Bleed Esports Dikabarkan Tak Bayar Pemain Seluruh Divisi Esportsnya

Bleed Esports

Setelah didepak VCT Pacific 2025, Bleed Esports secara keseluruhan sepertinya sedang tidak baik-baik saja. Tim tersebut kini dikabarkan sedang bermasalah secara finansial dimana para pemain mengaku belum mendapat bayaran.

Pengakuan ini berasal dari Coach divisi Counter Strike 2 tim tersebut yaitu Aleksandar “kassad” Trifunovic. Dirinya beserta pemain dari divisi tersebut memberikan pernyataan resmi terkait situasi ini.

Bleed Esports Tak Bayar Pemain Divisi Esports?

Pernyataan Dari Kassad

Pada tanggal 11 Oktober kemarin, Para pemain dan Coach CS2 Bleed Esports memberikan pernyataan melalui akun Twitter/X Kassad menjelaskan situasi pengunduran dan gaji yang belum dibayar yang berdampak ke divisi-divisi lain dalam organisasi tersebut.

Sang pelatih menjelaskan secara detail pengenai total hutang yang harus dibayar organisasi kepada divisi Counter-Strike 2 serta dugaan total hutang kepada tim lain mengenai biaya transfer pemain.

Dan tak lama setelah pernyataan dari Coach divisi CS2 tersebut, pemain divisi Rainbow Six Siege Bleed Esports yaitu Taylor “Terdsta” Cheng juga menjelaskan beberapa hal di akun Twitter/X pribadinya mengenai pengalaman pribadi dengan tim tersebut.

Terdsta Jelaskan Pengalamannya

Terdsta meninggalkan New Zealand dan bregabung dengan tim asal Singapura pada usia 18 tahun dengan gaji dibawah 700 US Dollar per bulan. Singapura sendiri tidak memiliki upah minimum namun gambaran biaya hidup disana bisa mencapai 1500 US Dollar diluar sewa tempat tinggal per bulannya.

Meskipun dengan kondisi seperti itu, dirinya menjadi salah satu pemain terbaik di region SEA dimana tim Blled hanya kalah 4 kali dari 38 pertandingan yang membuat mereka lolos 2x BLAST R6 Major dan SI (Six Invitational) 2024 serta Esports World Cup.

Total Prize Pool yang telah dicapai oleh tim R6 juga diperkirakan sekitar 300.000 US Dollar dimana jika mereka lolos SI2025 besok, mereka akan mendapatkan 35.000 US Dollar minimum.

Menurut Terdsta, tim tersebut berhutang setidaknya 35.000 US Dollar lebih kepadanya dan selama ini ia hanya bertahan hidup dari uang yang ia dapat saat livestream. Dan permasalahan juga terjadi di Divisi Dota 2.

Mikoto Juga Ikut Bagikan Pengalaman

Mikoto yang merupakan salah satu pemain terbaik Indonesia di Dota 2 juga menceritakan pengalamannya di akun Twitter/X pribadinya membalas cuitan Terdsta. Mikoto menjelaskan bahwa ini kali partama ia mengalami hal dimana selama 6 bulan di tim tersebut, ia tidak dibayar selama 4 bulan dan hanya menerima 2 bulan gaji di bulan ke-4.

Salah seorang pengguna Twitter juga menanyakan langsung ke CEO Boom Esports yaitu Gary Ongko mengenai mantan anggota Bleed yang kini berada di timnya. Beliau mengatakan bahwa bukan hak dirinya untuk berbicara dan hal tersebut bukan untuk dibicarakan di publik.

Bleed Esports Berikan Pernyataan Resmi

Respon Resmi Dibalas List Hutang

Organisasi Bleed Esports kini telah memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan dan transparasi organisasinya melalui akun Twitter/X mereka. Pada pernyataan tersebut, organisasi ini menjelaskan bahwa mereka sedang berbicara dengan tim.

Namun pertanyaan ini langsung direspon oleh Kassad dengan membeberkan deretan hutang-hutang yang harus dibayarkan Bleed Esports yang nilainya mencapai lebih dari 330.000 US Dollar.

Saat ini, Menurut Kassad dan beberapa pihak lainnya, CEO Bleed yaitu Mervyn Goh juga berstatus incommunicado alias tidak dapat dicapai dan tidak diketahui keberadaannya dimana sang CEO telah menghilang dari tampilan publik.


Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Berita atau artikel lainnya dari Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com

Exit mobile version