Ketika membicarakan e-sport, nama Blizzard Entertainment akan sulit untuk tidak ikut dibahas. Hal ini tak lepas karena arah pengembangan Blizzard yang semakin fokus pada game-game e-sport. Kita uraikan satu persatu, dimulai dari game lawasnya, mereka memiliki Starcraft dan World of Warcraft. Sedangkan untuk game teranyarnya mereka memiliki Overwatch yang kepopulerannya saat ini sedang terus meningkat.
Dalam acara D.I.C.E Summit 2018 yang dilaksanakan pada 21 Februari lalu, Mike Morhaime yang menjabat sebagai Presiden sekaligus co-founder Blizzard Entertainment, ditemani oleh Kim Phan dan Nate Nanzer berbicara mengenai e-sport dan bagaimana game-game Blizzard Entertainment bisa tumbuh dengan komunitas e-sport yang besar. Kim Phan sendiri menjabat sebagai Esports Operations di Blizzard Entertainment dan Nate Nanzer merupakan komisaris untuk OWL.
Dalam sesi wawancara yang dimoderatori oleh Geoff Keighley, Mike Morhaime menceritakan bagaimana Blizzard tidak menyangka bahwa Starcraft akan menjadi sesuatu yang besar. Dimulai di Korea Selatan, pada saat itu Starcraft sebenarnya tidak berharap banyak pada pasar negara itu. Starcraft ditujukan untuk pasar Jepang, bahkan Blizzard menciptakan edisi khusus Starcraft dengan Bahasa jepang. Sedangkan tidak ada edisi khusus di Korea Selatan yang menggunakan Bahasa Korea.
Usut punya usut, hal itu dikarenakan kondisi ekonomi Korea Selatan yang pada saat itu sedang mengalami resesi. Orang-orang mulai mencari sesuatu yang menghibur, dan Starcraft hadir pada saat yang tepat. Bersamaan dengan hal itu, internet cyber café mulai bermunculan dan berdampak pada komunitas e-sport yang semakin besar.
Berbeda dengan Korea Selatan, komunitas e-sport di Cina malah tumbuh subur dengan game Warcraft 3. Kepopuleran Warcraft 3 tentu tidak perlu dipertanyakan lagi. Untuk game satu ini nampaknya Blizzard sedang menyiapkan sesuatu yang istimewa. Beberapa hari yang lalu mereka mengumpulkan pemain pro Warcraft 3 dari berbagai penjuru dunia untuk menghadiri acara privat yang diadakan akhir bulan ini.
E-sport yang baik
Lalu apa yang membuat sebuah game e-sport menjadi e-sport yang baik? Setidaknya begitulah yang menjadi salah satu pertanyaan Geoff dalam sesi tersebut.
Menanggapi hal itu, Mike mengatakan bahwa banyak hal yang harus seimbang. Game tersebut harus mengasyikan ketika ditonton. Selain itu, pemain juga harus bisa berkembang ketika memainkan game tersebut. Ada skil yang setidaknya mereka dapatkan ketika bermain game tersebut.
Nate memberikan tanggapan dengan mengatakan bahwa game e-sport tersebut harus mudah dipelajari namun sulit untuk menjadi master. “Kamu bisa menjelaskan aturan dalam game tersebut dengan cara yang sangat simpel, akan tetapi ketika pemain sudah berada di dalam game tersebut ada banyak tempat yang dapat dituju dan [memungkinkan pemain untuk] terus masuk lebih dalam. Saya rasa itu adalah kuncinya.”
Blizzard nampaknya menerapkan hal tersebut pada game-game mereka. Saat ini setidaknya mereka memiliki 5 game e-sport yang berbeda genre. Mereka memahami bahwa kelima game tersebut berusaha dibuat semenyangkan mungkin ketika ditonton ataupun dimainkan. Overwatch, contohnya. Game tersebut berusaha menyampaikan hal-hal yang dapat membuat sebuah game menjadi game e-sport yang baik. Mulai dari aturan yang sangat simpel hingga kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat pemain kembangkan ketika bermain game tersebut.
Kim juga mengatakan bahwa dengan adanya perbedaan genre dan judul yang dimiliki malah memberikan Blizzard dan komunitas e-sport di dalamnya sesuatu yang unik. Hal tersebut karena Blizzard sadar mereka tidak dapat melakukan hal yang sama pada setiap game e-sport. Apa yang mereka lakukan pada, katakanlah Overwatch, tidak akan dapat diaplikasikan pada game lain milik mereka seperti Warcraft atau yang lainnya. Sehingga tentu saja skil yang didapat oleh para pemain dari masing-masing game tersebut pun akan berbeda.