Mengdiskreditkan atau melecehkan seseorang memang bukan tindakan yang patut untuk dicontoh, begitu juga dalam dunia video game sekalipun, hal tersebut nampaknya menjadi persoalan tersendiri yang selalu bermunculan dalam berbagai komunitas video game. Dan disinilah sebuah organisasi bernama Bully Hunters tetiba lahir dengan sebuah ide ‘membuat dunia online gaming menjadi kurang toxic‘. Walau idenya sendiri bisa dikatakan tindakan yang terpuji, pada kenyataannya kelompok ini bisa dikatakan menjalankan yang sebaliknya.
Disponsori oleh berbagai perusahaan yang bergerak pada industri video game, Bully Hunters kemudian mengadakan livestream perdana mereka untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari kelompok Bully Hunters ini dan bagaimana seorang pemain korban bully dapat meminta bantuan dari organisasi ini untuk ‘memburu sang pembully’. Kamu bisa tonton video livestream yang telah diunggah ulang dibawah ini.
Pada livestream tersebut, Bully Hunters menggunakan game Counter-Strike: Global Offensive sebagai salah satu game yang memiliki bukti anekdot bahwa dalam game tersebut tindakan diskredit atau pelecehan masih sering terjadi. Mereka menjelaskan konsep dari layanan Bully Hunters ini sebagai berikut; (1) korban bully dapat meminta bantuan dari Bully Hunters, (2) kemudian korban bully akan melakukan pertemanan dengan salah satu anggota Bully Hunters via Steam, (3) dan anggota Bully Hunters tersebut kemudian akan bermain dengan korban bully dan mencari sang pembully, mengalahkannya, dan meninggalkan pesan yang berisi ‘pelecehan takkan ditoleransi’.
Walau mereka memang menunjukkan beberapa contoh pelecehan yang terjadi pada CS:GO melalui livestream yang mereka lakukan, kemungkinan besar semua itu hanyalah pre-recorded atau sekedar skenario belaka.
Namun ironisnya, livestream yang mereka lakukan ini malah menciptakan banyak kontroversi, karena pada akhirnya yang mereka lakukan adalah melawan api dengan api. Melihat hal yang nampaknya bertentangan dengan tujuan awal Bully Hunters, pihak SteelSeries, Vertagear dan Diverse Gaming Coalition kemudian menarik sponsor masing-masing. Dan sampai saat ini website dan semua media sosial Bully Hunters sendiri tidak bisa diakses.
Belum ada kabar resmi dari pihak Bully Hunters sendiri terkait hal ini ataupun rencana kedepannya. Apakah mereka akan kembali dengan segala perombakan agar menjalankan tugas ‘mulianya’ dengan cara yang lebih positif atau tidak, nampaknya kita hanya bisa menunggu, dan sebisa mungkin berkontribusi terhadap komunitas gaming yang lebih baik dengan tidak berperilaku toxic.
Munculnya Bully Hunters sendiri sebenarnya menandakan bahwa tindakan diskredit atau pelecehan sudah menjadi isu yang cukup serius dalam komunitas gaming. Maka dari itu, penulis mengajak kalian mulai dari diri sendiri dulu, untuk tidak bersikap toxic kepada pemain lainnya saat bermain video game.