Jangan Panik! Ubuntu 19.10 masih bisa menjalankan Steam!


58

Baru-baru ini Canonical selaku pengembang sistem operasi Ubuntu membuat keputusan yang kontroversial dan membuat panik seluruh komunitas GNU/Linux dunia. Canonical berencana untuk menghentikan dukungan arsitektur 32 bit sepenuhnya pada rilis Ubuntu 19.10 mendatang! Hal ini memang tidak terdengar seperti masalah mengingat arsitektur 32 bit adalah arsitektur lama dan sudah mulai ditinggalkan, bukan keputusan yang salah untuk meninggalkan arsitektur ini cepat atau lambat.

Gamebrott Editorial

Penghentian dukungan untuk arsitektur 32 bit memang sudah direncanakan sejak beberapa tahun belakangan, Ubuntu sudah tidak lagi merilis CD image berasitektur 32 bit. Tak hanya sampai disitu, Canonical juga berhenti memaketkan program, perkakas, dan pustaka 32 bit.

Penghentian dukungan arsitektur 32 bit ini hanya berlaku pada Ubuntu 19.10 ke atas. Bagi anda pengguna Ubuntu 18.04 LTS, Ubuntu 18.10, atau Ubuntu 19.04, anda tidak akan terdampak (atau lebih tepatnya belum) sampai anda meng-upgrade ke Ubuntu 19.10 atau lebih baru.

Tapi, tahukah kamu bahwa platform gaming yang terkenal Steam, serta compatibility layer yang berfungsi untuk menjalankan program Windows pada sistem operasi non-Windows bernama Wine juga ikut terpengaruh keputusan ini?

Pasalnya, Steam dan Wine sangat bergantung pada pustaka 32 bit, artinya tanpa pustaka 32 bit Steam dan Wine tidak akan berjalan sesuai semestinya. Memang tidak mustahil untuk memporta Steam dan Wine menjadi murni 64 bit. Sayangnya, porta murni 64 bit memiliki efek samping, Wine tidak akan bisa menjalankan program Windows yang masih berasitektur 32 bit dan begitu juga dengan Steam, gim-gim yang masih berasitektur 32 bit tidak akan bisa dimainkan.

Ubuntu 19.10 Ternyata Masih Bisa Menjalankan Steam!

Ada kesan yang salah mengenai rencana untuk menghentikan dukungan arsitektur 32 bit pada rilis Ubuntu 19.10 mendatang, alih-alih dihentikan seluruhnya, ternyata paket-paket berarsitektur 32 bit hanya tidak lagi diperbarui, Ubuntu 19.10 akan menggunakan pustaka 32 bit dari repositori Ubuntu 18.04 LTS, artinya Steam dan Wine masih bisa dijalankan dengan sedikit usaha tambahan.

Sebelum penjelasanan ini keluar, pengguna yang panik bahkan Ubuntu sudah memikirkan jalan keluar mereka sendiri, seperti menggunakan Flatpak, Snap, sampai mepertimbangan untuk melakukan migrasi distribusi, dalam kata lain meninggalkan Ubuntu.

Untuk sekarang pengguna Ubuntu bisa sedikit bernafas lega mengingat rilis Ubuntu 19.10 masih terbilang lama, bahkan Ubuntu 19.10 belum masuk fase feature freeze. Rilis final Ubuntu 19.10 akan dirilis bulan Oktober tahun 2019 mendatang.

Canonical Berubah Pikiran!

Keputusan untuk menghentikan dukungan untuk arsitektur 32 bit berbuntut pada keluhan para pengguna Ubuntu, termasuk Valve (korporasi dibalik Steam) tidak akan mendukung secara resmi Ubuntu 19.10 serta tidak akan merekomendasikannnya kepada pengguna, tidak seperti rilis-rilis Ubuntu sebelumnya.

Pengembang Ubuntu berubah pikiran, dukungan untuk arsitektur 32 bit dilanjutkan, tapi tidak semua paket 32 bit didukung, melainkan hanya program, pustaka, dan perkakas berasitektur 32 bit yang esensial saja untuk menjamin Steam dan Wine bisa bekerja pada versi-versi Ubuntu di masa depan.

Untuk meningkatkan kemananan, paket-paket berasitektur 32 bit akan diisolasi dari sistem dengan memanfaatkan teknologi container (Snap dan LXD), dan juga bukan pemaketan konvensional seperti yang sudah-sudah. Cointaner approach mungkin akan memiliki masalah minor seperti penalti performa dan startup program yang lebih lambat.


Like it? Share with your friends!

58
CallMeDarwin

0 Comments