CEO Yostar Yao Meng – Menjalankan bisnis perusahaan video game tidaklah gampang. Perlu banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari kontrak, karyawan, bahkan sampai urusan dana untuk bisa menjalankan perusahaan tersebut. Setiap industri video game pasti pernah mengalami masa-masa sulit saat pertama kali menjalankan bisnis mereka.
Hal ini juga berlaku terhadap perusahaan Yostar yang dikenal merilis game mobile populer seperti Azur Lane dan Arknights.
Awal Mula CEO Yostar Harus Menjual Rumahnya untuk Dana Perusahaan
Pada sebuah interview eksklusif pada tahun 2017 yang lalu, Gameres pernah mendapatkan kesempatan melangsung wawancara dengan Yao Meng selaku CEO dari perusahaan Yostar. Dalam interview tersebut, banyak informasi menarik seputar sejarah awal dan pengalaman yang telah dilalui Yostar saat menjalankan bisnis industri video game.
Sang CEO pernah menceritakan pengalamannya saat awal-awal menjalankan perusahaannya dimana mereka membutuhkan dana besar. Bahkan untuk bisa mendapatkan dana tersebut, dia mengaku bahwa dirinya pernah menjual rumahnya.
Semua bermula ketika dia dan partner-nya Chen Fa setelah mereka lulus kuliah di Universitas. Mereka memutuskan membangun sebuah studio pengembangan game secara independen dan outsource pengembangan software. Lalu pada tahun 2014, Lie Wei dari miHoYo memperkenalkan mereka dengan seorang Investor dan mengambil kesempatan tersebut untuk membangun Yostar.
Pada awalnya mereka tidak tahu apa yang diinginkan dan dicapai dalam perusahaan ini karena sang CEO hanya ingin terus membuat game. Pada waktu itu, dia hanya ingin membuat game yang bisa rilis di Steam.
Kemudian Investor meminta mereka untuk mengubah game tersebut menjadi game mobile. Ternyata perubahan keputusan tersebut memunculkan banyak masalah, terlebih pada game design dan memunculkan banyak kritikan kurang baik karena performa gamenya tidak cocok sebagai game mobile.
Hal ini membuat perusahaan tersebut kehilangan banyak uang dan bingung harus melakukan apa selanjutnya.
Terpaksa Menjual Rumahnya untuk Dana Perusahaan
Lalu pada pertengahan tahun 2016, Yao Meng mengatakan bahwa dia memutuskan untuk menjual rumahnya di kampung halaman. Hal ini bertujuan untuk bisa membantu dana perusahaan Yostar. Saat itu dia tidak punya jalan lagi mengingat perusahaannya benar-benar membutuhkan solusi bagaimana cara mendapatkan dana.
Setengah dana dari hasil menjual rumahnya, sang CEO mengatakan bahwa dana tersebut digunakan untuk game Azur Lane. Ya, game mobile yang saat ini bisa terlahir berkat keputusan berat dari dia menjual rumahnya. Dan setengahnya lagi digunakan untuk investasi ke tim developer Hypergryph membuat game Arknights.
Semua pengalaman tersebut terjadi dari akhir tahun 2016 sampai awal tahun 2017. Setelah itu kesuksesan kedua game tersebut sedikit demi sedikit mulai menjadi pusat perhatian para gamer game mobile yang bahkan rilis banyak server, baik itu Jepang maupun Global.
Itulah informasi mengenai CEO Yostar pernah menjual rumahnya untuk bisa mendapatkan dana bagi perusahaannya. Salut buat sang CEO. Tanpa ada keputusan tersebut, kita tidak akan pernah bisa memainkan game mobile Azur Lane, Arknights maupun project lainnya dari mereka.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Yostar atau artikel lainnya dari Muhammad Faisal. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com