Menjajal Underlords Mobile (BETA): Usaha pertama Valve untuk masuk ke pasar Mobile


84

Setelah sekian lama dinanti kehadirannya dalam meramaikan pasar gaming mobile khususnya di platform smartphone yang tiap tahunnya semakin menjanjikan dengan perkembangan hardware-nya yang terus berkembang dengan pesat, Valve akhirnya merilis game mobile pertamanya di Android dan iOS yaitu Underlords. Meski masih berada dalam tahap BETA, game standalone dari mod DOTA Auto Chess ini menunjukan perkembangan yang menjanjikan setelah pada laporan Valve terakhir menyebutkan bahwa pemain Underlords di Steam mencapai 200,000 pemain aktif, hal ini belum termasuk pemain dari platform mobile baik itu Android maupun iOS yang sampai saat aritkel ini ditulis jumlah downloadnya sudah mencapai 1 juta di Play Store.

Lantas apa saja yang ditawarkan Underlords di tahap BETA ini? Penulis akan membahasnya lebih dalam berdasarkan impresi awal setelah memainkannya selama kurang lebih 20 jam di platform Android.

Game mobile pertama yang menggunakan SOURCE 2 Engine

Underlords Mobile sendiri menggunakan Source 2 engine sebagai basisnya.

Perilisan Underlords di pasar mobile juga merupakan salah satu ajang kebolehan engine kebanggaan Valve yaitu Source 2 engine yang sebelumnya digunakan DOTA 2 Reborn dan Artifact di platform PC. Hadirnya Underlords di platform mobile dengan menggunakan Source 2 sebagai basis ini bisa jadi adalah salah satu langkah Valve untuk mempromosikan Source 2 engine-nya yang saat ini dapat digunakan developer lain untuk mengembangkan gamenya sendiri. Dengan begitu, tak dipungkiri apabila di kemudian hari bisa saja kita menemukan game mobile buatan developer selain Valve yang menggunakan Source 2 engine sebagai basisnya.

Sebuah Standalone dari Mod DOTA Auto Chess

Underlords hadir sebagai pengganti DOTA Auto Chess dengan mengambil semesta DOTA 2 sebagai basisnya.

Setelah ramai diperbincangkan sejak awal perilisan di bulan januari dan banyak pemain yang memainkan Mod DOTA Auto Chess buatan modder bernama Drodo, Valve akhirnya membuat seri Standalone-nya dengan Underlords, meskipun tidak ditangani langsung oleh pemilik ide originalnya yang memutuskan untuk mengembangkan gamenya sendiri bertajuk Auto Chess. Sebagai sebuah Standalone, secara gameplay tak ada yang jauh berbeda dari Underlords dengan mekanisme gameplay yang ada di DOTA Auto Chess.

bermain bersama 7 pemain lain secara online, atau bermain dengan bot secara offline.

Underlords tetaplah sebuah game strategi dengan 8 pemain yang saling menyerang dan bertahan dengan merekrut hero-hero yang tersedia secara random, serta menempatkannya di arena permainan berbentuk seperti papan catur. Terdengar mudah? nanti dulu.

Menurut pengalaman penulis sendiri saat pertama kali memainkannya, mekanisme dasar Underlords memang mudah dipahami, hal ini juga didukung dengan kepiawaian Valve dalam melakukan karakterisasi hero-hero adaptasi DOTA 2-nya yang digolongkan dalam beberapa jenis sesuai dengan ability dan penampilan original hero yang selama ini kita kenal di DOTA 2. Penulis sendiri tidak begitu mendalami hero-hero yang ada di DOTA 2 namun di Underlords ini semua hero yang ada dapat dengan mudah dipahami melalui penampilan, sifat serangan, dan special ability, terlepas dari pengetahuan tentang seperti apa perannya di DOTA 2.

skill Requiem of Souls milik Shadow Fiend yang ikonik di DOTA 2.

Namun bukan berarti hero yang ditawarkan oleh Underlords berbeda dengan yang ada di DOTA 2. Semua ability yang dimiliki setiap hero tetap sama, sebagai contohnya adalah Shadow Fiend yang mengeluarkan skill Requiem of Souls dan memberikan damage ke hampir seluruh arena permainan melalui lines of demonic energy-nya, atau juggernaut yang mengeluarkan skill Blade Dance untuk menyerang hero musuh yang berada di sekitarnya. Semuanya terasa familiar dengan DOTA 2 secara memang dari konsep Underlords mengambil semesta DOTA 2 sebagai basisnya.

ronde loot round yang ada untuk mendapatkan item tambahan untuk hero yang kita miliki.

 

Item yang didapat setelah memenangkan loot round.

Mekanisme permainan di bagi menjadi beberapa ronde atau round. Mekanisme ini dibagi menjadi 2 round yaitu battle round yang mana kita bertahan dari serangan musuh dan di sisi lain musuh bertahan dari serangan kita, serta loot round yang mana kita harus bisa mengalahkan pasukan creeps agar mendapat item yang dapat dipilih dan di gunakan di setiap hero yang kita punya. Untuk merekrut hero sendiri, setiap akhir round kita akan diberi waktu untuk mempersiapkan strategi dan merekrut atau menaikan level hero di shop.

User Interface dan optimalisasi yang masih mentah

Optimalisasi masih menjadi masalah serius di Underlords versi BETA ini.

Meskipun mekanisme gameplay yang terbilang sudah matang dan isu balancing yang masih dapat dimaafkan, justru elemen yang paling lemah terdapat di User interface dan optimalisasi yang malah terasa masih berada di tahap alpha. Untuk game mobile pertama berbasis Source 2 engine, optimalisasi Underlords khususnya di Android terasa masih mentah dan banyak yang perlu dibenahi, mulai dari User Interface yang sering mengalami bug, tanpa animasi dan kaku sampai masalah framerate yang mengkhawatirkan dan mengganggu pengalaman bermain, team Valve sepertinya perlu kerja lembur terkait masalah optimalisasinya untuk versi final nanti.

Pantaskah untuk dinanti?

Terlepas dari masalah optimalisasi, Underlords tetap memiliki potensi kuat sebagai calon Esport selanjutnya khususnya di ranah mobile dan pantas untuk diantisipasi. Mekanisme permainan yang unik, semesta DOTA 2 yang kentara, nama besar Valve, serta fitur cross platform secara realtime. Tak ada yang meragukan selama Valve menanganinya secara tepat hingga versi final Underlords akhirnya dirilis.

Underlords sendiri telah tersedia dalam masa Early access atau Open Beta dan dapat diunduh secara gratis di Play Store, App Store dan Steam.


Like it? Share with your friends!

84
Adimas Sanjaya

Writer

0 Comments