On January 14, a 10 year old child attending school in Scotland’s South Ayrshire pulled a knife on the playground. Police were called to the scene, the knife was confiscated, and no one was injured. Now education professionals worry that this incident could just be the start, and part of a “surge of violent behavior” linked to the popular battle royale game Fortnite.
Seorang bocah sekolah berumur 10 tahun di sebuah sekolah dasar asal Ayrshire, Skotlandia Utara, pada senin, 14 Januari 2018 terlibat sebuah kasus yaitu menodongkan sebuah pisau kepada temannya di taman bermain. Hingga polisi datang ke tempat kejadian perkara, senjata tersebut sudah diamankan dan dilaporkan tak ada korban jiwa. Berkaca pada pengalaman kejadian-kejadian sebelumnya yang melibatkan anak-anak dibawah umur, pihak pendidikan setempat mulai khawatir terkait perkembangan perilaku kekerasan yang berkaitan dengan sebuah game yang sedang fenomenal saat ini yaitu Fortnite.
Beberapa guru dan pengamat pendidikan telah menunjukkan kekhawatiran mereka perihal adegan kekerasan yang diperagakan di dalam game Fortnite. Sebelum kasus ini terjadi, sekolah tersebut meminta kepada para orang tua murid untuk melarang anak-anak bermain Fortnite karena dapat berpotensi meningkatkan perilaku agresif. Para staf juga menyatakan keprihatinan kepada orang tua bahwa Fortnite dan “budaya game online” secara umum berdampak pada peningkatan “bahasa yang buruk” yang digunakan di kalangan siswa.
Debat seputar hubungan antar kekerasan di video game dan dunia nyata hingga saat ini masih berlanjut. Selama bertahun-tahun, berbagai penelitian telah banyak mendukung link tersebut dan sebagian ada yang menolak. Adam Sessler sebagai pengamat video game, mengatakan dalam teorinya yang mengatakan bahwa tindakan agresif yang terjadi pada dunia nyata yang berasal dari video game bukanlah berasal dari konten yang ada di dalamnya, melainkan atmosfer yang diciptakan daripada kompetitif game tersebut.
Untuk Fortnite sendiri, kasus ini sudah terlalu jauh dari kontroversi yang ada pada game ber-genre battle royale yang sejenis. Dampak negatif kepada anak usia dibawah umur telah lama menjadi sorotan perhatian, akibat kecanduan terhadap game Fortnite juga telah membuat banyak anak-anak harus dibawa ke pusat rehabilitas. Untuk kasus orang dewasa, Fortnite telah dikutip dalam lebih dari 200 kasus perceraian di Inggris sejak popularitasnya meroket tahun lalu.
Popularitas Fortnite dan dampak negatif yang ditimbulkannya pada orang-orang tertentu telah mengundang banyak petisi untuk melarang langsung game tersebut, dan yang lain menyerukan Epic Games untuk membatasi seberapa lama seseorang bisa bermain Fortnite dalam hari tertentu.