja dan tak perlu merasa tergesa-gesa. Kami akan mengurutkan langsung game Kingdom hearts mana sajakah yang menjadi awal mula sampai menuju ke seri sebelum Kingdom Hearts 3 mengudara.


BAB I: Kingdom Hearts Union X

Berawal dari dongeng dan ramalan

Game yang menariknya dirilis untuk platform Android dan iOS ini justru adalah seri yang telah mempelopori lika-liku kisah dari sebuah “kerajaan hati”. Melalui lantunan cerita dongeng tentang keberadaan kota Daybreak Town yang selalu dibawakan oleh sang nenek Kairi kepada si Kairi sendiri, cerita dongeng ini dipercaya telah terjadi secara nyata untuk timeline di dunia Kingdom hearts yang sekarang. Alkisah, diceritakan bahwa kumpulan dunia-dunia yang ada dulunya sempat terhubung menjadi satu kesatuan lalu disertai dengan munculnya suatu “hati” besar yang membumbung tinggi di langit bernama Kingdom Hearts. Kingdom Hearts sendiri disebut-sebut merupakan sumber cahaya kehidupan untuk seluruh dunia yang sudah terjaga di luar kendali para manusia. Terjaga langsung oleh dua pedang kunci keramat yang saling tergabung secara menyilang menjadi satu bernama X Blade.

Di saat dimana kehidupan dunia tampak  damai dan tentram, munculah seorang “dukun” yang mengaku punya semacam ramalan tentang hancurnya dunia akibat kekuatan kegelapan yang semakin merajalela. Ia pun langsung mengilustrasikan hasil penerawangannya itu ke dalam sebuah buku yang bernama “Book of Prophecies“. Sang dukun yang biasa dipanggil dengan sebutan The Master of Masters ini lalu mewariskan buku yang berisi hasil ramalannya tersebut kepada 5 dari para 6 muridnya yang telah diamanahi secara khusus untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ramalan yang dipercaya pasti terjadi itu.

Master of masters dan para muridnya

Selain mampu meramal, Master of Masters juga telah banyak mempelajari segala hal yang berhubungan dengan Kingdom Hearts atau pun senjata Keyblade. Tak ketinggalan, ia pun mampu menjadi orang pertama yang berhasil menciptakan senjata Keyblade versi imitasi, KW, atau inferior dari Keyblade keramat penjaga Kingdom Hearts dan mewariskan kemampuannya itu kepada para muridnya secara turun temurun. Asal muasal dari terbentuknya Keyblade sendiri memang tidaklah terlalu banyak dijelaskan secara detail. Namun dikabarkan bahwa setiap orang dengan hati atau jiwa yang kuat selalu punya potensi untuk bisa menciptakan senjata Keyblade versi mereka masing-masing.

Tugas dan instruksi yang “aneh” kepada para muridnya
Muridnya yang satu lagi

Kembali ke soal murid dari Master of Masters, keenam murid beliau yang masing-masing bernama Ira, Aced, Invi, Gula, Ava, dan Luxu ini memang telah mendapatkan tugas serta tanggung jawab penting dalam menjaga dunia dari ramalan kehancuran. Namun, Master di sini terkesan hanya mengistimewakan Luxu dengan memberikan ia sebuah tugas yang paling berbeda. Master mewariskan Luxu sebuah Keyblade bernama Gazing Eye dengan ciri khas gambaran mata yang ada di ujung pedangnya. Dimana mata ini kabarnya berasal dari satu bola mata sang master sendiri yang dianugerahi kekuatan untuk melihat sebuah kejadian di masa depan. Luxu pun juga diberi sebuah kotak hitam yang tidak boleh dibuka, lalu disuruh untuk pergi berkelana jauh demi mewariskan kembali Keyblade Gazing Eye ke orang-orang terpercaya di generasi mendatang, dengan tujuan agar keyblade bermata seram tersebut bisa selalu terjaga dan awet sepanjang masa.

Murid-murid Master yang lain selain Luxu justru telah diberi petuah penting untuk membuat semacam Union atau perkumpulan sekte pendekar Keyblade yang dipimpin oleh tiap masing-masing dari mereka. Meski sama-sama mendirikan perguruan Keyblade secara mandiri, mereka dengan peran pentingnya sebagai sang Foreteller tetap saling terhubung satu sama lain dengan suatu hierarki khusus yang sudah ditetapkan oleh sang Master;

  1. Ira (Unicornis Union) sebagai pemimpin utama.
  2. Aced (Ursus Union) sebagai wakil atau tangan kanan Ira.
  3. Invi (Anguis Union) sebagai penasihat atau mediator dari tiap para murid the Master termasuk dirinya.
  4. Gula (Leopardus Union) sebagai orang yang ditugaskan untuk mencari pengkhianat di antara para murid The Master.
  5. Ava (Vulpes Union) sebagai orang yang diinstruksikan khusus untuk mendirikan union rahasia yang terpisah dengan nama Dandelions dan lebih fokus untuk mengurusi kelompok Dandelions tersebut. Union ini dibuat dengan tujuan untuk mengirim seluruh anggota kelompoknya ke alam lain ketika kehancuran dunia yang ditempati akibat kegelapan telah menjadi hal yang tak bisa dihindari.
Perang Keyblade
Perang yang sia-sia

Kelima murid ini sama-sama mencoba menjalankan amanah yang telah dinubuatkan oleh si Master. Namun, hal itu justru sayangnya malah membuat mereka menjadi saling terpecah, terutama setelah The Master of Masters secara misterius menghilang di tengah-tengah para Foreteller. Adanya rasa iri, curiga, dan hal-hal negatif lain yang selalu mengiringi seakan telah semakin mengamini hal yang telah dituangkan oleh ramalan tersebut.

Demi secara egois memperebutkan sebuah cahaya dari banyaknya mahluk kegelapan yang berhasil dikalahkan, sebuah tragedi fenomenal yang dinamai sebagai Keyblade War akhirnya harus muncul. Bukannya berperang melawan kegelapan, perang melawan sesama pendekar keyblade adalah hal nyatanya justru terjadi. Perang besar ini secara otomatis menyebabkan nasib dari keberadaan Kingdom Hearts sebagai sumber cahaya dan kehidupan menjadi terancam. X Blade yang selalu berperan menjadi sang penjaga kerajaan hati terpaksa harus hancur menjadi 20 keping bagian yang terbagi lagi ke dalam 7 fragmen cahaya dan 13 fragmen kegelapan. Dunia pun juga menjadi ikut terpecah, semuanya orang di sana akhirnya mati dan Kingdom resmi jatuh ke dalam dunia kegelapan yang amat dalam. Medan peperangan antar sesama pengguna Keyblade kini berubah menjadi semacam kuburan yang dinamai Keyblade Graveyard.

Meski terkesan suram, untungnya dunia masih tetap bisa terselamatkan dari kiamat walau tidak secara utuh lewat kesucian hati dari kelompok Dandelions yang sama sekali tak mau ikut terjun ke dalam keganasan perang Keyblade. Lewat keberadaan mereka, para Dandelions berkomitmen untuk merevitalisasi semua kerusakan yang telah terlanjur terjadi. Hal ini akhirnya menjadi penanda awal dari banyaknya dunia-dunia yang bisa kamu jelajahi di seri Kingdom Hearts demi menyelamatkannya dari ancaman kegelapan.


BAB II: Kingdom Hearts Birth by Sleep

Seorang pria bernama Xehanort
pria yang sedang menatap “dunia”

Sebelum Kingdom Hearts X rilis, Game Kingdom Hearts Birth by Sleep merupakan seri yang sempat dianggap sebagai seri pelopor dari keseluruhan alur cerita Kingdom Hearts. Seri yang dirilis untuk platform PSP ini banyak menjelaskan asal usul dari seorang tokoh antagonis utama yang bernama Xehanort.

Segalanya bermula dari Xehanort dalam usianya yang masih belia berdiri dan termenung di Destiny Island, tempat tinggalnya. Di sana, ia secara mendadak didatangi oleh orang berkerudung misterius yang ternyata adalah dirinya sendiri di masa depan. Xehanort masa depan memberitahukan sebuah instruksi penting tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang, lalu kemudian mewariskan kemampuan spesialnya yang dapat menjelajahi waktu tersebut kepada sang Xehanort muda. Xehanort muda langsung mengangguk dan melaksanakan instruksi yang disampaikan oleh Xehanort masa depan ini dengan ikut juga menjelajahi waktu. Seketika ia kembali ke waktu asal, Xehanort muda secara otomatis lupa dengan apa yang sudah ia lakukan di saat pergi ke masa depan. Namun, secara tak sadar ia tetap mengikuti jalan yang sudah sama-sama disepekati oleh Xehanort masa depan dan juga dirinya.

Xehanort (muda) selanjutnya pergi berkelana ke sebuah tempat yang bernama Land of Departure. Seolah menjadi  tempat akademi bagi para calon-calon pendekar keyblade, di sana ia ikut berlatih dan berjuang guna merealisasikan cita-citanya menjadi seorang Keyblade Master. Di tempat yang sama pula Xehanort pertama kali bertemu dengan Eraqus dan keduanya pun saling bersahabat. Baik Xehanort dan Eraqus juga sama-sama lulus serta dianugerahi gelar sebagai Keyblade Master.

Rencana Jahat Awal
Xehanort yang sudah menua

Meskipun begitu, persahabatan dari kedua orang ini sayangnya tidaklah bisa awet sepanjang waktu. Xehanort dan Eraqus masing-masing punya idealisme yang berbeda dalam memahami hakekat dari keberadaan cahaya dan kegelapan. Bagi Eraqus, kegelapan adalah hal yang harus dimusnahkan. Sementara Xehanort justru menganggap bahwa kegelapan itu seharusnya bisa dikontrol dan dimanfaatkan sebagai bahan penyeimbang. Selama ia mempelajari hal yang berhubungan dengan Kingdom hearts, Xehanort nampak sangat begitu terobsesi dengan pedang kunci keramat bernama X Blade. Dirinya mendapati suatu temuan bahwa dengan menyatukan hati yang penuh akan cahaya dan satu hati lain yang penuh dengan kegelapan, ia dapat menciptakan kembali X Blade untuk membuka rahasia yang disimpan oleh gerbang Kingdom Hearts. Ia sangat berambisi untuk membuka gerbang sakral tersebut karena meyakini bahwa itu dapat membawanya melihat sebuah kreasi dunia beserta dengan evolusi kehidupan yang baru.

Di saat yang bersamaan, Xehanort pun akhirnya tumbuh semakin berumur dan menua. Sebagai sang Keyblade Master, Xehanort menunjuk seorang anak remaja bernama Ventus untuk ia manfaatkan sebagai kelinci percobaan dengan berkedok murid. Awalnya Xehanort berencana untuk memindahkan jiwanya ke dalam tubuh Ventus demi meneruskan ambisi besarnya tersebut. Namun, melihat bahwa tubuh Ventus tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai wadah beserta dengan hatinya yang sama sekali tidak merasa cocok dengan kegelapan, Xehanort berubah pikiran dan lebih memilih untuk mencangkok secara paksa sisi kegelapan dari hati Ventus demi menciptakan sebuah mahluk yang ia namai Vanitas. Xehanort ingin menggunakan Vanitas untuk menciptakan X Blade dengan peran sebagai hati yang murni diliputi oleh kegelapan. Sementara Ventus yang hatinya rusak akibat pencangkokan tersebut dan sudah merasa tak berdaya, dibawa Xehanort menuju ke Destiny Island untuk dibiarkan mati.

Ventus, Terra, dan Aqua
Saat menjalankan ujian

Ventus secara ajaib tidak mati di sana. Hati atau jiwanya yang rusak mendadak bisa pulih kembali setelah tersentuh oleh hati Sora yang kebetulan baru lahir di Destiny Island. Mendapati Ventus bisa bertahan hidup namun dengan ingatan memori yang hilang, Xehanort langsung mengirim Ventus ke Eraqus untuk melatihnya sebagai pengguna Keyblade. Di saat bersamaan ia mengantarkan Ventus ke kediaman Eraqus, Xehanort untuk pertama kalinya juga bertemu dengan 2 murid Eraqus yang bernama Terra dan Aqua. Impian Xehanort untuk memiliki tubuh baru akhirnya membumbung tinggi kembali setelah melihat Terra sebagai orang yang sangat kompatibel. Ia pun langsung bergegas menyiapkan berbagai rencana untuk membuat Terra sebisa mungkin tunduk dan jatuh ke dalam kegelapan, sembari berharap bahwa Ventus juga dapat menjadi kandidat cahaya murni yang sepadan bagi Vanitas demi menciptakan X Blade.

Ventus bersama dengan Terra dan Aqua, berlatih di bawah asuhan Master Eraqus untuk menjadi seorang pendekar Keyblade yang handal. Karena Ventus masih dianggap terlalu muda, Eraqus hanya bisa memperbolehkan Terra dan Aqua untuk mengikuti test akhir uji kelayakan sebagai seorang Keyblade Master yang dinamai Mark of the Mastery. Lewat serangkaian tes yang Eraqus sodorkan, sayangnya hanya Aqua saja yang mampu lulus. Sementara Terra sendiri dianggap gagal karena ia membiarkan sisi kegelapan dalam dirinya muncul. Tak lama setelah tes selesai, Eraqus mendengar kabar tentang munculnya sesosok mahluk kegelapan yang sedang meneror banyak dunia bernama Unversed. Dimana Unversed sendiri ternyata merupakan mahluk kegelapan yang lahir dari hawa keberadaan Vanitas.

Eraqus lalu secara khusus memerintahkan Terra untuk pergi ke banyak dunia demi melenyapkan para Unversed sembari memperingatkan agar ia jangan lagi membuka hatinya untuk kegelapan. Eraqus yang nampak sangat begitu khawatir, menyuruh Aqua untuk mengawasi misi petualangan Terra dari jauh. Sementara Ventus, ia justru juga malah diam-diam mengikuti Terra atas provokasi Vanitas. Ketiganya sama-sama ikut pergi ke dunia lain, tapi jarang saling bertemu di antara satu sama lain.

Melindungi seorang anak

Ditengah petualangan mereka bertiga dalam menjalankan agenda misinya masing-masing, Terra sempat mampir ke Destiny Island untuk secara tak sengaja bertemu dengan seorang anak bernama Riku. Aqua pun juga pernah datang ke Radiant Garden dan menjumpai seorang anak perempuan bernama Kairi. Keduanya baik sengaja atau tidak, telah melakukan ritual pewarisan kekuatan Keyblade kepada Kairi maupun Riku agar di masa mendatang mereka bisa mendapat kesempatan untuk menjadi seorang pengguna Keyblade. Sementara setelah Ventus kembali ke Land of Departure, Master Eraqus rupanya sadar akan rencana busuk Xehanort yang ingin menciptakan X Blade kembali dengan menggabungkan kemurnian hati Ventus dan Vanitas. Di sana Eraqus secara terpaksa berinisiatif untuk membunuh Ventus, namun upaya Master Eraqus tersebut langsung digagalkan oleh Terra.

Kembali menuju Keyblade Graveyard

Ditengah pertarungan sengit penuh drama antara Eraqus dan Terra, Xehanort secara mendadak muncul dan membunuh Eraqus dari belakang di saat ia kewalahan dalam melawan Terra. Setelahnya, Xehanort lalu memprovokasi Terra untuk bertemu di Keyblade Graveyard bersama pula dengan Aqua dan Ventus. Di Keyblade Graveyard, sebuah pertarungan besar yang melibatkan mereka bertiga terjadi.

Sang trio

Setelah Aqua berhasil mengalahkan Braig, Ventus akhirnya telah berhasil dirasuki oleh Vanitas sehingga menyebabkan X Blade tercipta dan gerbang Kingdom Hearts kembali muncul. Aqua pun langsung berusaha untuk mencegahnya dan berhasil mengalahkan Vanitas-Ventus lewat bantuan satu pendekar Keyblade lain, yakni Mickey Mouse. Kemusnahan Vanitas sayangnya juga membuat jiwa Ventus kembali rusak untuk kedua kalinya. Saat diungsikan ke Mysterious Tower, Aqua mendapatkan informasi penting melalui Yen Sid, seorang guru Keyblade yang melatih Mickey bila Ventus sedang mengalami tidur panjang dan baru bisa bangun ketika jiwanya telah pulih secara total. Selama Ventus belum siuman, jiwa Ventus dikabarkan berpindah secara sementara ke dalam tubuh Sora yang masih kecil. Aqua pun lalu kembali ke Land of Departure untuk menyegel tempat tersebut dan merubahnya menjadi Castle of Oblivion, sesuai dengan instruksi yang diminta oleh Master Eraqus sebelum dirinya wafat. Di sana Aqua juga menyembunyikan tubuh Ventus di sebuah ruangan rahasia agar dirinya bisa beristirahat dengan tenang.

Di waktu yang bersamaan, Xehanort berhasil mengambil alih tubuh Terra dan membuatnya berubah menjadi Terra-Xehanort. Terra yang dirasuki berusaha untuk mencoba memberontak sebelum sebagian jiwanya berpindah ke sebuah baju armor yang bernama Lingering Will. Pertarungan dahsyat antara Terra-Xehanort dan Lingering Will terjadi. Terra-Xehanort kalah, namun tubuh Terra sayangnya tetap tak bisa kembali karena Terra-Xehanort malah terdampar ke Radiant Garden akibat kekuatan ledakan dari musnahnya Vanitas dan senjata X Blade yang luar biasa, sedangkan Lingering Will masih tetap tinggal dan mendiami Keyblade Graveyard.

Terra yang dirasuki Xehanort

Setelah sukses menyimpan tubuh Ventus di Castle of Oblivion, Aqua langsung bergegas mencari Terra-Xehanort di Radiant Garden. Aqua bertarung dengan Terra-Xehanort demi mengembalikan tubuh Terra seperti semula. Namun sayang usahanya sama sekali tidak berhasil. Terra-Xehanort dalam keadaan setengah amnesia akhirnya mengeluarkan seluruh potensi aura gelap untuk membuka semacam portal dunia kegelapan dan tenggelam di sana.

Demi menyelamatkan Terra, Aqua juga ikut tenggelam dan berusaha untuk menarik Terra-Xehanort kembali ke dunia asal. Melihat bahwa glider dan armornya tidak cukup mampu untuk membawa mereka berdua pulang secara bersamaan. Aqua terpaksa mengorbankan diri dengan memerintahkan armor dan glidernya untuk mengangkat Terra-Xehanort ke permukaan. Alhasil, Aqua resmi terjebak ke dalam dunia kegelapan sementara Terra-Xehanort kembali berada di Radiant Garden.

Kenakan identitas baru
Menjadi seorang ilmuwan ?

Terra-Xehanort yang dalam keadaan pingsan dan amnesia, ditemukan oleh seorang kepala ilmuwan Radiant Garden yang bernama Ansem the Wise. Beliau lalu mengadopsi Terra-Xehanort untuk menjadi salah satu muridnya bersama dengan Braig yang juga ada di sana. Setahun kemudian, perlahan Terra-Xehanort mulai berhasil mendapatkan kembali ingatannya sebagai seorang Xehanort. Bersama Braig, Xehanort mencoba melakukan suatu eksperimen untuk mengekstrak kegelapan dari hati para manusia guna menciptakan suatu mahluk kegelapan bernama Heartless dalam jumlah yang sangat besar. Ansem yang sangat kontra dengan tindakan Xehanort tersebut, dibuang lalu diasingkan oleh Xehanort ke dunia kegelapan. Para keenam murid Ansem yang ada di sana justru (termasuk braig) ternyata juga diam-diam mengkhianati Ansem dan mendukung apa yang sudah dilakukan Xehanort.

Xehanort lalu ingin mencoba mencangkok kegelapan hati dari dirinya sendiri dan para keenam murid Ansem secara langsung guna menciptakan Heartless dari versi mereka masing-masing. Dengan mengambil nama Ansem, Xehanort menamai versi Heartlessnya sendiri sebagai Ansem The Seeker of Darkness. Bersamaan dengan terciptanya Heartless, keberadaan mahluk lain yang dinamai Nobody pun akhirnya juga ikut ada. Nobody adalah mahluk tanpa hati yang lahir akibat tereekstraknya hati para manusia yang sudah berubah menjadi Heartless. Meski tidak punya hati, telah disimpulkan bahwa mereka mampu mengembangkan sebuah kesadaran di dalam diri mereka masing-masing, sehingga perlahan-lahan para Nobody juga dapat berevolusi untuk mempunyai hati atau jiwa baru di dalam tubuh mereka yang awalnya kosong tersebut. Versi Nobody dari sebagian orang memang ada yang mirip seperti manusia, dan sebagian lagi menyerupai mahluk monster, begitu pula dengan Heartless (intinya tergantung dari seberapa hebat hati atau jiwa yang dimiliki oleh tiap individu). Poin pentingnya adalah dimana ada keberadaan heartless yang lahir, di situ pula pasti ada versi Nobody yang ikut muncul.

Mengekstrak hati mereka semua

Versi Nobody dari Xehanort sendiri dinamai Xemnas. Braig dan sesama para murid Ansem juga telah berubah menjadi Heartless dan Nobodies. Namun mereka tak bisa mendapatkan wujud Heartless yang sangat kuat seperti Xehanort dalam wujud Ansem The Seeker of Darkness. Sehingga eksistensi Nobody dari mereka yang akhirnya menjadi lebih dominan. Melalui para kumpulan Nobody dari Xehanort (Xemnas), Braig, dan yang lain, mereka semua bersama membentuk suatu kelompok bernama Organization XIII. Organisasi ini kabarnya dibuat dengan tujuan mencari hati yang telah hilang dari diri mereka. Sedangkan sang Ansem jahat langsung memimpin para heartless untuk menyerang dan mengkontaminasi seluruh dunia dengan kegelapan demi menciptakan sebuah gerbang Kingdom Hearts buatan untuk dirinya sendiri.

Ansem baik yang terjebak di alam kegelapan rupanya berhasil kabur ke dunia asal dengan rela memanfaatkan kekuatan kegelapan yang ada di sana, namun ia tidak mau membiarkan sisi kegelapannya tersebut menelan jiwa baik Ansem secara keseluruhan. Ia akhirnya singgah dan menetap ke sebuah dunia yang bernama Twilight Town. Ansem juga telah merubah penampilan dan menanggalkan namanya menjadi DiZ guna menyembunyikan identitas aslinya. DiZ di sana memilih untuk mendedikasikan banyak waktunya untuk mempelajari dan meneliti keberadaan Heartless dan Nobody.


BAB III: Kingdom Hearts 1

3 anak yang ingin pergi ke dunia lain
Hidup bersama

Salah satu game Kingdom Hearts yang paling banyak dikenal ini mengambil setting 9 tahun setelah kejadian Xehanort berubah menjadi Ansem, atau 10 tahun dari kejadian dalam game Kingdom hearts Birth by Sleep. Kingdom Hearts 1 jelas merupakan game pertama yang mengenalkan karakter Sora sebagai sang protagonis utama di seri ini hingga ke seri-seri berikutnya.

Sora, Riku, dan Kairi diceritakan hidup bersama di Destiny Island. Pada suatu hari, ketiganya berencana untuk merealisasikan mimpi mereka untuk pergi ke dunia lain dengan hanya menggunakan perahu rakit. Di suatu malam sebelum mereka hendak pergi, dunia Destiny Island mendadak diserang oleh sekumpulan Heartless. Sora yang mencoba bertahan, berusaha untuk segera mencari Riku dan Kairi. Di saat ia menemukan Riku yang kebetulan sedang memegang sebuah Keyblade, Riku mengatakan kepada Sora bahwa jalan satu-satunya untuk keluar dari Destiny Island adalah dengan rela menyerahkan diri kepada kegelapan. Seketika itu, Keyblade yang ada ditangan Riku tiba-tiba berpindah ke Sora dan ia langsung menghilang karena ditelan oleh kegelapan. Sora yang kini mampu melawan para Heartless lewat Keyblade yang baru didapatkannya tersebut, langsung segera bergegas untuk mencari sahabatnya yang tersisa, yaitu Kairi.

Sora pun akhirnya berhasil menemukan Kairi di suatu goa. Di dekat Kairi, Sora kebetulan juga melihat sebuah pintu yang ternyata menghubungkan dunia Destiny Island dengan dunia kegelapan. Tepat saat Kairi hendak memalingkan pandangannya ke Sora, pintu kegelapan tersebut mendadak terbuka, lalu memancarkan suatu energi besar yang menghempaskan Sora dan Kairi keluar dari Destiny Island.

Petualangan pertama Sora
Berpetualang dengan dua “tokoh kartun”

 

Di saat yang bersamaan, Mickey Mouse telah didapuk menjadi sang penguasa di dunianya. Namun, ia memutuskan untuk pergi demi menjalankan suatu misi penting dalam menghadapi ancaman para Heartless. Sebelum pergi, Mickey sudah menginstruksi 2 bawahan setianya, yakni Donald dan Goofy untuk pergi ke Traverse Town. Mickey tak ketinggalan juga memerintahkan mereka berdua secara khusus untuk mencari sebuah “kunci”. Setibanya Donald dan Goofy di sana, mereka secara kebetulan menemukan Sora yang ternyata telah terdampar di Traverse Town, beserta dengan kunci yang selama ini dicari (Keyblade).

Baik Sora, Donald, dan Goofy untuk pertama kalinya menyadari bila Keyblade yang Sora pakai memiliki kemampuan untuk melindungi dunia dari teror para Heartless dan juga kegelapan. Terutama Agar menjaga dunia tersebut untuk tidak bisa ditelan oleh kegelapan lewat sebuah Keyhole yang harus Sora segel. Donald dan Goofy Lalu mengajak Sora bekerja sama untuk pergi ke banyak dunia demi mencari informasi tentang keberadaan Riku, Kairi, dan Raja Mickey yang sedang mereka berdua cari, sekaligus juga menyelematkan dunia tersebut apabila ada ancaman nyata dari kegelapan maupun Heartless.

Proses penyegelan

Dalam sepanjang perjalanan mengitari berbagai dunia, Sora, Goofy, dan Donald bertemu dengan seorang musuh bernama Maleficent, yang ternyata merupakan anak buah Ansem The Seeker of Darkness. Ia dikabarkan sedang mencari 7 putri “Hati” yang dipercaya dapat membuka pintu gerbang dari Kingdom Hearts. Jiwa dari 7 orang putri yang salah satunya adalah Kairi ini, masing-masing dilindungi oleh 7 buah fragmen cahaya yang berasal dari senjata X Blade yang sudah pecah menjadi 20 bagian (Ingat soal 7 cahaya dan 13 kegelapan ?). Lalu di sana Sora mengetahui bahwa Riku ternyata juga ikut serta membantu Maleficent dalam memuluskan rencana jahatnya. Riku sendiri terpaksa berafiliasi dengan Maleficent demi menyelamatkan Kairi yang sudah berhasil ia temukan dalam keadaan tak sadar karena jiwanya yang telah terpisah dari tubuh Kairi.

Melawan Ansem

Setibanya Sora cs di tempat yang bernama Hollow Bastion, selaku markas dari kediaman Maleficent, Sora akhirnya harus bertarung melawan salah satu sahabatnya, yakni Riku beserta dengan Maleficent sendiri. Setelah berhasil mengalahkan mereka berdua, Sora akhirnya bisa kembali bertemu dengan Kairi yang jiwa dan raganya masih terpisah. Riku yang tiba-riba dirasuki oleh Ansem, mendatangi Sora dan mengatakan bahwa jiwa (hati) Kairi selama ini ada di dalam hati Sora. Sehabis Sora mengalahkan Riku yang dirasuki oleh Ansem, Sora rupanya tidak bisa menyegel Keyhole yang ada di dalam Hollow Bastion karena faktor keberadaan hati Kairi yang masih melekat di hati Sora.

Ansem The Seeker of Darkness

Bingung tak tahu harus bagaimana, Sora melihat Keyblade yang digunakan Ansem saat merasuki Riku punya kemampuan untuk membuka hati seseorang. Sora secara berani berinisiatif menggunakan Keyblade Ansem untuk membuka hatinya demi menyelamatkan dan membangunkan Kairi kembali. Jiwa Kairi pun kembali bersatu dengan tubuhnya, namun hal itu harus dibayar mahal dengan jiwa sora yang sudah berubah menjadi Heartless. Kairi yang didampingi oleh Donald dan Goofy berusaha kabur dari sergapan Ansem yang pergerakannya ditahan oleh jiwa Riku yang masih sedang ia rasuki. Di saat ketika Kairi melihat ada satu sosok Heartless kecil yang berperilaku agak aneh dari para Heartless biasanya, Kairi langsung mengenali bahwa Heartless tersebut adalah Sora. Dengan kekuatannya sebagai 1 dari 7 putri Hati, Kairi secara ajaib berhasil mengembalikan Sora ke dalam wujud asal dengan cara memeluknya.

Tak berhasil mengambil hati Kairi, Ansem pun kabur ke sebuah tempat yang banyak berisikan fragmen-fragmen dunia yang telah dikumpulkan atau diambil oleh Heartless. Bernama End of the World, tempat tersebut menjadi sebuah arena pertarungan yang sengit bagi Sora cs dan Ansem demi menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Sora akhirnya sukses membuat Ansem kalah, walau Ansem sendiri tetap berhasil memanggil dan membuka gerbang Kingdom Hearts buatan lewat terkumpulnya secara lengkap 7 jiwa yang dimiliki oleh para putri hati. Namun, terbukanya gerbang Kingdom Hearts justru malah menjadi malapetaka buat Ansem. Banyaknya energi cahaya yang ada di dalam dekat pintu membuat Ansem (Xehanort versi Heartless) langsung terbunuh seketika.

Sora lalu melihat bahwa pintu gerbang Kingdom Hearts tersebut ternyata juga terhubung dengan dunia kegelapan. Bersama dengan Donald dan Goofy, Sora berusaha untuk menutup gerbang pintu tersebut dari luar agar tidak ada para Heartless yang bisa keluar menuju ke tempat Sora. Sementara dari pintu dalam, mereka bertiga juga dibantu oleh Riku dan Mickey yang kembali muncul setelah Ansem terbunuh, plus Aqua yang ternyata diam-diam ikut membantu. Mickey meyakinkan Sora bahwa pintu menuju cahaya akan selalu tetap ada sepanjang waktu. Sora tidak perlu mengkhawatirkan Mickey dan Riku di dalam karena mereka berdua berjanji pasti akan kembali. Setelah pintu tertutup, dunia yang telah rusak akibat ulah Heartless telah berhasil pulih seperti semula.


BAB IV: Kingdom Hearts Chain of Memories

Misi mencari Riku

Bersetting tepat setelah kisah Kingdom Hearts pertama selesai, Kingdom Hearts Chain of Memories menceritakan kisah petualangan Sora, Donald, dan Goofy dalam mencari jejak keberadaan Riku setelah pintu Kingdom Hearts tertutup. Uniknya, Sora justru malah mencari Riku dengan terjebak di sebuah tempat dimana Ventus saat ini berada, yakni Castle of Oblivion. Tempat ini sayangnya sekarang telah menjadi salah satu sarang dari kelompok Organization XIII yang sudah menyiapkan banyak kejutan dan jebakan untuk para Sora cs.

Tepat di saat Sora, Donald, dan Goofy pertama kali menginjakan kaki di Castle of Oblivion, mereka langsung disambut oleh salah satu anggota Organization XIII yang secara khusus memimpin tempat tersebut. Bernama Marluxia, ia memberi tahu kepada Sora bila semakin dalam ia menjelajahi tempat ini, ingatan Sora akan kejadian masa lalu yang telah dilakukannya di luar Castle of Oblivion perlahan akan semakin memudar atau hilang. Hal tersebut kabarnya disebabkan oleh suatu pengaruh kekuatan khusus dari seorang gadis yang bernama Namine. Namine memiliki kemampuan unik untuk menghapus dan memanipulasi ingatan Sora, Donald, beserta Goofy. Ia sendiri diketahui sebagai seorang Nobody yang lahir dari Kairi ketika Sora membuka hatinya saat kejadian di Hollow Bastion dan berubah menjadi Heartless demi membangunkan jiwa Kairi.

Namine yang dipaksa

Namine memanipulasi ingatan Sora dan kawan-kawannya bukan atas dasar kehendaknya sendiri. Ia ditemukan, ditangkap, dan dijadikan sebagai tawanan di Castle of Oblivion oleh Organisasi XIII. Namine juga dipaksa Marluxia untuk menganggu memori ingatan Sora. Dengan tujuan agar menjadikannya sebagai boneka, Marluxia ingin memanfaatkan Sora demi menjalankan rencana konspirasi dalam menyingkirkan para anggota-anggota senior seperti Xemnas, Xigbar (Nobody dari Braig), dan lain-lain dari tampuk kepemimpinan utama Organisasi XIII. Namun, rencana Marluxia nampak harus berakhir secara berantakkan. Karena Sora sendiri berhasil mengalahkan Marluxia dan membebaskan Namine di sana.

Tidur di dalam sebuah memori pod
Menyaksikan Sora tertidur

Namine pada akhirnya bisa bertemu langsung dengan Sora. Sebagai permintaan maaf karena dirinya sudah merusak dan memanipulasi ingatan Sora beserta dengan kawan-kawannya tersebut, Namine menawarkan jasa untuk bisa memulihkan kembali ingatan memori Sora, Donald, dan Goofy dengan cara meminta mereka tidur di dalam sebuah memori pod. Sembari mereka bertiga tidur, Namine akan berusaha semaksimal untuk memperbaiki atau merestorasi ingatan-ingatan alamiah Sora yang telah hilang. Tapi sebagai gantinya, Sora dan para kedua kawannya akan melupakan segala bentuk eksistensi yang berhubungan dengan kejadian yang ada di Castle of Oblivion.

Di saat yang bersamaan ketika Sora sedang menjalani proses pemulihan ingatan, Riku akhirnya muncul di Castle of Oblivion setelah berhasil keluar dari alam kegelapan berkat bantuan DiZ. Dibagian bawah kastil, Riku berjuang untuk bisa sampai ke tempat Sora dengan mengalahkan para anggota organisasi XIII yang tersisa beserta dengan satu replika gelap dari dirinya. Sesampainya Riku di tempat Sora, ia merasa lega dan meminta Namine untuk menjaga Sora baik-baik. Tak lama setelahnya, DiZ pun juga datang. ia mengajak Namine untuk membawa memori pod dari Sora, Donald, Goofy, ke tempat kediamannya di Twilight Town demi menyembunyikan keberadaan mereka semua dari ancaman organisasi XIII.


BAB V: Kingdom Hearts 358/2 Days

Nobody dari Sora
Roxas yang ditemukan

Game Kingdom Hearts yang satu ini memiliki setting yang sebagian bersamaan dan sebagian lagi juga berkelanjutan dengan seri Kingdom Hearts Chain of Memories. Karena isi utamanya jauh lebih berfokus dalam menceritakan awal kisah penting dari seorang karakter yang bernama Roxas, seorang Nobody Sora yang juga lahir secara bersamaan dengan Namine di saat Sora membuka hatinya demi menyelamatkan Kairi.

Roxas ditemukan langsung oleh Xemnas di Twilight Town dan direkrut langsung sebagai salah satu anggota terakhir organisasi XIII. Selama menjadi anggota, Roxas hanya bisa berteman baik dengan sesama anggota organisasi yang bernama Axel. Tak lama setelah Roxas direkrut, Xemnas juga memperkenalkan satu anggota baru lain atau anggota keempatbelas dari organisasi yang seharusnya hanya berisikan 13 orang saja, yakni Xion. Xion diceritakan sebagai orang yang sangat misterius, punya penampilan wajah yang bisa berubah tergantung dari siapa yang memandang, dan memiliki kesamaan dengan Roxas yang sama-sama mampu mengeluarkan senjata Keyblade dari tangannya. Selain Axel, Xion juga menjadi satu orang yang bisa dekat dan berteman baik dengan Roxas.

Bertepatan di saat Sora harus tertidur ke dalam sebuah memori pod guna memperbaiki ingatannya, Roxas mengalami koma selama berminggu-minggu akibat koneksi yang ia punya dengannya. Setelah dapat terbangun, Roxas mulai mengalami banyak gejala aneh dimana ia mulai sering mendapat penglihatan dari memori ingatan Sora. Pada saat itu juga, ia mulai merasa skeptis dengan keberadaan Organisasi XIII.

Rencana untuk menyingkirkan Roxas lewat Xion
Xion

Uniknya, Xion sendiri juga mengalami pengalaman memori yang sama seperti Roxas. Hanya saja, kemampuan Xion untuk menyerap memori Sora ternyata jauh lebih besar ketimbang Roxas. Gara-gara Xion pula, usaha Namine untuk memulihkan ingatan Sora pun harus terhambat. Pada satu waktu dimana Xion bertemu dan berkonfrontasi dengan Riku, Riku sangat begitu dibuat penasaran dengan diri Xion beserta dengan Keyblade yang ia pakai, karena Keyblade tersebut rupanya mirip dengan Keyblade dasar yang biasa dipakai oleh Sora, lalu penampilan dari Xion sendiri ternyata sangat mirip dengan Kairi. Di saat Riku tahu bahwa Xion selama ini mempunyai ingatan dari seorang Sora, Riku menyarankan agar sebaiknya Xion pergi ke tempat dimana Sora berada guna mengembalikan Memori tersebut.

Xion pun bimbang. di satu sisi ia ingin kembali kepada teman-temannya (Axel dan Roxas), tapi di sisi yang lain ia merasa bersalah karena seakan telah merampas ingatan memori dari seseorang. Lewat berbagai pertimbangan, Xion akhirnya memutuskan untuk pergi ke tempat Sora dan bertemu dengan Namine. Di sana, Namine menceritakan kepada Xion bahwa ia sebenarnya adalah seorang replika Roxas yang lahir dari memori ingatan Sora. Xion sengaja diciptakan oleh Xemnas sebagai sebuah wadah cadangan apabila Sora maupun Roxas gagal untuk ia manfaatkan. Hal itulah yang menjelaskan kenapa Xion bisa memiliki memori yang terhubung dengan Sora, sama seperti Roxas. Namine pun juga menejelaskan bahwa jika ia bersedia untuk mengembalikan memori Sora yang hilang, eksistensi Xion dan ingatan semua orang tentang keberadaan Xion akan terlupakan. Dengan berbesar hati, Xion justru menyanggupi hal ini, namun rencana ia untuk menyatu dengan Sora sayangnya gagal ketika Axel datang untuk membawa kembali dirinya ke organisasi XIII.

Sesaat sebelum Namine dan Xion bertemu, Roxas akhirnya tahu tentang asal-usul Xion yang sebenarnya. Ia lalu memutuskan untuk membelot dari organisasi XIII demi mencari tahu jati dirinya sendiri dan tentang memori seorang anak bernama Sora yang selalu ia rasakan. Roxas sendiri pada saat itu masih sama sekali sekali belum sadar bahwa dirinya adalah seorang Nobody yang lahir dari Sora. Sementara Xion yang dibawa Axel ke markas Organisasi akhirnya diprogram kembali oleh Xemnas. Xemnas rupanya berencana untuk membuat Xion semakin semakin menyerap memori yang Roxas punya tentang Sora sebagai versi Nobody aslinya, sehingga hal tersebut bisa berdampak pada lenyapnya keberadaan Roxas karena tergantikan oleh Xion dan usaha Namine untuk memperbaiki ingatan Sora menjadi sia-sia.

Demi mempertahankan eksistensi

Xion dalam keadaan yang sudah diprogram akhirnya bertemu kembali dengan Roxas di menara jam Twilight Town. Xion menampakkan diri kepada Roxas dalam penampilan wajah Sora dan membuat Roxas kaget. Ia di sana berencana untuk ingin segera bertarung sampai mati dengan Roxas demi mempertaruhkan eksistensi dari salah satu di antara mereka. Karena telah diketahui bahwa semakin lama Xion hidup atau ada, keberadaan Roxas pun secara otomatis juga akan semakin terancam. Sehingga demi membuat peluang hidup Roxas masih ada, Xion lebih memilih untuk mengorbankan diri dengan memusuhi Roxas.

Pertarungan melawan Riku

Roxas akhirnya berhasil mengalahkan Xion dan membuat sebagian memori ingatan Sora yang diambil oleh Xion kembali ke tempat Sora. Roxas yang sedang cukup berduka setelah membunuh salah satu sahabatnya itu, bertekad untuk membebaskan gerbang Kingdom Hearts versi Nobody di suatu markas utama organisasi XIII, yakni The World That Never Was. Hal nekad tersebut secara bodoh ia lakukan demi berharap bahwa ia bisa menghidupkan Xion kembali sekaligus juga menghancurkan organisasi XIII.

Dihentikan oleh Riku (dalam wujud Ansem)

Namun, usaha Roxas harus dihalangi oleh Riku yang ingin membawa Roxas ke tempat Sora agar Sora bisa secepatnya terbangun dari memori pod. Baik Roxas dan Riku bertarung secara hebat dan seimbang. Roxas berhasil membuat Riku kewalahan, namun Riku yang lebih berhasil membuat Roxas kalah berkat sisa kekuatan kegelapan yang masih ia miliki dari Ansem The Seeker of Darkness. Seketika Roxas kalah, DiZ datang dan punya rencana untuk membawa Roxas jauh dari jangkauan Organisasi XIII dengan menyembunyikannya di sebuah dunia virtual Twilight Town yang sudah DiZ rancang. Roxas dikirim dan menjalani kehidupan baru dalam keadaan amnesia total di sana.


BAB VI: Kingdom Hearts 2

Roxas dan Sora
Untuk pertama kali bertemu

Sampai di sini, kalian harusnya sudah tidak akan lagi bingung melihat kapan dan bagaimana Roxas bisa menjadi salah satu karakter playble dalam Kingdom hearts 2. Karena awal cerita dari seri ini memang bersetting langsung tepat setelah cerita Kingdom Hearts 358/2 Days berakhir. Lalu petualangan seru Sora bersama dengan dua kawan-kawan ikoniknya itu pun juga akan bisa kembali kalian rasakan.

Di Twilight Town versi virtual, Roxas secara palsu hidup seperti layaknya seorang anak normal yang sedang menjalani libur musim panas. Akan tetapi, Roxas pun di sana juga harus kembali dihantui oleh memori-memori ingatan Sora yang selalu terngiang-ngiang, beserta dengan Namine yang tak jarang sering bertelepati dengan Roxas demi membuat dirinya ingat secara perlahan-lahan. Pada suatu ketika, keberadaan Roxas di dunia virtual akhirnya telah diketahui oleh Organisasi XIII. Para kumpulan mahluk Nobody yang dipimpin oleh Axel muncul dan menemukan langsung seorang Roxas. Roxas yang bingung tidak tahu apa-apa, akhirnya bisa melindungi dirinya sendiri dari para Nobody lewat pedang Keyblade yang tiba-tiba dapat muncul dari tangannya. Misi Axel untuk membawa Roxas ke Organisasi XIII pun juga gagal setelah DiZ muncul.

Selepas itu, Roxas menjadi semakin penasaran akan apa yang sebenarnya telah terjadi pada hidupnya. Berkali-kali didatangi oleh Axel, ingatan Sora, sampai ke kontaknya dengan Namine membuat Roxas akhirnya sadar tentang identitas dan asal-usulnya selama ini, termasuk juga dengan dunia bohongan yang sedang ia tinggali tersebut. Tak lama kemudian, DiZ mengkontak Roxas untuk segera datang ke tempat rumah besarnya di Twilight Town. Dalam akhir petualangannya menyusuri rumah mansion dari DiZ, Roxas untuk kali pertama bisa langsung bertemu dan menatap Sora yang sedang tertidur di dalam memori pod. Sebagai Nobody, Roxas di sana mulai mau berbesar hati untuk menerima kodrat hidup yang sudah ditakdirkan kepadanya. Dengan mengatakan bahwa “Libur musim panasku telah berakhir“, Roxas akhirnya menyatu ke dalam jiwa Sora demi membuatnya terbangun kembali.

Kembalinya Sora
Bersama lagi

Setelah bangun, Sora langsung disambut oleh Donald dan Goofy yang ternyata telah siuman lebih dulu. Baik Sora, Donald, maupun Goofy sama sekali tidak ingat bagaimana mereka bertiga bisa berada di Twilight Town, termasuk pula pastinya dengan kejadian yang telah terjadi di Castle of Oblivion. Sora beserta kawan-kawannya lalu ingin mencoba mencari tahu segala informasi yang bisa mereka dapat di sana.

Namun, tiba-tiba mereka dihadang oleh para sekumpulan mahluk Nobody saat hendak menuju ke stasiun kereta api. Untungnya tak lama berselang, raja Mickey berhasil datang untuk menyelematkan mereka bertiga. Raja Mickey lalu dengan terburu-buru memberikan Sora sebuah kantong kecil yang berisikan uang agar ia dan para kawan-kawannya bisa menaiki kereta api untuk keluar dari dunia Twilight Town. Sora yang kaget melihat raja Mickey kembali, secara positif meyakini bahwa Riku pasti juga telah berhasil ikut keluar dari alam kegelapan. Sehingga dari sana, Sora, Donald, dan Goofy sama-sama sepakat untuk kembali melanjutkan petualangan mereka kembali dalam mencari Riku.

Sesampainya Sora cs di tempat menara misterius berkat sebuah kereta ajaib Twilight Town yang mampu membawa mereka ke dunia lain, Sora untuk pertama kalinya bertemu dengan seorang musuh baru yang bernama Pete. Diceritakan bahwa Pete ingin membangkitkan kembali para pasukan Heartless dan menguasai dunia. Di situ pula, Sora juga akhirnya bisa bertatap muka dengan Yen Sid, seorang guru Keyblade dari raja Mickey. Yen Sid di sana menjelaskan banyak hal kepada Sora tentang kondisi dunia saat ini, beserta pula dengan potensi-potensi musuh yang harus Sora, Donald, dan Goofy hadapi seperti Heartless, Nobody beserta dengan Organisasi XIII. Yen Sid lalu mengatakan bahwa misi Sora untuk menemukan Riku juga akan selalu terhubung dengan apa yang baru saja ia beritahukan tersebut.

Petualangan baru
Berlanjut menjelajah lagi

Melalui petunjuk, nasihat, serta beragam perbekalan yang sudah disiapkan Yen Sid demi mendukung petualangan baru Sora dan kawan-kawan, di saat yang bersamaan Maleficent akhirnya telah bangkit kembali dan masih tetap ingin meneruskan lagi rencana jahatnya bersama Pete untuk menguasai dunia dengan memanfaatkan kekuatan Heartless. Sedangkan di Destiny Island, pihak Organisasi XIII mengirim Axel untuk datang menghampiri Kairi dan menculiknya.

Dalam perjalanan Sora menjelajahi banyak dunia-dunia baru maupun lama, ia akhirnya mendapat kesempatan untuk bisa kembali mengunjungi dunia Hollow Bastion. Di sana, kebetulan juga muncul sekelompok pihak bernama Hollow Bastion Restoration Committee yang ingin merestorasi dunia Hollow Bastion agar bisa dikembalikan lagi menjadi tempat yang bernama Radiant Garden. Kelompok ini kebetulan berisikan orang-orang yang sudah pernah Sora temui di Traverse Town (seperti Squall, Aerith, dan karakter-karakter Final Fantasy lainnya di sana). Sora dan kawan-kawan pun juga ikut serta untuk membantu upaya mereka dalam mengembalikan dunia tersebut.

Sora di sana menemukan suatu catatan penting tentang asal-usul Ansem sebagai heartless dari seorang Xehanort yang ia kalahkan di seri Kingdom Hearts 1 . Lewat data-data yang berhasil ia temukan pula di tempat laboratorium milik Ansem the Wise (DiZ), ia juga mendapati temuan lain tentang Xemnas (Nobody Xehanort) yang selama ini ternyata berperan sebagai otak utama dari terbentuknya organisasi XIII. Di saat yang bersamaan, Radiant Garden mendadak diinvasi oleh segerombolan Heartless yang berjumlah sangat masif.

Pertarungan paling ikonik di Kingdom Hearts 2

Hal itu akhirnya memaksa Sora, Donald, dan Goofy untuk menjalani sebuah pertarungan epik melawan para ribuan Heartless yang ingin memasuki jantung kota Radiant Garden. Setelah berhasil melewati pertarungan yang cukup melelahkan tersebut, Sora cs untuk pertama kalinya bertemu dengan Xemnas dan Saix (tangan kanan Xemnas). Saix membeberkan rencana utama Organisasi XIII yang ingin memanfaatkan kekuatan Sora saat mengalahkan para Heartlesss demi menciptakan sebuah gerbang Kingdom Hearts baru. Namun, usaha Saix di sana gagal berkat kemunculan Maleficent yang secara tidak terduga berhasil membantu Sora kabur.

Dibantu kabur oleh Maleficent membuat Sora harus kembali menjelajahi banyak dunia-dunia guna mencari informasi dari jejak keberadaan Riku, Kairi dan juga Xemnas. Sesampainya Sora cs berkunjung lagi ke Twilight Town, ia mendapatkan suatu petunjuk yang membuatnya merasa harus segera kembali ke tempat kediaman DiZ. Sora lalu di sana menemukan sebuah komputer milik DiZ yang dapat menghubungkannya ke dunia virtual dari Twilight Town. Dari tempat virtual tersebut, ternyata ada pula sebuah portal khusus yang dapat menghubungkannya lagi ke alam lain. Sesampainya mereka bertiga di sana, para kumpulan Nobody berjumlah banyak sudah menunggu untuk bersiap menyergap Sora dan kawan-kawan. Namun, mereka berhasil selamat berkat kedatangan Axel yang tiba-tiba memilih untuk berpihak kepada Sora. Bahkan, Axel sampai rela mengorbankan dirinya demi membuat Sora dapat pergi menuju ke “The World That Never Was”, markas besar dari Organisasi XIII yang juga merupakan tempat dimana Riku dan Kairi saat ini berada.

Menghentikan Xemnas
Xemnas

Sesaat setelah Sora menginjakan kaki di World That Never Was, jiwa Roxas di dalam dirinya mulai memberontak untuk menyerang Sora akibat kematian Axel. Pertarungan antar Roxas dan Sora pun terjadi. Sora berhasil mengalahkan Roxas dan membuatnya mau untuk menerima Sora sebagai salah satu bagian dari jiwanya sendiri. Tak lama setelahnya, Sora bisa bertemu kembali dengan Kairi yang sudah diselamatkan oleh Riku dan Namine dari sekapan Saix. Riku, yang tampil dalam wujud Xehanort Heartless akhirnya baru memberitahukan kepada Sora bahwa Roxas adalah seorang Nobody dari dirinya. Sora, Riku dan kawan-kawan berniat untuk menjelajah lebih jauh markas utama dari Organisasi XIII. Mereka di sana berhasil mengalahkan para anggota-anggota organisasi yang tersisa termasuk Saix, sebelum menuju ke tempat Xemnas.

Sora lalu di sana juga telah berjumpa dengan DiZ yang kini menampakkan diri sebagai Ansem the Wise. Ansem the Wise berencana untuk menyegel gerbang Kingdom Hearts buatan Organisasi XIII dengan menggunakan mesin canggih yang dibuatnya. Tak ketinggalan, ia juga meminta maaf kepada Roxas melalui Sora atas perlakuan yang sudah ia lakukan selama ini. Akan tetapi, usaha Ansem untuk mengunci Kingdom Hearts sayangnya harus gagal karena mesinnya mengalami overload. Akibatnya, Ansem pun terhempas ke alam kegelapan, lalu kekuatan heartless Xehanort yang dimiliki oleh Riku pun juga harus hilang dan membuat penampilannya kembali seperti semula. Yang paling buruk, gerbang Kingdom Hearts milik Organisasi XIII tersebut justru malah semakin menciptakan banyak kumpulan energi Heartless yang sangat berbahaya.

Melawan wujud lain dari Xemnas

Meskipun begitu, Sora dan kawan-kawan masih tetap melanjutkan kembali penjelajahan mereka sampai di ujung kastil untuk bertarung dan menghentikan rencana jahat melawan Xemnas. Pada pertarungan pertama, Xemnas berhasil kalah dan memaksanya untuk kabur lewat pintu gerbang Kingdom Hearts. Sora cs lalu berusaha mengejar Xemnas dan mengalahkannya untuk yang kedua kali. Setelah Xemnas terlihat kalah, portal menuju dunia kepulangan terbuka. Namun Sora dan Riku tidak berhasil menyusul Kairi, Mickey, Donald, dan Goofy untuk pulang karena Xemnas telah bangkit kembali ke dalam wujud terakhirnya. Lewat sebuah pertarungan yang sengit, Duo Sora dan Riku akhirnya berhasil melenyapkan Xemnas untuk yang terakhir kalinya. Akan tetapi, mereka harus terpaksa kabur menuju ke alam kegalapan.

Terjebak sebentar di dunia kegelapan, mereka berdua secara ajaib mendapati kembali sebuah jalan pulang ke dunia asal lewat pintu cahaya yang tiba-tiba terbuka dan muncul di depan mereka. Sora dan Riku akhirnya bisa kembali pulang ke Destiny Island, lalu berjumpa lagi dengan Kairi yang sudah bersiap menyambut kedatangan mereka berdua. Cerita dari Kingdom Hearts 2 pun berakhir di sini.


BAB VII: Kingdom Hearts Re: Coded

Jurnal milik Jiminy
Jurnal yang tak teringat ?

Bersetting tepat setelah kejadian Kingdom Hearts 2, seluruh aksi petualangan Sora dalam Kingdom Hearts 1 dan 2 selama ini ternyata selalu dicatat oleh seorang Jiminy Cricket. Ia juga sebenarnya memang biasa ikut dalam menemani Sora dan berperan seperti layaknya seorang jurnalis. Pada suatu ketika, Jiminy cukup penasaran tentang isi jurnal yang ia yakini tidak pernah ditulis. Dengan berisikan; “terima kasih Namine” dan “Luka mereka akan dipulihkan ketika kau kembali untuk menyelesaikannya”, ia mencoba untuk mengkonsultasikan hal ini kepada raja Mickey di tempat kediamannya. Raja Mickey pun lalu berinisiatif untuk mendigitalisasikan pesan jurnal misterius itu ke dalam sebuah data virtual.

Karena diketahui bahwa data itu telah terinfeksi oleh semacam virus atau bug, tak ketinggalan sang raja akhirnya menciptakan sebuah replika Sora dalam bentuk data, yakni Data-Sora untuk memasuki, menyelidiki, serta membersihkan bug-bug yang ada di dalam data virtual tersebut.

Penjelasan tentang betapa spesialnya Sora
Versi virtual dari Sora

Melalui berbagai petualangan dan bug yang Data-Sora ketahui merupakan efek samping dari hasil proses perbaikan memori Sora yang waktu itu sedang diupayakan oleh Namine. Data-Sora akhirnya bisa berjumpa dengan versi data dari Namine. Di sana, Data-Namine menjelaskan banyak hal tentang siapa yang sebenarnya sedang terluka, beserta juga memberi tahu bahwa Sora selama ini ternyata punya kemampuan yang cukup spesial untuk bisa mengkoneksikan diri atau hatinya dengan banyak orang. Roxas, Axel, Xion, dan Namine sendiri adalah sebagian contoh selain Aqua, Terra, hingga Ventus yang memiliki keterkaitan dengannya. 7 orang tersebut adalah orang-orang “terluka” yang sebenarnya dimaksudkan Namine di dalam jurnal Jiminy.

Sembari diketahui oleh Raja Mickey, ia berterima kasih banyak kepada Data-Namine beserta juga dengan Data-Sora. Raja Mickey pamit untuk undur diri dan berjanji akan segera menginfokan hal ini kepada seorang Sora yang asli. Pada kesempatan terspisah, Raja Mickey bertemu dengan Yen Sid, mantan guru Keybladenya untuk mendiskusikan keberadaan Terra, Ventus, dan Aqua. Mereka berdua sama-sama menyepakati bila lokasi keberadaan Aqua dan Ventus paling tidak lebih mudah dijangkau dibandingkan Terra. Aqua masih tetap berada di dunia kegelapan, sementara Ventus tubuhnya telah tersimpan di sebuah ruangan rahasia Castle of Oblivion dengan hati atau jiwa yang masih secara aman menetap di dalam tubuh Sora.

Bangkitnya kembali Xehanort
Peringatan dari Yen Sid

Sedangkan untuk Terra sendiri, walau sebagian jiwanya juga sempat menetap ke sebuah baju zirah Lingering Will, tidak ada yang mampu memastikan keberadaan Terra saat ini. Karena pada waktu itu tubuhnya secara total telah dimanfaatkan oleh Xehanort guna membelah diri menjadi Ansem dan Xemnas. Sehingga lewat rencana mereka untuk mencari Terra, Yen Sid di sana juga memberitahu Mickey sebuah informasi yang sangat amat penting.

Bersamaan ketika wujud Heartless dan Nobody dari Xehanort berhasil dikalahkan, tubuh serta hati Xehanort dikabarkan telah bersatu lagi, dan membangkitkan kembali seorang Master Xehanort. Yen Sid menganggap bahwa kebangkitan Xehanort asli tersebut akan menjadi sebuah ancaman yang cukup berat untuk hanya dibebankan kepada satu pendekar Keyblade saja seperti raja Mickey. Sehingga Yen Sid akhirnya meminta Mickey untuk memanggil Sora dan Riku agar segera menghadap dirinya.

Selain tentang bangkitnya Xehanort, para pecahan anggota organisasi XIII yang sudah dikalahkan juga akhirnya telah hidup kembali sebagai seorang manusia di Radiant Garden. Mereka yang notabenenya adalah para mantan murid Ansem The Wise hidup dengan ingatan yang masih utuh tentang kejadian di seri Kingdom Hearts 2 lalu, namun mereka sama sekali tidak mempunyai niatan dendam dengan Sora dan terlihat sudah bertobat. Di sana pula, Axel pun juga ikut hidup dalam wujud manusia yang mempunyai nama Lea. Tak lama kemudian, Lea baru menyadari bahwa 2 anggota murid Ansem yang lain seperti Braig dan Isa (versi manusia dari Saix) ternyata justru malah dikabarkan hilang. Lea pun akhirnya berencana untuk mencari keberadaan mereka berdua.


BAB VIII: Kingdom Hearts 3D: Dream Drop Distance

Mendapatkan tes dari Yen Sid
Sora dan Riku ketika dipanggil menghadap Yen Sid

Setibanya Sora dan Riku bertemu dengan Yen Sid, Yen Sid langsung memberitahukan kepada mereka bahwa Xehanort dipastikan akan bangkit kembali setelah versi Heartless dan Nobodynya sama-sama musnah. Demi bersiap dalam menghadapi kebangkitan Xehanort, Yen Sid mengajak Sora dan Riku untuk mengikuti sebuah ujian Mark of the Mastery. Mereka berdua mendapat serangkaian tes serta tantangan untuk bisa mengembalikan  total sebanyak 7 dunia yang sempat diselamatkan dari kegelapan tapi tidak berhasil terkoneksi dengan alam nyata karena masih berada dalam keadaan yang bisa disebut “tertidur”. Untuk membangunkan dunia yang Yen Sid maksud ini, Sora dan Riku harus juga ikut tertidur dan terjun ke dalam alam mimpi guna menyegel Keyhole-keyhole yang tersembunyi di dunia tersebut. Bila mereka berhasil melakukannya, Yen Sid mengabarkan bahwa mereka akan mendapatkan suatu kekuatan yang sangat dibutuhkan untuk mengalahkan Xehanort, sekaligus juga dianugerahi gelar sebagai sang Keyblade Master.

Pada saat yang bersamaan, raja mickey mendapat informasi penting bahwa Maleficent dan Pete diam-diam telah menyelinap ke tempat kediamannya, lalu menyandera seorang Ratu Minnie. Raja Mickey bersama dengan Donald dan Goofy pun kembali ke Disney Castle untuk menyelamatkan sang ratu. Setibanya mereka di sana, Maleficent dan Pete meminta kepada Mickey agar mau memberikannya sebuah akses ke dunia data yang sudah berhasil dibuat oleh Mickey ketiga mendigitalisasikan jurnal milik Jiminy. Mickey pun langsung menolak sehingga membuat situasi menjadi semakin memanas. Namun tak lama setelahnya, muncullah seorang Lea yang tiba-tiba datang memukul mundur Maleficent beserta Pete dan menyelamatkan Minnie dari sergapan mereka berdua. Melihat Mickey kaget yang menyaksikan Lea dengan penampilan yang sangat mirip seperti Axel, Lea pun menjelaskan bahwa dirinya kini bukanlah seorang Axel lagi.

Bersama dengan Mickey, Donald, dan Goofy, Lea akhirnya dibawa ke Mysterious Tower untuk menghadap kepada Yen Sid. Di sana, Lea secara mengejutkan memohon kepada Yen Sid agar ia dilatih serta diizinkan menjadi seorang pengguna Keyblade. Yen Sid pun lalu menyanggupi permintaan Lea dan bahkan bersiap untuk mempercepat masa latihannya lewat bantuan kekuatan dari para ibu peri.

Bertemu dengan para “Xehanort”
Berkedok Organisasi XIII

Ditengah perjalanan Sora dan Riku yang ingin secepatnya menyelesaikan serangkaian tes Mark of the Mastery dari Yen Sid, Xehanort ternyata diam-diam juga datang untuk menganggu misi Sora dan Riku. Xehanort sendiri bahkan datang dalam 3 wujud atau versi, yakni Ansem, Xemnas, dan Xehanort yang masih belia. Setelah berhasil menyegel 7 keyhole di alam mimpi, Sora mendadak dibawa kembali oleh Xehanort ke dunia The World That Never Was. Di sana, Xehanort belia ternyata memberitahukan kepada Sora bahwa ia sedang berencana untuk membentuk kembali Organisasi XIII yang baru. Dengan kekuatan penjelajahan waktu, ia mencari banyak inkarnasi dari dirinya untuk Xehanort jadikan sebagai anggota dari organisasi XIII itu sendiri. Selain dihuni oleh banyak versi dari Xehanort, ada pula Braig yang kini kembali lagi menjadi seorang Xigbar (Nobody) dan mengaku sudah menjadi satu bagian dari Xehanort.

Di saat itu juga, Sora harus terlibat dalam pertarungan melawan Xigbar dan Xemnas. Meski Sora mampu menang, hal itu rupanya harus dibayar mahal dengan rusaknya kondisi hati Sora. Sora lalu pingsan dan dibawa oleh Xehanort muda ke kastil demi memanfaatkan dirinya. Dalam keadaan yang masih tak sadarkan diri akibat jiwanya yang kini berada di ambang-ambang kegelapan, jiwa ventus tiba-tiba secara mengejutkan keluar dari tubuh Sora. Ia berubah bentuk menjadi semacam baju zirah yang membungkus dan melindungi tubuh Sora dari ancaman kegelapan.

Tak lama kemudian, Riku berusaha datang untuk menyelematkan Sora dari Xehanort. Setibanya Riku di kastil dan menemukan Sora beserta dengan Xehanort muda yang menjaganya, Xehanort muda ini mengatakan kepada Riku tentang rencananya dalam merekrut Sora sebagai wadah untuk anggota organisasi XIII yang baru. Di sana pun, ia juga memperkenalkan para versi-versi Xehanort yang lain seperti, Xemnas, Ansem, Xehanort muda, dan sang Master Xehanort yang masih berada dalam proses pembangkitan. Dengan bantuan raja Mickey yang ikut datang, Riku akhirnya bertarung melawan sang Xehanort muda. Setelah Riku berhasil menang, sang Master Xehanort tiba-tiba bangkit di hadapan mereka, lalu memberitahukan rencana terbesarnya yang selama ini ia simpan.

Ingin mengulangi perang Keyblade
Telah kembali

Master Xehanort melalui organisasi XIII rupanya ingin menciptakan 13 ksatria kegelapan di versi kubu serta dirinya sendiri dengan cara menanamkan sebagian fragmen kegelapan dari jiwa Xehanort ke masing-masing dari mereka. Demi mengadunya dengan 7 ksatria cahaya pengguna Keyblade yang diasumsikan berasal dari kubu Sora dan kawan-kawan, Master Xehanort berharap bahwa ia dapat kembali menciptakan pedang X Blade guna membuka sebuah gerbang Kingdom Hearts yang sebenarnya.

Master Xehanort pun lalu berniat untuk menanamkan sebuah fragmen jiwa kegelapan dari dirinya ke dalam tubuh Sora yang hendak ia rekrut, akan tetapi usaha tersebut untungnya berhasil digagalkan oleh Lea yang mendadak datang untuk menyelamatkan Sora, Riku, beserta dengan si raja Mickey. Disusul pula dengan kedatangan Donald dan Goofy yang ikut membantu Lea, kubu organisasi XIII yang dipimpin oleh Xehanort langsung berhasil dipukul mundur. Xehanort beserta dengan para anggota organisasi memutuskan untuk kabur namun dengan memberikan kubu Sora semacam wanti-wanti bahwa mundurnya mereka hanyalah sementara.

Pengumuman hasil ujian
Dan hasilnya adalah….

Para grup lalu kembali ke Mysterious Tower guna menginfokan rencana besar Xehanort tersebut kepada Yen Sid. Sora pun di sana tetap masih berada dalam keadaan koma akibat pertarungan melawan Xemnas dan Xigbar. Demi menyelamatkan Sora, Riku akhirnya berusaha masuk ke dalam tubuh Sora demi memperbaiki hatinya. Setibanya Riku di alam bawah sadar Sora, Riku harus bertarung melawan Sora dengan berbajukan armor milik Ventus yang telah banyak terkontaminasi oleh kekuatan kegelapan. Riku pun berhasil mengalahkan Sora dan membuat ia kembali terbangun. Setelah terbangun, Yen Sid mengumumkan bahwa hanya Riku saja yang berhasil lulus tes dan menjadi seorang Keyblade Master. Sora sendiri dianggap gagal lulus karena membiarkan dirinya jatuh ke dalam kegelapan.

Sora pun juga sadar bila sebagian besar kekuatannya kini telah hilang selama coba dimanfaatkan oleh Xehanort. Seketika itu, Yen Sid memberi tahu bahwa ia harus mendapatkan kekuatannya kembali. Seakan punya ide untuk menyelesaikan masalah tersebut, Sora akhirnya berencana untuk mengunjungi kawan lamanya, Hercules yang kebetulan sempat mempunyai pengalaman yang sedikit mirip dengannya (bisa mengambil kembali kekuatannya yang hilang).

Pada saat yang bersamaan, Raja Mickey dan Riku diperintahkan oleh Yen Sid untuk menyelamatkan Aqua di dunia kegelapan. Sedangkan Lea, secara unik bersama dengan Kairi telah sibuk menjalani latihan untuk menjadi seorang pengguna Keyblade, sembari berharap bahwa sesegera mungkin mereka juga bisa mengikuti ujian Mark of the Mastery. Semuanya itu dilakukan demi mengharapkan bahwa 7 ksatria cahaya bisa terbentuk dan melindungi keberadaan 7 putri hati (ingat di Kingdom Hearts 1 ?) yang masing-masing memliki 7 fragmen cahaya incaran Xehanort.

Apakah mereka bisa mengupayakan hal-hal heroik tersebut ? Segalanya akan terjawab dalam seri Kingdom Hearts 3.


BAB IX: Kingdom Hearts 3 ???

Bisa simpulkan sendiri ?
Sudah paham atau semakin tidak paham ?

Karena Kingdom Hearts 3 masih baru hangat-hangatnya rilis pada sekitaran sekitar sebulanan ini, tentu kami tidak akan secara jahat mengacaukan momen-momen penting kalian yang masih sedang berjuang untuk menamatkan game ini, atau malah sampai bersabar untuk menunggu harga diskon yang bisa jatuh sewaktu-waktu.

Sehingga karena itulah pembahasan cerita ini rela kami buat. Sembari bahwa kamu mungkin akan merasa meriang bila membacanya secara nonstop, kami tetap memiliki harapan bahwa tulisan “agak” panjang kami di atas bisa cukup membantu menyadarkan banyak orang yang selama ini buta dalam memahami suatu hal yang sebenarnya ingin disampaikan oleh game Kingdom Hearts.

Bila berkat tulisan di atas kalian sudah merasa mulai separuh mengerti atau bahkan bisa “khatam” tentang keseluruhan cerita yang ada di dunia Kingdom Hearts,  jangan lupa pula untuk menyempatkan waktu membaca isi konten-kontean panduan menarik kami yang lain di halaman rubrik tutorial berikut. Sekian, dan terima kasih.

 

Exit mobile version