Genre Shoot-em-up jadi genre game yang sudah lama tak ditelusuri lagi oleh developer. Di masa keemasanya, genre ini jadi favorit di mesin arcade dan juga console. Sebut saja Ikaruga, Gradius dan R-Type yang sempat menjadi penguasa di genre ini. Seiring berjalan waktu, genre ini mulai dikenal sebagai “bullet hell” karena seluruh layar akan diisi dengan peluru musuh yang perlu kamu hindari semua entah bagaimana.
Saat mendengar developer Indonesia yaitu Magesoft ingin telusuri kembali genre ini, saya tak sabar untuk melihat akan seperti apa game tersebut. Debut mereka dimulai dengan game buatan mereka berjudul Burst Fighter yang telah dirilis di Steam. Game tersebut sekaligus menjadi sebuah pertanyaan besar dari saya: Apakah mereka berhasil membawakan genre bullet hell menjadi game yang menyenangkan? Ya, namun terdapat beberapa kekurangan tersendiri di game ini.
Daftar isi
Siapa ini ? Siapa itu ?
Mari kita mulai dengan story terlebih dahulu. Burst Fighter dimulai dengan cutscene dimana bumi kini diserang oleh ras alien yang manusia panggil sebagai The Machines. Dengan teknologi mereka yang jauh lebih canggih, sebagian pasukan dari manusia terpaksa untuk melarikan diri ke luar angkasa. Akan tetapi perjuangan mereka untuk melawan balik serangan The Machines tak berakhir sampai disini. Mereka ciptakan sebuah “harapan” dalam bentuk pesawat tempur yang diberi nama Burst Fighter.
Burst Fighter yang masih dalam fase prototype ini mau tak mau harus dibawa ke medan perang setelah The Machines berhasil temukan mereka. Kamu dan Burst Fighter kini menjadi satu-satunya harapan untuk akhiri perang ini dan selamatkan dunia.
Cerita game ini dibawa lewat cutscene di tiap pembuka level tertentu serta eksposisi cerita di tiap misi. Untuk game dengan genre ini, aspek cerita memang bukanlah hal yang terpenting, namun sangat disayangkan apabila game ini juga tidak mengangkat aspek ceritanya. Semua karakter dengan desain yang keren dan artsyle yang unik di sepanjang permainan akan terasa terbuang begitu saja karena pembawaan cerita yang tak dieksekusi dengan matang. Game ini memiliki konflik yang besar, sayangnya developer tak mampu membawakannya dengan menarik agar membuatmu peduli dengan dunianya. Beberapa karakter dengan desain unik yang tak diceritakan lebih dalam membuat desain karakter di game ini terasa mubazir. Kamu hanya akan mendapatkan kisah karakter yang minimalis di setiap misinya. Bahkan di sepanjang permainan, kamu tidak akan sempat merasa simpatik/iba dan tahu apa yang mereka ingin lakukan. Membuat perkembangan karakter game ini seperti hiasan belaka. Setelah kamu menamatkan gamenya sekalipun, satu-satunya yang kamu ingat dari game ini hanyalah “Bunuh robot, selamatkan bumi.”
Kustomisasi Pesawat yang apik
Selain hadirkan beberapa pilihan pesawat untuk dimainkan, game ini juga dilengkapi dengan kustomisasi pesawat sebelum memainkan gamenya. Kamu bisa mengatur jenis senjata utama, senjata ultimate yang disebut sebagai burst strike, serta kombinasi warna apa saja yang ingin kamu pakai disaat pertempuran nanti. Kustomisasi ini menjadi sentuhan kecil yang dapat memberikan replaybility yang besar pada gamenya. Kamu bisa mencoba semua kombinasi senjata yang ditawarkan game ini hingga temukan satu yang menurutmu pas dengan gaya bermainmu. Fitur ini tidaklah sepenuhnya unik, tapi keberadaannya sangat diapresiasi karena memberikan pemain lebih banyak cara unik untuk selesaikan game ini.
Musik soundtrack gagal membuat pemain hype
Musik menjadi salah satu bagian terpenting pada game apapun. Musik dapat gambarkan suasana, atmosfir dan kondisi dari game. Melihat game ini seharusnya menjadi sebuah game penuh aksi, ledakan dan ketegangan, musik soundtrack yang dibawakan terkesan “meh“.
Musik soundtrack di game ini jauh dari kata buruk, akan tetapi kurang memberikan sensasi yang akan membuat pemain makin tegang saat bermain. Beberapa game terbaik di genre ini seperti Ikagura miliki musik soundtrack yang benar-benar pas dengan kondisi level. Semakin menuju level akhir yang semakin sulit, musik yang dibawakan juga makin menggambarkan ketegangan game. Sayangnya musik soundtrack di Burst Effect gagal bawa sensasi tersebut .
Dan juga musik di game ini kurang variasi dan semuanya terdengar sama. Ada banyak momem dimana saya dibuat bertanya “Eh, ini pake musik level yang tadi ya?” dan juga “Ini musik boss sama semua?” Mungkin musik tak pengaruhi gameplay, namun musik yang bagus dan memorable akan membuat gameplay game jauh lebih apik puluhan kali lipat.
Semuanya dimaklumi dengan gameplay menyenangkan
Mari kita bicarakan satu aspek yang game ini benar-benar eksekusi dengan baik pada game ini yaitu gameplay. Gameplay dari Burst Fighter dapat dijelaskan dengan dua kata: menyenangkan, memuaskan. Layaknya game shoot-em-up pada umumnya, game ini miliki 3 resep utama dari genre ini,
- Tembak semua musuh,
- Dapatkan power-up,
- Lawan boss yang tembakan jutaan peluru kearahmu.
Magesoft eksekusi formula ini dengan baik pada Burst Fighter. Game penuhi layarmu dengan peluru musuh, membuat mati berkali-kali di game ini tergolong wajar. Dan apabila kamu bisa terus bertahan sepanjang hujan peluru ini, kamu dibuat tambah puas karena kamu bisa pertahankan semua power-up yang membuatmu terlihat imba. Skor juga akan terus dilipat gandakan, membuat kamu yang pemburu skor tinggi tak mau mati sekalipun di game ini.
Game tergolong ramah soal tingkat kesulitannya. Kamu tidak meledak begitu saja karena terkena satu peluru. Kamu diberikan kesempatan kedua, membuatmu lebih hati-hati atau kamu akan kehilangan score streak sekaligus semua power-up apabila ceroboh lagi. Dalam garis besar, game beri kamu shield di tiap nyawa tanpa harus diambil layaknya power-up di kebanyakan game lain. Akan tetapi dengan diberi shield gratis tak berarti game ini mudah untuk diselesaikan. Gelombang musuh yang banyak khususnya di level-level akhir membuatmu harus lebih strategis dalam posisi dan cekatan dalam mengelak peluru musuh. Di tiap level game juga miliki mini-boss yang lumayan sulit dan perlu dipelajari move set-nya. Apabila kamu tak kuasai dua hal tersebut, kamu takkan selamat dari game ini.
Dan untuk boss di tiap akhir level, semuanya miliki nama yang konyol seperti KR4K3N dan M3DU54, Untuk ras alien yang seharusnya lebih superior dari manusia, tampaknya mereka tak pintar dalam memberi nama senjata mematikan mereka sendiri. Diluar dari nama aneh tersebut, boss di tiap level hadir dengan move set unik sendiri. Di tiap level baru boss ini juga bertambah sulit dengan semakin banyak peluru yang ditembakan kearahmu. Kamu kemungkinan besar akan habiskan banyak nyawamu pada bagian boss ini. Dan ketika kamu berhasil kalahkan boss tersebut, kamu dibuat puas karena boss-boss ini tak tergolong mudah untuk dihabisi.
Apakah aspek gameplay ini punya kekurangan tersendiri? Tentu saja iya, kekurangan yang pertama terjadi di level-level awal. Pertarungan yang terjadi di background bisa saja tricky karena warna peluru yang mereka keluarkan sama dengan peluru yang ditembakan musuh ke arahmu yaitu merah dan ungu. Untungnya ini hanya terjadi di level-level awal, maka sedikit bisa dimaklumi khususnya karena chapter awal memang ingin perlihatkan perang besar antara manusia melawan The Machines.
Kekurangan lainnya pada gameplay game ini adalah burst attack sendiri. Untuk serangan yang seharusnya mematikan dan berikan damage besar, tak ada efek suara keren yang hiasi betapa kuatnya serangan ini. Secara visual, Burst Attack memang terlihat cantik, namun kurangnya efek suara saat menggunakan serangan ini membuat burst attack tak sekeren yang diekspektasi.
Selain dari dua kekurangan tersebut, gameplay dari disuntikkan oleh Magesoft cukup untuk membuat game ini worth every penny. Ya, game ini jauh dari kata sempurna dan punya banyak kekurangan didalamnya. Tapi dapat dimaklumi selama gameplay yang ditawarkan bagus. Dengan harganya yang hanya Rp 89.999 di Steam, Burst Fighter mungkin dapat menarik perhatianmu khususnya penggemar shoot-em-up dan bullet-hell.