Toxicity is no more, for now.
Toxic merupakan perilaku menyimpang gamer yang cukup merepotkan dan mengganggu player lain. Bagaimana tidak? Player toxic “kebanyakan” akan menghujat habis-habisan player lain dengan sumpah serapah berkat kemampuan bermainnya yang buruk, namun tak sadar bahwa sebenarnya ia sendiri juga seperti itu. Beberapa usaha telah dilakukan developer untuk menguranginya, Ubisoft misalnya yang langsung banned otomatis (kini caranya sudah sedikit diringankan) player-player toxic ketika mereka mengetikkan kata tak senonoh di Tom Clancy’s Rainbow Six Siege. Kini, Blizzard mengikutinya.
Menurut laporan Dot Esports, Blizzard Korea Selatan baru saja melakukan banned 18,188 akun Overwatch yang lakukan pelanggaran seperti toxic, dan throw (tidak niat bermain game karena ngambek atau masalah lain, red). Ini bukan kali pertama Blizzard Korea Selatan melakukannya. Pada bulan Mei 2018 kemarin mereka telah melakukan banned banyak akun dengan pelanggaran serupa.
Berita ini memang sudah tersebar di seluruh dunia, namun banyak orang yang ragu bahwa langkah anti-toxic yang dilakukan Blizzard Korea Selatan juga dilakukan oleh Blizzard Global kecuali untuk masalah Overwatch League.
Korea Selatan saat ini memang sangat menyeriusi masalah sportivitas di dunia esports dan game online. Bisnis account boosting atau joki misalnya, yang saat ini dilarang keras oleh pemerintah Korea Selatan dan akan berimu ganjaran penjara dan denda apabila tetap melakukannya.
Langkah Blizzard yang satu ini juga merupakan salah satu program mereka baik di Korea Selatan maupun Amerika untuk menciptakan lingkungan video game yang lebih sehat. Ia berhasil turunkan toxic dan penggunaan kata-kata kotor sebanyak 28.8% di Amerika dan 21.6% di Korea Selatan.
Baca lebih lanjut berita tentang Overwatch melalui link berikut.