Battle Royale mungkin genre yang telah letih kamu dengar di tahun 2020. Tak sama seperti yang sempat dipopulerkan oleh PlayerUnknown’s Battlegrounds, genre dengan konsep 100 player dalam satu arena dan miliki mekanik last man standing ini terkesan sudah basi. Pasalnya, sejak kepopuleran game buatan Brendan “PlayerUnknown” Greene tersebut, banyak kompetitor yang mulai mengikuti jejaknya.
Persaingannya yang paling kuat ada pada Fortnite yang meski tak begitu laris di pasar Indonesia, namun Epic Games selaku developernya mampu kuasai pasar barat. Saking populernya, banyak orang awam yang mengenalinya. Menjadikannya “fenomena” gila dengan dramanya di internet maupun pemerintah.
Genre tersebut kemudian kedatangan kompetitor baru. Mereka adalah Respawn Entertainment dengan Apex Legends buatannya. Respawn mencoba menggempur battle royale dengan balutan hero-shooter. Mereka juga sukses bersaing dengan raksasa Fortnite dan menjadikan sebuah fenomena baru meskipun sempat drama akibat monetisasinya yang kurang adil.
Namun seiring berjalannya waktu, popularitas genrenya semakin menurun dan terkesan biasa saja. Ia masih diminati oleh mereka yang setia di genrenya. Meskipun demikian, banyak sekali developer maupun publisher yang percaya akan kekuatan battle royale. Salah satunya adalah Activision.
Setelah sukses dengan Call of Duty: Black Ops 4 Blackout Mode yang tawarkan permainan battle royale semi sci-fi-nya. Activision masih berusaha mendulang kesuksesannya dengan Call of Duty: Warzone, mode battle royale dari Call of Duty: Modern Warfare 2019. Lantas, apakah game mereka mampu melakukannya?
Daftar isi
Bisa Dimainkan Oleh Siapapun
Meski disebut mode baru bagi mereka yang telah miliki Call of Duty: Modern Warfare 2019. Pada kenyataannya, Warzone merupakan game free-to-play standalone yang bisa dimainkan oleh siapapun. Benar sekali, siapapun yang tak memiliki gamenya bisa memainkannya. Sebuah strategi gila untuk saingi dua game besar dengan genre serupa.
Sayangnya, kamu yang tak memiliki gamenya wajib mendownloadnya sebesar kurang lebih 100GB. Sebuah momok yang menyeramkan bagi mereka yang fakir kuota, maupun mereka yang memiliki kecepatan internet lambat. Ini dikarenakan kemungkinan Activision dan Infinity Ward tak mau agar player yang memutuskan untuk membeli gamenya setelah mencoba Warzone untuk mendownload filenya lagi.
Sementara, kamu yang telah memiliki gamenya “hanya” perlu mendownload sekitar 15-16GB di PlayStation 4 dan 20-25GB di PC.
Strategi gratis Warzone juga merupakan salah satu cara untuk menjaring player baru, agar tertarik dengan produk yang versi barunya kini sudah tak lagi dijual di Steam tersebut. Terlebih dengan crossplay yang tetap memberikan populasi yang padat bagi gamenya setelah beberapa bulan maupun tahun ke depan.
Saat review ini ditulis, Warzone miliki dua mode utama dalam gamenya: Battle Royale dan Plunder. Plunder adalah sebuah mode baru yang menyoroti “uang” sebagai permainan utamanya. Saya akan jelaskan lebih lanjut nanti.
Battle Royale 150 Player dengan Map Super Luas
Lalu, seperti apa battle royalenya? Simplenya, Warzone adalah game battle royale namun dengan mekanik shooter ala Call of Duty: Modern Warfare 2019. Bisa kamu bayangkan bagaimana permainannya yang super cepat dipadu dengan map super luas. Saya mengatakan super luas karena mapnya mampu menampung 150 player. Ya, bukan 100 player seperti permainan battle royale pada umumnya.
Mode battle royalenya sendiri wajibkanmu untuk miliki 3 player dalam satu tim. Hingga detik ini Infinity Ward belum menambahkan mode lain selain tiga player, baik solo maupun duo. Memaksamu untuk terus bermain bersama dua player lain saat memainkannya.
Saat kamu terjun, kamu akan dilengkapi dengan pistol dan dua dari tiga strip armor. Ya, kamu takkan benar-benar “miskin” di awal permainan, jadi kamu tak perlu khawatir akan mati lebih dulu kecuali kemampuan menembakmu ampas.
Sistem inventory juga nampaknya dipersingkat dengan tidak adanya inventory limit. Namun bukan berarti peluru dan armormu tak terbatas. Kamu bisa membawa maksimal lima armor dan sekitar 140 peluru untuk SMG, 210 peluru cadangan untuk assault, 40 peluru cadangan untuk shotgun, dan sekitar 30 peluru cadangan untuk sniper.
Infinity Ward juga nampaknya membuang segala hal yang tak penting. Salah satunya seperti health yang akan lakukan regenerasi setiap kamu berlindung. Senjatanya yang acak dengan atau tanpa attachment juga takkan membuang-buang waktumu. Mempercepatmu menyelesaikan permainan dibanding harus bingung dengan inventory dan equipment.
Setiap senjata akan miliki tingkat kelangkaan yang direpresentasikan dengan warna. Putih sebagai senjata biasa, hijau tak biasa, ungu langka, hingga kuning/oranye legendary. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, semua attachmentnya akan tersedia secara acak, jadi kamu tak perlu pusing-pusing memikirkannya.
Sementara, sistem baku tembak ala Call of Duty yang diboyong Warzone memberikan kepuasan tersendiri bagi kamu yang menyukai franchisenya. Bahwa, kamu bisa menembak dan beraksi dengan super cepat di setiap sudut map saat pertempuran jarak dekat, dan menjadi sedikit lebih lambat ketika pertempuran jarak jauh. Saat menggunakan sniper misalnya.
Dengan tiga player dalam satu tim, maka koordinasimu harus tepat sasaran agar bisa mempertahankan diri dari ancaman musuh dan mengeksplorasi mapnya yakni Verdansk yang super luas. Bagaimana tidak, kamu harus berjalan di map yang penuh dengan ancaman dan minim bangunan di beberapa sisi tertentu.
Oleh karenanya, Infinity Ward mempersiapkan ping system yang akan membantumu bagi kamu yang malas berkomunikasi dengan mic. Khususnya untuk player Asia. Sehingga peranmu dalam tim masih tersalurkan. Kamu bisa lakukan ping equipment, daerah map, hingga musuh. Jika kamu memainkannya di PC, maka tombol defaultnya adalah ALT. Tekan ALT sekali untuk menunjukkan tempat mana yang ingin kamu capai, dan dua kali untuk menandai musuh.
Jumlah player yang paksamu untuk tiga dalam satu tim juga hadir bukan tanpa cela. Ia bisa saja memilihkanmu untuk bermain tanpa tim sama sekali. Semua hanya untuk dibully oleh player lain yang miliki tim. Alangkah lebih baik jika Infinity Ward bisa menambahkan tim saat pre-match dimulai.
Koordinasimu tak lengkap tanpa map yang menjadi panggungnya. Panggung Warzone merupakan map bernama Verdansk. Sebuah map kombinasi antara map mode Ground War bernama Port of Verdansk dengan map orisinal buatan Infinity Ward. Terdapat beberapa bagian map yang mungkin bagi kamu yang memiliki gamenya cukup familiar dengan tatanannya.
Di sepanjang map tersebar berbagai senjata acak dan box crate yang berisi dasar bertahan hidupmu. Mulai dari senjata, uang, dan armor. Sayangnya, senjata yang terlalu acak tersebut kebanyakan didominasi oleh LMG yang terlalu sering saya temui di map. Buat Infinity Ward perlu memperbaikinya agar lebih variatif.
Sistem uang atau cash juga cukup berbeda dari seri terdahulunya. Bahwa dengan cash kamu bisa membeli apapun yang disediakan di Buy Stations. Mulai dari killstreak, armor, hingga drone. Menariknya, kamu yang membeli dua killstreak takkan tergantikan dengan killstreak kedua yang telah kamu beli. Hal ini karena ia miliki efek stuck setelah dibeli. Jadi misalnya kamu membeli UAV dan Precision Airstrike, maka UAV takkan diganti Precision Airstrike, dan seterusnya.
Dengan uang, kamu juga bisa membeli loadout yang telah kamu atur di mode multiplayer. Jadi, kamu akan bisa memainkan Warzone dengan gaya permainanmu sendiri karena equipment yang sudah cukup familiar denganmu lengkap dengan perk yang telah kamu setting. Satu tips bagi saya ke kamu jika pertamakali turun, salah satunya adalah kamu harus segera mengincar box crate. Karena dengan begitu, kamu akan dijamin langsung dapatkan senjata dibanding harus memutar untuk mencarinya di lantai.
Namun perlu dicatat, bahwa membuka crate dengan tingkat kelangkaan equipment tinggi akan mengeluarkan suara yang bisa didengar oleh musuh. Buatmu jadi incaran tim yang kebetulan berada dalam satu area denganmu. Jadi, tetap waspada.
Uang bisa kamu dapatkan dengan membunuh player lain, membuka kotak, atau menjalankan Contracts. Contracts adalah mini quest atau misi yang ditandai oleh tablet PC bercahaya kuning keemasan yang bisa kamu ambil di beberapa area tertentu. Misi yang diberikan cukup beragam, mulai dari memburu player yang ditandai, hingga mencari tiga kotak uang. Hadiahnya? Uang dan equipment tertentu yang cukup langka. Tak terkecuali perk acak yang disediakan.
Gulag, Kesempatan Kedua dan Terakhir
Selain player yang sangat banyak, sistem uang, mini-quest, dan koordinasi tim yang penting, gamenya juga miliki sistem respawn yang cukup unik. Bahwa mati bukanlah akhir dari segalanya. Kamu yang mati akan dilempar di penjara Gulag dan akan diberikan kesempatan kedua untuk respawn. Namun dengan satu syarat, memenangkan duel 1 vs 1 di penjara tersebut dengan senjata random yang diberikan.
Memenangkannya akan berimu kesempatan untuk respawn. Ia takkan berikanmu kesempatan untuk yang ketiga kalinya karena menganut “kesempatan kedua” saja. Namun, meskipun kamu mati sekalipun baik saat duel maupun mati untuk kedua kalinya, hal tersebut bukan akhir dari permainanmu. Karena rekan satu timmu bisa menghidupkanmu kembali dengan membayar $4,500.
Pre-match Nyaris Tak Terasa
Meski terlihat cukup sempurna, namun pada kenyataannya terdapat hal yang membuat saya cukup merasa kurang. Salah satunya adalah sistem pre-match yang dihadirkan.
Seperti mode battle royale yang sudah-sudah, terdapat pre-match di awal permainan Warzone. Umumnya, pre-match akan berjalan sekitar satu menit untuk menunggu jumlah player lain yang kurang. Namun tidak untuk Warzone, ia terasa sangat cepat bahkan belum sempat pre-match dinikmati, gamenya sudah dimulai. Ini berkat update matchmaking cepat yang Infinity Ward implementasikan agar player tak terlalu lama menunggu.
Memang bagi mereka yang ingin segera memainkan gamenya, ia bisa menjadi solusi. Namun keberadaannya yang sangat cepat terkesan sangat tidak berguna, karena ia hanya beberapa detik saja. Terlebih ketika kamu berada di pre-match, kamu diberi senjata random dengan kecepatan terjun payung. Jadi, sebelum kamu sampai di darat, layar bisa saja mendadak berubah ke animasi terjun saat permainan. Alangkah lebih baik, jika Infinity Ward menghapus pre-match atau memperpanjang waktunya. Karena terasa tidak berguna sama sekali.
Plunder: Uang! Uang! Uang!
Tak hanya battle royale, terdapat mode kedua bernama Plunder yang disandang Warzone. Plunder singkatnya adalah mode yang sama seperti battle royale, namun tanpa loot senjata, tanpa circle, dan tanpa respawn terbatas. Fokusmu hanyalah mengumpulkan uang, uang, dan uang.
Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya bahwa uang bisa diambil dari kotak dan Contracts. Uang juga bisa diambil dari player lain setelah kamu membunuh mereka. Uang bisa kamu kirimkan melalui helikopter, atau selamatkan terlebih dahulu menggunakan Cash Deposit Balloon seharga sekitar $30,000. Semuanya bisa dibeli melalui Buy Stations.
Dengan sistem respawn yang tak terbatas dan tanpa adanya circle atau playzone. Maka tim bisa berpencar ke penjuru map untuk mencari uang yang ada. Kematianmu akan jatuhkan uang yang telah susah payah kamu kumpulkan. Kamu perlu menunggu sekitar 11 detik saat kematian pertama untuk respawn, 15 detik untuk kematian kedua, hingga maksimum 20 detik delay respawn. Tidak, tidak ada Gulag di sini, namun kamu bisa mengunjunginya di pojok kanan bawah map.
Senjata yang kamu gunakan adalah senjata dari loadout rancanganmu sendiri. Jadi, kamu akan bermain sesuai gaya permainanmu tanpa perlu mencari senjata lain.
Perlu diingat, jika uangmu semakin banyak dan tak segera kamu selamatkan, maka kamu akan ditandai di map. Player dengan uang terbanyak akan diburu di area tempat ia berada. Jadi, bersiaplah menjadi bulan-bulanan squad lain.
Plunder hanya akan berakhir jika salah satu tim berhasil mencapai target atau waktu habis. Di sepanjang permainan kamu akan menemukan event acak seperti pesawat yang mendadak menjatuhkan uang dalam jumlah besar, hingga bonus uang yang menjadi dua kali lipat atau lebih.
Sayangnya, tidak ada tanda apakah kamu berhasil mencapai posisi 2, 3, 4, atau 5 setelah permainan berakhir. Smentara posisi pertama jelas akan dapatkan Victory.
Kesimpulan
Call of Duty: Warzone merupakan mode yang sangat solid dengan permainan cepat dan sederhana. Infinity Ward tak mau basa-basi dengan memberikan inventory limit maupun elemen ala RPG lain. Di sisi lain ia menjadi battle royale yang sangat unik jika harus dibandingkan dengan kompetitornya. Kekuatan sistem map luas, cash, loadout, Gulag, hingga pertempuran ala Call of Duty yang khas membuatnya cukup minim untuk dicela.
Pengemasannya menjadi game free to play, nampaknya akan sangat efektif untuk terus mempertahankan komunitasnya dalam jangka panjang.
Sayangnya tidak adanya variasi solo/duo, pre-match yang nyaris tak ada gunanya, hingga variasi senjata yang kebanyakan didominasi oleh LMG membuatnya terasa kurang sempurna. Tentunya hal ini bisa diperbaiki di update selanjutnya.
Namun, dengan adanya format gratis dan crossplay, kemungkinan besar komunitasnya akan bertahan hingga dalam jangka waktu yang lama. Terlebih dengan kualitas AAA yang dipoles dengan sangat baik meskipun masih terdapat tulisan “BETA” di setiap loadingnya. Good job Infinity Ward!