Layanan Subscriptions Sony — Tren penggunaan layanan langganan atau subscriptions-based video game membuat beberapa player setidaknya memiliki alternatif untuk bermain game. Setidaknya dengan biaya yang jauh lebih murah daripada memiliki satu jenis video game.
Menariknya, CEO Sony memiliki alasan sebaliknya yang cukup menarik untuk disimak terkait dengan layanan ini serta seberapa berharganya layanan ini. Alasan apakah itu?
CEO Sony Ungkap Layanan Subscriptions Tidak Terlalu Menarik Karena Satu Alasan
Layanan subscriptions mampu menggantikan dan menarik beberapa pemain baru sewaktu-waktu bagi mereka yang sebenarnya tidak memiliki banyak waktu untuk bermain serta mereka yang justru ingin berhemat. Tapi sepertinya CEO Sony tidak terlalu tertarik soal layanan ini.
Melalui Interview CEO Sony Kenichiro Yoshida dengan CEO Norge Bank Investment Managements Nicolai Tangen, mereka telah membicarakan banyak hal terkait dengan beberapa hal seperti budaya kerja, strategi kinerja jangka panjang, pembuatan film dan implementasi teknologi AI dalam game.
Pendapat Sony Mengenai Layanan Subscriptions
Interview mereka membahas sesuatu yang cukup trending di kalangan gamer selain sebuah Teknologi AI yang cukup pesat saat ini, yaitu sebuah layanan subscription-based video game. Ternyata Yoshida mengungkapkan jika ia sebenarnya tidak tertarik dengan layanan tersebut.
Yoshida mengungkapkan alasannya jika sebenarnya para gamer saat ini biasanya hanya memainkan satu game dalam satu waktu tertentu. Hal ini membuatnya memberikan kenyataan dari sudut pandang bisnis, jika model layanan langganan ini sebenarnya tidak terlalu menjanjikan untuk kedepannya.
Membandingkan layanan ini dengan layanan langganan film, ia pun mengambil keputusan akan lebih memilih metode hybrid untuk video game. Metode ini yang akan dipilih untuk para gamer, berfokus pada layanan PlayStation Plus serta model ‘Pay Per Content‘ untuk bisnisnya atau dengan kata lain memiliki secara utuh game baru yang ada.
Keputusan Yoshida untuk mengambil dua metode sebagai bentuk model bisnisnya pun membuat beberapa developer memikirkan ulang untuk platform rilisnya. Bahkan gamer dibuat memikirkan secara matang game apa yang akan dimainkan kedepannya nanti.
Kenyataan ini pun mungkin tidak sejalan dengan visi misi pihak Ubisoft, sebagaimana mereka beberapa waktu lalu memproyeksikan jika gamer diminta untuk terbiasa dengan tidak memiliki game mereka secara fisik dan memilih untuk memilikinya secara digital.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait dengan Sony atau artikel lainnya dari Lazuardi. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.