Cheater Rainbow Six Jadi Tersangka Kasus Hoax Penyanderaan di Ubisoft Montreal

Hostage Situation At Ubisoft Office In Montreal 1024x536
Ini sudah keterlaluan.

Kasus SWATTING atau laporan palsu kepada Polisi terhadap gamer maupun livestreamer sudah menjadi hal yang sangat meresahkan di negara barat sana. Hal ini karena tak hanya masuk dalam tindak kriminal pembohongan, namun juga bisa menyebabkan pembunuhan tak disengaja oleh petugas kepolisian.

Umumnya kasus ini dipicu oleh kekesalan atau hal iseng player kepada seorang gamer maupun livestreamer yang membagikan alamat rumahnya. Semua demi “bersenang-senang” atau motif yang lebih dalam yakni balas dendam.

Namun, bagaimana jika yang jadi korbannya adalah studio video game seperti Ubisoft? Inilah yang dilakukan oleh seorang gamer asal Prancis berikut.

Pada bulan November 2020 kemarin, seorang gamer yang tak diketahui namanya melakukan SWATTING dengan teknik spoofing yang membuat seolah-olah ia menelepon dari dalam kantor Ubisoft Montreal. Ia melaporkan bahwa terdapat lima orang meminta tebusan $2 miliar dolar Kanada untuk lepaskan 40 pegawai, jika tidak pelaku penyanderaan akan meledakkan semuanya.

Laporan tersebut tak dianggap remeh dan polisi langsung pergi ke sana dengan personil bersenjata lengkap. Polisi juga posisikan barikade dan memastikan staff Ubisoft aman dengan membawanya ke atas gedung.400 karyawan berhasil dievakuasi via bus.

Namun pada akhirnya diketahui bahwa laporan tersebut adalah laporan palsu. Ini membuat Ubisoft harus merugi $1.7 dolar Kanada untuk produksi, $40,000 kerugian material, dan $15,000 untuk layanan psikologis.

Kasus ini sebenarnya adalah kasus lama, namun pada akhirnya diketahui bahwa pelakunya bernama Yanni Ouahioune seperti dilaporkan La Presse (via VGC dan GamesIndustry) yang diduga melakukan hal yang sama dari tahun 2017, karena kesal dibanned lebih dari 80 kali dari Rainbow Six Siege karena melakukan tindakan ilegal yakni cheating/hacking.

Ouahioune juga orang yang bertanggung jawab atas kasus serupa pada bulan Desember 2020 dan Januari 2021 yang laporkan bahwa terdapat eksekutif Ubisoft yang disandera.

Saat dihubungi oleh La Presse, Ouahioune menolak dugaan tersebut, namun ia mengiyakan bahwa ia didakwa atas kasus pembuatan website palsu Ubisoft untuk mendapatkan akun player Rainbow Six Siege. Ia juga mengaku bahwa ia adalah orang yang melakukan SWATTING empat tahun yang lalu dan lakukan hacking akun Rainbow Six milik pro player Perancis, Spoit meskipun pada media ia menyatakan sebaliknya.

Menurut GamesIndustry, saat ini polisi tengah bekerja untuk mengidentifikasi dan menangkap satu atau lebih tersangka dan takkan memberitahu publik soal ini untuk melindungi pekerjaan mereka.


Baca lebih lanjut tentang Ubisoft atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.

For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com

Exit mobile version