Berhubung cerita Payday 2 sudah selesai, maka saya ingin menceritakan pengalaman saya sendiri dan pendapat saya mengenai game ini. Bagi yang belum tahu, game Payday 2 adalah game FPS dimana anda berperan sebagai kru “Payday” yang melakukan perampokan baik skala kecil maupun besar. Game ini dibuat oleh Overkill Software dan merupakan sequel dari Payday : the heist.
Payday 2 adalah salah satu game co-op FPS terbagus yang pernah saya dan teman-teman saya mainkan. Kami pertama kali membeli Payday 2 saat DLC granat dirilis dan gamenya sendiri sedang diskon. Game ini memiliki gunfight yang cukup seru, dan sistem RPG dimana anda dapat membuat “build” untuk karakter anda sendiri sesuai dengan cara permainan anda merupakan point yang sangat plus besar bagi kami. Pilihan senjata juga lumayan banyak, dan misinya juga banyak. Gamenya yang lumayan sulit, berada pas di ambang-ambang susah tapi dapat dilakukan adalah yang menarik kami untuk bermain (mohon diingat bahwa kami tidak mengikuti build meta).
Story dari game juga bagus dan menarik untuk diikuti, dan disokong dengan karakter yang memiliki ciri khas dan kepribadian sendiri. Musik yang digunakan di game juga bagus. Hal-hal inilah yang membuat kami ketagihan sampai akhirnya hampir semua orang di komunitas gaming kami memiliki payday 2. Payday 2 terlihat seperti game yang sangat bagus bagi kami dan akan dimainkan untuk bertahun-tahun.
Seiring dengan berjalannya waktu, payday 2 pun memiliki semakin banyak DLC. Dengan tiap DLC baru, mereka memberi senjata baru dan misi baru. Pemilik DLC dapat membuat room dengan misi DLC dan pemain yang tidak memiliki DLC dapat bermain dengan yang memilikinya. Ini merupakan ide bagus karena tidak memaksa semua pemain untuk membeli DLC untuk merasakan misi barunya.
Kamipun membeli DLC secara bergantian. Tak lama kemudian, payday 2 mengganti sistem unlock weapon mod mereka. Semua senjata dari DLC, jika anda ingin unlock semua mod-nya, anda harus menyelesaikan semua challenge dari DLC tersebut. Disini masalah pertama dimulai. Untuk menyelesaikan semua DLC challenge, semua player harus memiliki DLC. Tentu saja ini tidak dapat dilakukan oleh kami yang membeli DLC secara bergantian. Payday pun merilis DLC semakin cepat dan semakin banyak. Story dari gamepun terasa makin tidak jelas arahnya dan tiap karakternya mulai kehilangan ciri khas dan kepribadiannya. Kamipun perlahan-lahan mulai kehilangan ketertarikan dengan Payday 2. Dari sini saya hanya mengikuti perkembangan payday dari rumor dan berita. Payday pun perlahan-lahan mulai ditinggalkan dan jika tidak ada event baru ataupun update baru, gamenya tidaklah terlalu ramai. Karakter-karakter baru yang ditambahkan juga kebanyakan terasa “tidak bernyawa” dan hanya disana untuk meramaikan.
Apa yang menyebabkan Payday 2, dari game yang disukai komunitasnya, menjadi salah satu game yang ditinggalkan oleh komunitasnya?
Menurut saya ini semua adalah akibat dari banyaknya DLC dari game ini dan keputusan yang buruk dari team developer maupun publisher. Jumlah DLC di payday sangat banyak dan bahkan game ini bisa disebut DLC simulator. Setidaknya ini semua terjadi sebelum mereka merilis payday ultimate edition. Keputusan mereka untuk menambahkan microtransaction pada tahun 2015 juga bertentangan dengan apa yang mereka katakan sebelumnya dan tentu saja ini mengundang amarah dari semua pemain payday.
Desain gamenya juga, menurut saya, menjadi semakin jelek. Dengan ditambahkan senjata2 yang menghancurkan balance dari gamenya, game menjadi terasa “mudah” dan jika anda berkata “yauda main yang susah sana, seperti death wish atau one down”, maka saya tidak setuju karena untuk menyelesaikan difficulty deathwish atau diatasnya, anda harus mengikuti meta dan saya secara pribadi tidak suka bermain game dengan dikekang oleh meta. Untuk apa banyak senjata tapi yang dipakai itu-itu saja?
Sekian opini dari saya yang sudah cukup lama tidak bermain payday 2. Saya berharap jika overkill membuat Payday 3, tidak akan mengecewakan seperti ini.
0 Comments