Seorang berwarga negara Russia menuliskan sebuah curahan hati pada situs Metacritic, merasa marah dan memberikan rating 2,8 dan menyebut Call Of Duty: Modern Warfare 2 bukanlah sebuah video game, melainkan hanya Propaganda Politik, hal tersebut bukanlah tanpa alasan, hal tersebut diungkapkan karena dalam game besutan Activision tersebut Russia sendiri dinilai sebagai main Villain/Musuh umat karena kebengisan dan kekejamanya pada era perang di cerita game tersebut, dimana hal tersebut sangatlah tidak relevan dengan sudut pandang warga Russia.
“Ini bukan permainan – ini adalah propaganda politik, yang sayangnya akan mempengaruhi pikiran orang,” tulis seorang pengulas. “Saya memperlakukan orang Amerika dengan baik, saya yakin ada banyak orang yang layak di antara mereka, tetapi orang-orang yang membuat permainan ini, terutama penulis naskah, adalah sampah.”
Sebuah ulasan di situs Rusia Ferra.ru menyebut Modern Warfare “propaganda idiot.” begitulah curahan hati seorang pengulas Call Of Duty: Modern Warfare.
Banyak dari ulasan tersebut menunjukkan bahwa Amerika disini dengan COD: Modern Warfare 2 mencoba untuk revisionisme historis (memutar balikan fakta), tetapi bukan hanya tentang itu. Kritikus Modern Warfare Rusia sangat marah bahwa tentara mereka di Suriah digambarkan sebagai monster sadis dalam permainan ini, dimana untuk sudut pandang orang Russia, mereka percaya bahwa selama ini mereka tidak memihak manapun (Netral).
Jika dikaitkan dengan sejarah asli, Activision memang mengambil latar cerita yang berhubungan dengan perang yang terjadi di Timur Tengah, dengan mengambil perang saudara di Suriah Sebagai latar belakang, dimana terjadi perang antara “pemberontak moderat” yang menentang pemerintah Bashar al-Assad, Amerika dalam hal ini membantu para pemberontak moderat yang dengan keras menekan protes pada 2011. Disisi lain, Rusia diketahui telah memberikan bantuan militer kepada Assad, namun dengan agenda khusus dan fokus untuk memerangi ISIS, al-Qaeda, dan ekstrimis lainnya.
Mudah-mudahan ini hanya murni cerita fiksi dari sebuah video game ya brott, karena sangat tidak etis, jika di era saat ini, video game yang bertujuan menjadi sarana hiburan sudah ditunggangi dengan kepentingan-kepentingan politik, biarpun hal tersebut tetap tidak bisa dihindari, rasanya tetap terdengar miris.
Sumber: PCGamer
Sampai jumpa lagi di Tulisan-tulisan lain dari saya, dan jangan lupa untuk baca Artikel dan Berita menarik lainya seputar AOV, Game, dan Tech dari Mohammad Abdul Fatah