Video Game Itu Gak Melulu Tentang Esport Kayanya


50

Esports, adalah sebuah olahraga yang menggunakan game sebagai medianya yang kini merupakan salah satu olahraga paling disukai para gamers saat ini.

Gamebrott Editorial

Pasalnya, banyak player yang memang menginginkan game agar diciptakan sekompetitif mungkin sehingga player merasa puas bila nickname mereka terpampang di Leaderboard.

Selain itu, hadiah yang menggiurkan juga menjadi salah satu alasan Esports sangat digandrungi banyak pemuda saat ini, “hanya dengan”  menggunakan jari-jari tangan, kita sudah bisa menghadirkan Supercar didalam garasi rumah.

Kini, banyak developer game makin terpacu untuk berlomba-lomba menciptakan game yang tidak hanya berkualitas dalam segi grafis atau gameplay tapi juga bagaimana sebuah turnamen esports akan dihadirkan nantinya.

Mulai dari nominal hadiahnya, sistem turnamen yang menarik, hingga kemudahan akses dalam mengikuti turnamen tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para player untuk mengikuti turnamen esports tersebut.

Ibuk gaming

Game yang dulu dianggap sebelah mata, kini mulai dillirik hampir sepenuh mata dengan adanya Esports ini, mungkin orang tua saat ini mendukung anaknya bermain game untuk nantinya diharapkan bisa menjadi penggelut dunia Esports.

Berbeda dengan sebelum adanya Esports, game adalah suatu hal yang kurang didukung oleh orang tua sehingga sang anak harus menunggu waktu liburan tiba dulu baru bisa menikmati game yang diidamkannya (eh itu mah saya).

Dulu, turnamen yang saya jumpai bukanlah turnamen akbar seperti The International yang diadakan di venue besar dan mewah, turnamen yang biasa saya jumpai adalah turnamen Winning Eleven di venue Rental PS yang sederhana berhadiah tambahan waktu dan segelas ela-ela rasa jeruk yang bisa menghapus dahaga kepenatan rental PS yang memang dipenuhi oleh para penanti giliran bermain.

Metamorfosa indah dilakukan oleh para pelaku dunia game, sehingga sekarang sudah tercipta federasi salah satunya IESF (International Esports Federation) agar tercipta turnamen game yang lebih terstruktur dan nyaman.

Bahkan Esports bisa menjadi masa depan dari industri video game, dimana sekarang  game-game berlabelkan Esports menguasai 3 besar peringkat game yang paling populer dimainkan.


Namun, seperti yang kita ketahui bahwa setiap hal ada sisi positif dan negatifnya sama dengan Esports ini, salah satunya terhadap perkembangan industri video game.

Banyaknya peminat Esports ini, membuat beberapa developer sedikit “malas” dalam menciptakan game Single-Player atau game yang benar-benar mengedepankan sisi cerita dalam game tersebut.

Sebagai contoh, sedikit melihat kebelakang pada game COD Black Ops 4

temba-temba battle royale

Call of Duty atau yang biasa disebut COD merupakan game yang dulu terkenal dengan unsur cerita yang bisa menarik ulur, hati para pemainnya sehingga game ini meninggalkan kesan yang sangat dalam bagi para penikmatnya.

Namun semua berubah ketika “Battle Royale” menyerang,  Activision menyatakan bahwa mereka tidak akan menghadirkan “Single-Player mode” untuk game seri lanjutan dari COD Black Ops 3 tersebut, mengejutkan memang game yang dulu dikenal dengan sisi ceritanya menjadi nilai utama, kini beralih menjadi game yang membuat pemain lebih mementingkan skor untuk menjaga peringkat mereka di leaderboard.

Semua game bisa jadi battle royale!

Dari contoh diatas, bisa dilihat bahwa perkembangan “Esports” memang membawa perubahan besar terhadap industri video game, mungkin memang sudah saatnya dunia “Esports” berkembang.


Dibalik kemegahan Esports statement mengejutkan dikemukakan oleh Presiden dari Nintendo,

“Esports is where players compete on stages while revolving around prize money, and spectators enjoy watching that. It launches one of the amazing appeals of video games,” Furukawa menjelaskan.

“But there is no sense of antagonism. In order to make our company’s games be played by a broad range of people, regardless of experience, gender, or generation, we also want to make our events joinable by a broad range of people.

“Being able to have a different world view from other companies – without a large sum of prize money – is our strength,” Lanjut Furukawa.

*Sumber : “https://www.videogameschronicle.com/news/nintendo-ceo-explains-decision-not-to-offer-esports-prize-money/

Om Furukawa

Disana om Furukawa menjelaskan bahwa, dunia Esports memang mempunyai banyak peminat tapi Furukawa menginginkan Nintendo bisa dimainkan oleh semua orang, yang berarti game-game “Single Player” masih mempunyai harapan ditangan Nintendo.

Jadi, bila nanti Esports yang akan menjadi masa depan industri video game, saya kurang setuju karena game bukan hanya tentang sebuah permainan kompetitif, tapi juga seni dari pembuatan karakter, cerita, grafis, dan gameplay.

Harapan saya sama dengan om Furukawa, agar dunia game tidak hanya berkembang di Esports saja, tapi juga berjalan bersama “Single-Player agar tidak hanya komunitas yang semakin membesar, tapi para developer akan semakin berinovasi dalam menciptakan game-game yang unik baik dari segi cerita,gameplay,grafis dan esports.

Namun, ini semua tergantung kepada para developer game apakah mereka akan menghidupkan kembali Single-Player atau akan tetap seperti ini dan fokus terhadap pembuatan game kompetitif.

Dan, semoga saja Single-Player game tidak punah, jangan sampai para developer membuang begitu saja mode yang sangat bersejarah ini.

Ini opiniku, bagaimana denganmu?


Like it? Share with your friends!

50
aldhir18

Seseorang yang sudah terikat oleh kuatnya magnet dunia game.

0 Comments