Call of Duty: Modern Warfare, Hadiah Ulang Tahun Untuk Seri Black Ops 4


72

Salah satu publisher kondang, Activision nampaknya memang sangat bergantung pada game terbaru mereka, yakni Call of Duty: Modern Warfare. Game reboot dari seri sebelumnya tersebut menjadi ancang-ancang mereka untuk menelurkan karya terbaru. Sesuai dengan rencana awalnya, Call of Duty: Modern Warfare dijadwalkan resmi meluncur pada akhir November mendatang.

[bsa_pro_ad_space id=1]

Sesuai dengan apa yang terjadi sebelumnya, Activision seakan membawa aura ambisius khasnya pada game besutannya kali ini. Call of Duty sendiri memang dikenal sebagai salah satu franchise yang selalu ingin mendominasi jagat game bergenre military shooter. Hal itu begitu terlihat dari banyaknya eksperimen yang dilakukan.

Eksperimen yang dilakukan sebenarnya tidak selalu berhasil. Sebagaimana franchise lainnya, Call of Duty bergerak jatuh-bangun. Salah satu kegagalan yang nampak adalah seri Call of Duty: Black Ops 4. Seri tersebut tampil cukup berani, bahkan terkesan nekad dengan menyisipkan suguhan battle royale yang memang sedang dalam masa tren.

Tidak ada yang salah dengan gaya baru tersebut sebenarnya. Masalahnya justru terletak pada kesiapan fanbase besar mereka sendiri yang kurang siap dengan pembaruan itu. Activision memangkas total mode campaign di seri Black Ops 4. Hasilnya sudah jelas, gelombang kekecawaan begitu deras mengarah pada mereka.

Apa yang dipikirkan pengembang Call of Duty dengan menghilangkan ciri khasnya sendiri? Sontak, bukannya keberhasilan, yang datang justru bumerang. Memangkas mode tersebut sama saja melakukan blunder besar bagi brand besar sekaliber Call of Duty. Namun, bisa dibilang Black Ops 4 adalah proyek yang ‘tidak serius’.

Kendati berhasil Call of Duty: Black Ops 4 mengklaim langsung memperoleh $ 500 juta setelah tiga hari meluncur, bisa dibilang itu hanya ‘efek kejut’ dari apa yang mereka sirnakan. Battle Royale yang mereka andalkan semata-semata hanya menjadi alat bagaimana mengukur antusiasme para pemain untuk sajian FPS favorit mereka ala Call of Duty.

Kegagalan Call of Duty: Black Ops 4
Call of Duty: Modern Warfare 2019. Foto: Activision

Seri Black Ops 4 sendiri akan resmi berusia setahun pada 12 Oktober mendatang. Hadiah ulang tahun yang akan diberikan justru datangnya seri baru. Seri yang nampaknya akan menjadi andalan utuh, lahir lebih serius. Seperti yang diketahui, seri baru itu tidak lain dan tidak bukan adalah Call of Duty: Modern Warfare 2019.

Activision bersama Call of Duty terabarunya ini mengumbar aroma yang jauh dari kesan tidak serius tadi. Tidak seperti pendahulunya, Modern Warfare kali ini banyak sekali menjanjikan keseriusan mereka. Pernyataan pimpinan Activision, Rob Kostich beberapa hari setelah Black Ops 4 dirilis sangat mungkin merupakan sebuah tanda.

“Masih banyak yang akan datang, kami baru saja memulainya,” ujar Kostich, seperti ditulis The Next Web, 20 oktober tahun lalu. Call of Duty: Modern Warfare kemungkinan adalah jawaban yang korelatif dengan apa yang dikatakan itu. Rencana terbarunya kali ini secara perlahan-lahan menjelma sebagai kabar besar.

Modern Warfare menjanjikan banyak hal sebelum melakukan pendaratan penuh pada 25 Oktober nanti. Penambahan fitur yang bakal tersaji di dalamnya terbilang ‘barbar’, namun jauh lebih tertata. Berdasarkan kabar yang berkembang, konsep ambisius yang diusung memperlihatkan keseriusan.

Tidak seperti Black Ops 4 yang penuh dengan keambiguan, Activision begitu percaya diri dengan ‘jaminan kebahagiaannya’ dalam proyek terbaru mereka ini. Deretan sesi Beta yang mereka luncurkan sebelum perilisan resmi seakan menjadi momentum untuk menepis keraguan akan janji-janji jaminan itu.

Game engine, mekanik gameplay, fitur cross-play, kualitas grafis dengan Ray Tracing, serta ramainya game mode yang disisipkan adalah rentetan menu yang bakal mengiringi kembalinya mode campaign-single player yang sempat mati suri. Infinity Ward yang ditunjuk sebagai developer, nampaknya membuat orang-orang sulit mengatakan seri teranyar ini sebagai proyek main-main.

Barisan rumit itu seakan membuat player bisa menikmati apapun di dalam satu game. Ya, hanya dalam satu judul game. Activision bersama Infinity Ward seperti membangun sebuah “toko serba ada” (toserba); setelah sebelumnya hanya melakukan sesuatu yang mewakili kedigdayaan sebuah tren bertajuk Battle Royale.

Mungkin, Call of Duty: Modern Warfare belum bisa dikatakan sebagai indikasi kebangkitan brand waralaba Call of Duty sepenuhnya. Namun, yang jelas terlihat adalah bangkitnya keseriusan untuk kembali berada di jalur ambisius. Ambisi dari sebuah proyek game.

Salah satu yang dapat dilihat adalah: Bagaimana seri Modern Warfare membuat publik melupakan proyek eksperimental mereka dalam Black Ops 4. Sebuah warung kecil yang hanya menyediakan es batu sebagai produk jualannya. Menarik untuk menantikan rilisnya ‘toserba’ mereka Oktober nanti.


Like it? Share with your friends!

72
Harry Azhari

Seorang manusia bergolongan darah AB yang garis tangannya berpola ABSTRAK minimalis kontemporer.

0 Comments