[Review] Assassin Creed 3 Remastered – Kembali ke Revolusi Amerika dengan Animus (Konsol Modern)


98

Sejak dulu kala, melewati kisah-kisah sejarah yang tak lekang melewati milenium, diceritakan bahwa ada sebuah benda kuno, mereka menyebutnya Pieces of Eden, yang diketahui memiliki kekuatan nan dahsyat tak terbayangkan oleh siapapun. Benda-benda dibuat bukan tanpa tujuan; apabila digunakan, maka siapapun yang memegangnya dapat mengendalikan hingga memusnahkan manusia. Sebuah kekuatan mengerikan yang bersemayam untuk sebuah benda mati.

Kini kesemua Pieces of Eden, yang seharusnya tertutup rapat oleh sejarah, kembali digali oleh manusia-manusia rakus kekuasaan yang ingin menggenggam dunia. Mereka adalah para kelompok rahasia Templar yang hidup dengan tujuan menciptakan New World Order; Sebuah tatanan dunia di bawah satu payung kekuasaan di mana seluruh manusia berada di bawah kepemimpinan tirani sejati.

Petualangan berbahaya Desmond dan teman-temannya kali ini mengharuskan mereka berpacu dengan waktu untuk menelusuri kembali sejarah kelam Amerika Serikat di abad ke-17. Dengan memanfaatkan teknologi canggih bernama Animus, diharapkan Desmond dapat lebih dulu menemukan benda-benda tersebut meski nyawa taruhannya.  

Assassin's Creed® III Remastered
“The Ones Who Came… Before.”

_________________________________________________________________________________________________________

Sudah berapa tahun seri Assassin Creed menemani kita dan seluruh penggemarnya? Satu dekade lebih. Dua belas tahun lebih tepatnya. Tidak terasa, ya? Dua belas tahun waktu yang berjalan bukanlah waktu yang sebentar di mana penulis yakin para fans yang telah setia mengikuti seri ini sudah banyak menyimpan kenangan apapun itu bentuk pengalamannya.

Dari semua seri Assasin Creed baik yang menoreh pujian hingga kritikan, Assassin Creed 3 merupakan seri favorit kedua penulis (Penulis pernah berharap banyak di seri Assassin Creed Unity yang pada nyatanya berakhir menuai kegagalan dan kritikan).

Seri Assassin Creed pertama kali dirilis yaitu pada tahun 2007 untuk konsol PlayStation 3 dan Xbox 360 juga PC. Saya melihat game Assassin Creed kala itu adalah game yang terbilang inovatif (salah satu hal detil yang saya ingat adalah saat Altair berjalan melewati kerumunan, animasinya terlihat realistis. Saya rasa belum pernah menemukan ada hal seperti itu di game lain) dan Karena terbilang menghasilkan profit dan sukses, akhirnya Ubisoft melahirkan iterasi Assassin Creed hingga sekarang.

Penulis akui sekarang-sekarang ini tren game berformat remastered memang sedang ramai dan digemari, tidak terkecuali bagi para gamer yang tidak sempat mencicipi game-game pada generasi konsol sebelumnya. Opini penulis setidaknya bisa dibuktikan dengan munculnya judul-judul game, baik era dari konsol PlayStation 3 hingga konsol PlayStation 1 oleh beberapa developer ternama. Ubisoft pun demikian tidak ikut ketinggalan. Setelah melakukan remastered pada seri Assassin Creed Rogue,  Ubisoft pun kembali merilis satu lagi judul Assassin Creed, yang sudah berumur tujuh tahun, di konsol moderen yang kita tahu soal rumor bahwa umurnya sudah hampir selesai; yaitu Assassin Creed 3 Remastered.

Assassin Creed 3_1

Di tahun 2012, saat pertama kali melihat presentasi demo Assassin Creed 3 yang disuguhkan Ubisoft melalui kanal YouTube, di saat itu pula penulis langsung merasa terkesan. Terkesan karena seri Assassin Creed kini saat itu mengalami inovasi sisi mekanik gameplay. Menyaksikan gerakan animasi bertarung Connor yang saat itu nampak lebih fluid dibanding Altair dan Ezio merupakan suatu kesenangan terseniri. Ubisoft boleh dikatakan berambisi untuk terus menghidupkan waralaba Assassin Creed  sebagai model bisnis jangka panjang. Lihat saja apa yang dilakukan Ubisoft pada seri Assassin Creed selanjutnya di seri Origins dan Oddysey (meski menurut penulis dua seri tersebut adalah seri terjelek setelah Assassin Creed Unity).

Sebagai penutup intermezzo, penulis berpendapat bahwa kemungkinan tren remastered (mungkin reboot juga) akan ikut meramaikan industri game  untuk beberapa tahun ke depan, baik di konsol modern maupun konsol next-gen. Menurut penulis, hal ini kemungkinan bisa terjadi berdasarkan pandangan bahwa tren remastered berfungsi sebagai penghasil profit di saat proses kreatif pengembangan game yang panjang tetap berjalan, karena mengembangkan IP game baru tentu perlu pengeluaran biaya, tenaga, dan waktu yang tidak sebentar (jika ingin berkualitas hasilnya).

Kembali ke topik awal. Lalu seberapa signifikan peningkatan atau perbedaan yang Ubisoft lakukan di Assassin Creed 3 Remastered dibanding versi tahun 2012? Simak terus ulasan saya di bawah ini.

_________________________________________________________________________________________________________

MERUBAH SEJARAH ITU URUSAN YANG BUTUH PENGORBANAN NYAWA.

Bagi teman-teman pembaca yang mengikuti seri ini, kemungkinan besar memahami maksud kalimat di atas. Pernyataan di atas merupakan premis utama, secara implisit, yang menjadi pondasi dasar cerita Assassin Creed (setidaknya sampai seri ketiga pada waktu itu).

Kisah asal muasal Assassin Creed adalah kisah tentang perang sakral yang sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu silam hingga sekarang; sejak zaman nenek moyang kita bertahan hidup mengusir para penjajah sampai zaman di mana sejarah gelap tak sempat terdokumentasi dan tertutup rapat dari buku-buku pelajaran sekolah; Perang antara kebaikan dan keburukan; Assassins melawan Templar.

Para Ksatria Templar, yang merupakan deretan orang-orang penting di pemerintahan (konon Presiden George Washington termasuk kelompok tersebut) maupun di kalangan sosial, telah bersumpah menyusun agenda untuk menyukseskan rencana mereka mengendalikan dunia di bawah bayang-bayang satu perintah. Sedangkan para Assassins hadir sebagai simbol perlawanan, pelindung, serta penyeimbang agar dunia tidak hancur begitu saja karena dirusak oleh para orang jahat.

Premis cerita model seperti ini memang penulis akui menarik untuk diikuti, karena selalu menghasilkan ide-ide cerita, setting, dan  karakter baru ke depannya. Ubisoft nampaknya memang serius dalam berinvestasi waktu dan tenaga untuk menggarap francis Assassin Creed. Terbukti seri tersebut bertahan hingga sekarang, meski sudah terasa tidak relevan lagi bagi penulis.

Kisah Assassin Creed 3 sendiri masih melanjutkan perjuangan Desmond dan teman-temannya untuk mengubah sejarah dengan lebih dulu mengumpulkan kepingan artefak kuno yang tersebar di banyak lokasi.

Cerita dibuka dengan narasi seorang pria paruh baya bernama William Miles yang berbicara tentang putranya, Desmond Miles, yang diculik oleh organisasi elit rahasia, para Templar, di seri Assassin Creed pertama. Organisasi elit tersebut di masa modern telah berkedok menjadi sebuah perusahaan teknologi tingkat tinggi bernama Abstergo. William mengatakan bahwa Desmond diculik karena ia dianggap dapat membantu Para Templar menemukan sebuah keseluruhan artefak kuno yang tersebar di seluruh sudut bumi.

Menurut catatan sejarah, siapapun yang berhasil menemukan dan menyatukan kepingan artefak tersebut, maka ia akan memperoleh sebuah kekuatan gaib tiada banding. Para Templar itu sangat berbahaya, begitupun artefak tersebut. Bisa dibayangkan kekuatan seperti apa yang di dalam setiap artefak tersebut. Apa jadinya jika benda tersebut jatuh ke tangan yang salah?

ONE MAN’S TOOL CAN BE ANOTHER MAN’S WEAPON

William yang tahu betul rekam rekam jejak organisasi Templar karena mempelajarinya, menjabarkan bahwa sejak ribuan tahun silam mereka sudah eksis dan kini mereka akan melakukan sesuatu yang lebih berbahaya pada tanggal 21 Desember 2012. Jendela kesempatan untuk menghentikan rencana para Templar semakin sempit, membuat Desmond dan Ayahnya beserta dua kru lainnya harus bergerak cepat mengetahui apa intensi sebenarnya Para Templar berbahaya yang keberadaanya selalu tersembunyi. Desmond yang sudah memiliki artefak Eden kini melanjutkan perjalanannya ke sebuah gua besar.

Menggunakan teknologi Animus; sebuah teknologi modern super canggih yang dapat membawa seseorang menjelajah dan masa lalu; Desmond harus mempertaruhkan nyawanya mengubah sejarah nenek moyang kita di mana ternyata banyak sejarah kelam yang anak cucu kita tak tahu dan mungkin tak akan pernah tahu karena dirahasiakan. Menggagalkan rencana jahat para keturunan Templar yang masih hidup di zaman modern adalah sebuah keharusan sebelum semuanya terlambat.

Assassin's Creed® III Remastered_15
Desmond bersiap kembali ke Amerika abad ke-17.

_________________________________________________________________________________________________________

PENGALAMAN DI MASA LALU MENCIPTAKAN ATMOSFIR KESERUAN DAN KEJENUHAN DI SAAT YANG SAMA.

Pernyataan penulis di atas tidak total merepresentasikan pengalaman bermain Assasin Creed 3 Remastered. Pertama, hal ini sudah menjadi resiko yang harus penulis hadapi ketika bermain game bergenre open world. Juga penulis sadari bahwa terlepas seseru apapun game tersebut, adakalanya jika pemain harus melakukan aktivitas yang bersifat repetitif, maka sewajarnya timbul rasa jenuh yang tidak bisa dihindari.

Menjelajah buta setiap sudut kota Boston dan New York, hingga jalur perbatasan dan hutan, dengan tujuan dapat menyelesaikan sebuah misi atau sekedar menemukan sesuatu yang mengejutkan, adalah tipikal game open world pada umumnya dan sudah pasti hal tersebut bersifat repetitif.

Di Assassin Creed 3 kamu bisa melakukan sejumah aktivitas menarik seperti memburu hewan, merakit persenjataan, membangun kekuatan kapal laut, hingga menjual item – item agar menjadi seorang saudagar kaya. Kamu bisa menghabiskan waktu hingga belasan jam karenanya.

Tetapi penulis berpendapat bahwa memainkan game remastered lebih cenderung ke arah membosankan ketimbang sebaliknya. Pada batasan tertentu,  hal ini didasarkan pada introspektif personal yang sebelumnya sudah pernah memainkan seri ketiga ini di konsol generasi sebelumnya. Penulis menggambarkan pengalaman bermain remastered seperti mengulang kembali memori mengesankan, namun secara paradoks, penulis harus melihat kembali hal-hal yang sama total dan mengetahui apa-apa dan bagaimana yang akan terjadi (berbeda dengan format remake).

PLOT CERITA CUKUP SOLID & KEKUATAN KARAKTER UTAMA KURANG MEMORABLE

Assassin Creed 3 Remastered mengajak kita kembali duduk di bangku pelajaran sejarah menelusuri sedikit tentang kisah kelam revolusi Amerika di bawah kolonial Britania Raya dan George Washington yang ternyata berubah menjadi pemimpin tirani. Tebak siapa dan apa penyebabnya?

Assassin Creed 3 menceritakan dua proses cerita yang akan kita ikuti bersama-sama; yaitu bagaimana awal mula para kelompok rahasia Templar menyusun agenda rahasia mereka atas Amerika, dan kemudian cerita tokoh utama, Connor, yang tumbuh dari seorang anak kecil polos hingga menua menjadi seorang assassin karena ingin membalaskan dendam kematian Ibunya yang ujung-ujungnya ikut menyeret dia masuk ke dalam sebuah kisah konspirasi besar. Namun kalian akan sedikit merasa bosan diawal-awal karena cerita Connor menjadi seorang assassin baru diangkat pada sequence ke-6 di mana proses mencapai ke sana cukup memakan waktu. Seperti premis inti dari kisah seri Assassin Creed, kamu diharuskan membasmi para antek-antek hingga master spy kelompok Templar sampai habis.

Assassin's Creed® III Remastered_16
Templar. Kelompok berbahaya yang harus dihentikan sepak terjangnya.

Sayangnya, ada sedikit kekurangan dari segi elemen penokohan karakter utama. Kekuatan karakter Connor, sebagai tokoh utama, kurang kuat dan terasa mudah dilupakan. Tidak ada sifat ikonik nan unik yang menempel di dirinya, terlepas dari kostum assassin ala suku Indian yang tampil keren. Karakter Connor yang terasa kaku dan kurang empati menurut penulis tidak terasa efektif meski digambarkan sebagai ksatria assassin yang bermental tegas dan kuat sekalipun. Pernah lihat anak buah tokoh antagonis di film-film? Mereka terlihat sangat kuat, bukan? Tetapi tetap tidak seikonik main villain­-nya. Begitulah Connor dalam gambaran saya.

Assassin's Creed® III Remastered_13
Connor. Forgettable Character, but not of what his done to America.

Tetapi penulis juga tidak terlalu menyalahkan soal ini. Wajar rasanya karena karakter assassin di jagat Assassin Creed cukup banyak. Selain itu karena tema Assassin Creed adalah tentang mengorek sejarah dunia yang tersebar luas dan terlupakan, pengembangan latar belakang kisah dan karakter satu tokoh saja tidak akan efektif. Harus ada eksplorasi di sana dan tentu ada kompensasi juga karenanya.

Keunikan dari masing-masing tokoh assassin dan sejarah yang hidup bersamanya tetap menjadi nilai plus, tetapi untuk masalah sajian kekuatan karakter, penulis merasa ada yang kurang. Sayangnya Desmond sebagai tokoh utama juga hanyalah medium yang menjadi jembatan cerita antara pemain dan dunia Assassin Creed. Wajar juga saat melihat ending cerita Assassin Creed 3, penulis tidak kaget. Jika dibandingkan dengan tokoh one man show ikonik lain Ubisoft, seperti Sam Fisher dari seri Splinter Cell, tentu sangat berbeda jauh.

GAMEPLAY PERTARUNGAN KAPAL LAUT ADALAH BENTUK INOVASI DI FRANCIS ASSASSIN CREED YANG PATUT DIAPRESIASI. 

Penulis menyadari bahwa New York dan Boston pada abad ke-17 tidak seperti Venice, Itali abad ke-15 di Assassin Creed 2. Di seri ketiga ini, Ubisoft mulai menambahkan setting lautan sebagai medan pertempuran alternatif yang bisa kamu nikmati. Hal ini menjadi tentu saja mendapat respon positif dari penulis.

Assassin's Creed® III Remastered_9
Aquila, The Ghost from The North Seas! Menghentikan Templar tidak selalu di darat.

Masuk akal juga karena para Templar memang diharuskan melakukan invasi global melalui jalur laut jika rencana mereka ingin berjalan lebih mulus. Karenanya, kalian pun juga diperkenalkan dengan Aquila, Hantu dari Laut Utara, sebuah kapal bajak laut yang terkenal kuat, di mana kalian akan mengarungi lautan bersamanya untuk membasmi para Templar di laut lepas.

Tetapi kapal laut para Templar juga tidak bisa diremehkan kekuatannya. Connor pasti akan menghadapi kapal-kapal musuh, yang semakin jauh progress permainannya, semakin kuat. Maka dari itu agar meningkatkan kesempatan kapal Aquila bertahan di pertarungan kapal laut yang brutal, Aquila memerlukan upgrade. Kalian juga akan membutuhkan tidak sedikit uang untuk dapat melakukan upgrade pada kekuatan meriam dan pelindung kapal.

Melihat kapal musuh hancur berkeping-keping dan tenggelam oleh terjangan meriam, menjadi kesangan tersendiri buat penulis. Mengendalikan kapal Aquila terasa seperti sebuah simulasi tersendiri. Tidak mengherankan juga apabila mekanisme jelajah lautan akhirnya diadopsi, dimaksimalisasi dan dijadikan inti mekanik permainan pada seri Assassin Creed 4  : Black Flag dan Black and Bones yang belum rilis.

ELEMEN PERTARUNGAN JARAK DEKAT TERASA SERU DAN BARBAR

Ubisoft tentu saja tidak akan melupakan mekanisme permainan yang satu ini. Di seri ketiga ini, Ubisoft menyajikan gerakan bertarung Connor lebih gesit dan barbar. Ditambah, Connor juga dapat melakukan gerakan double takedown apabila dua musuh menyerang secara bersamaan.

Connor juga tetap dibekali dengan dual hidden blade, namun kini ia dapat melakukan gerakan eksekusi sambil berlari, di mana membuat permainan lebih terasa dinamis. Pepohonan pun dimanfaatkan dengan baik di seri ketiga sebagai medium alternatif untuk melakukan pendekatan eksekusi terhadap target dengan menggunakan tali anak panah.

Membantai para kolonial Inggris secara membabi buta merupakan kesenangan tersendiri. Seperti melihat adegan action tanpa dibatasi durasi. Kamu bisa melakukannya kapan dan di mana saja. Penulis pribadi sering melakukan hal ini apabila sedang bosan tidak ingin melanjutkan progress permainan.

SISANYA HANYALAH TERASA SEBAGAI AKTIVITAS KOSMETIK

Tidak seperti di Venice, Itali pada akhir abad ke-15, Kota New York dan Boston di abad ke-17 tidak memiliki gedung-gedung tinggi nan padat. Jadi tidak perlu heran apabila kemampuan memanjat Connor ala assassin tidak terlalu signifikan, hanya yang membuat Connor berbeda dengan Altair dan Ezio adalah Connor dapat memanjat gedung dan pepohonan lebih cepat.

Selain mengikuti plot cerita, Assassin Creed 3 tidak lebih dari melakukan aktivitas tambahan seperti mengumpulkan harta karun, peg leg trinkers, dan potongan almanak Benjamin Franklin, dan berniaga.

Assassin's Creed® III Remastered_14
Meet.. Benjamin Franklin.

Dari segala macam aktivitas di dunia Assassin Creed 3, kegiatan berniaga adalah hal aktivitas minor yang terasa menyenangkan di mana penulis jamin bisa kamu lakoni untuk mengisi waktu di kala bosan. Hanya soal jual-menjual barang saja, sangat sederhana. Profit yang kamu dapat bisa digunakan untuk membeli senjata baru yang lebih kuat, peta harta karun, hingga meningkatkan kekuatan persenjataan dan kapal laut kamu.

Terakhir, mekanik assassin contract kembali diimplementasikan di seri ketiga, di mana sebelumnya sudah pernah diimplementasikan pada Assassin Creed : Brotherhood. Kamu bisa merekrut para pembunuh sebanyak enam orang dan menyebarnya di seluruh wilayah Amerika untuk membasmi antek-antek Templar. Penulis seolah sedang memainkan simulasi sebagai sang spy master sejati di dunia intelijen yang mengharuskan mengumpulkan informasi tentang musuh sebelum mengeksekusinya.

MENGALAMI PENINGKATAN VISUAL DAN PERFORMA YANG CUKUP SIGNIFIKAN

Ada benarnya mengatakan Assassin Creed 3 Remastered tampil lebih baik dari versi konsol sebelumnya. Tapi bagi penulis, makna ‘peningkatan’ dari sebuah game remastered itu merepresentasikan ‘peningkatan’ dari segi penampilan saja.

Assassin's Creed® III Remastered_11
Beautiful

Dari apa-apa yang penulis ingat, segala yang nampak kurang ‘hidup’ di versi original, kini nampak realistis di versi remastered kalau kita berbicara tentang optimalisasi grafis. Misalnya, kita bisa menemukan tingkat detail pada kayu-kayu atap bangunan kota Boston dan New York, tembok-tembok bebatuan teras rumah, kemudian jejak kaki di tanah basah akibat hujan, di mana semuanya kini nampak lebih nyaman dipandang. Jika kamu perhatikan gambar di bawah, bisa dilihat bahwa Anti-Aliasing pada bayangan tidak jaggy alias sudah lebih baik.

Assassin's Creed® III Remastered_10
Bayangan dan pencahayan lebih baik.

Kemudian karena kualitas iluminasi dan pewarnaan yang baik berkat kekuatan konsol modern, objek lingkungan seperti hutan dan kota Boston dan serta objek lain seperti kain pakaian yang dikenakan Connor otomatis ikut terlihat lebih nyata di banding versi 2012. Terakhir, jumlah NPC yang mengisi kota Boston sepertinya lebih banyak dan padat di versi remastered ketimbang versi originalnya.

Assassin's Creed® III Remastered_13
Lumpurnya lebih terlihat detil.

TETAP SAMA SEPERTI DULU

Tidak perlu heran apalagi kecewa jika kamu tidak menemukan ada sesuatu yang baru di Assassin Creed 3 Remastered. Sistem gameplay Assassin Creed 3 Remastered tidak mengalami perubahan apalagi peningkatan. Kamu akan tetap dijejali dengan mekanisme gameplay yang sama seperti saat kamu bermain di generasi konsol sebelumnya.

Apapun yang kamu ingat dari mekanik permainan hingga user interface permainan, maka kamu akan menemukannya sama persis seperti versi Assassin Creed 3 tahun 2012 (sebetulnya ada sedikit perubahan di user interface dan pengaturan kontrol; semisal berlari kini cukup dengan menekan tombol R2 di mana pada versi sebelumnya memerlukan kombinasi tombol R1 + X). Penulis berharap ada tombol khusus untuk melakukan stealth seperti yang diimplementasikan pada seri Assassin Creed Unity.

Assassin's Creed® III Remastered_15
User Interface tampil lebih baik. Berbeda dengan versi konsol sebelumnya.

Kemudian, Ubisoft nampaknya memiliki alasan tersendiri untuk tidak mengimplementasi fitur photo mode di versi remastered, di mana menurut penulis hal ini adalah suatu hal yang wajar, karena memang relatif tidak perlu ada. Meskipun tampilan grafis mengalami peningkatan, fitur photo mode penulis pikir hanya cocok disematkan pada game-game dengan kualitas grafis menakjubkan yang murni dikembangkan untuk konsol modern, bukan remastered.

Assassin's Creed® III Remastered_16
Photo mode? Screenshot saja cukup!

Penulis memainkan game ini di konsol PlayStation 4. Performa Assassin Creed 3 Remastered di konsol ini berjalan dengan lebih baik. Dari sisi frame rates per second, tetap terbatas di 30 FPS saja (Sepertinya konsol PlayStation 4 tetap tidak mampu menjalankan game ini di 60FPS apalagi kualitas 4K, kecuali PC). Kemudian resolusi bawaan game juga mengalami peningkatan menjadi yang semula hanya 720P kini menjadi 1080P.

MASALAH KLASIK

Absurd rasanya jika menyebut game ini tampil memuaskan tanpa ada celah kekurangan. Di versi 1.00, penulis menemukan beragam glitch yang cukup mengganggu pengalaman bermain (memang ada glitch yang tidak mengganggu?); karakter yang berubah menjadi hitam saat berganti pakaian, perubahan waktu terjadi secara mendadak, kamera yang tidak bisa digerakkan setelah melakukan looting, NPC yang tiba-tiba muncul entah dari mana, yang tentu saja semua itu terasa wajar dan tidak wajar di saat yang sama.

Untuk menyelesaikan masalah ini, penulis tentu harus melakukan update ke versi 1.03. Ukuran patch tersebut terbilang besar, yaitu 19 GB, yang menurut hemat penulis terasa cukup memberatkan gamer yang tidak memiliki ketersediaan atau kapabilitas internet yang memadai. Jika kecepatan internet gamer kurang dari 1MB/s, mau menunggu pengunduhan selesai sampai berapa lama? Hal ini tentu saja menjadi pengecualian apabila gamer tidak terlalu perduli dengan glitch dan semacamnya.

Kedua, penulis tidak menemukan sisi peningkatan dari segi animasi saat Connor berada di mode bertarung, di mana jika penulis bandingkan masih jauh lebih terlihat dinamis dan halus gerakan bertarung Connor di versi demo. Setiap tebasan dan hantaman tomahawk Connor ke leher dan jantung musuh terlihat lebih cinematis di versi demo. Penulis juga sedikit kecewa dengan animasi wajah karakter yang tetap terlihat seperti boneka dan physics hewan yang sama kakunya, di tambah ragdoll NPC yang aneh.

Penulis memiliki dua tanggapan berbeda soal poin nomor dua di atas; Pertama, Ubisoft seharusnya bisa menyiasati kekurangan seperti ini dengan memaksimalkan lagi kemampuan PlayStation 4.  Kedua, kemungkinan kekuatan konsol PlayStation 4 memang masih belum bisa meng-­handle peningkatan Assassin Creed 3 secara signifikan.

Apabila Ubisoft dapat menyajikan versi remastered yang versi retailnya dapat mendekati kualitas versi demo, untuk kasus ini, tentu penulis yakin pengalaman bermain Assassin Creed 3 akan lebih imersif. Tidak heran apabila penulis memiliki pertanyaan apakah konsol modern masih tidak mampu menyuguhkan versi Assassin Creed 3 yang lebih imesif dari sisi mekanik gameplay, meskipun itu adalah judul yang sudah dirilis tujuh tahun silam? Hanya Ubisoft yang tahu jawabannya.

Sekarang penulis mau mengakhiri artikel ulasan kali ini dengan optimis mengatakan bahwa Assassin Creed 3 remastered tampil lebih superior berkat kekuatan konsol modern dibandingkan versi tujuh tahun silam. Of course! Meski begitu, Ubisoft nampaknya lebih dominan menonjolkan peningkatan di seri remastered ini terbatas pada aspek grafis, resolusi, dan frame-rates guna mempernyaman pengalaman bermain. Bagi kamu yang sudah pernah menyicipi seri ini di konsol generasi sebelumnya dan penasaran ingin kembali bernostalgia ataupun penasaran dengan keindahan seperti apa yang disajikan di seri remastered ini, secara garis besar, penulis katakan kamu tidak akan rugi-rugi amat untuk kembali bertualang bersama Connor untuk membantu revolusi Amerika yang kini lebih imersif.

KESIMPULAN

Seri Assassin Creed 3 membawa kembali pengalaman tujuh tahun silam dengan beragam kelebihan dan kekurangannya (sekali lagi, sangat disayangkan potensi seri AC Unity menjadi sia-sia). Bagi kalian yang pernah memainkan seri ini di konsol generasi sebelumnya dan ingin mengulang kembali memori keseruan bertualang bersama Desmond dan sahabat-sahabatnya menelusuri sejarah revolusi Amerika yang kelam, penuh tipu daya, dan lebih baik kualitas grafisnya, memainkan kembali seri ketiga ini bisa menjadi pertimbangan.

Kelebihan     :

  • Peningkatan kualitas grafis dan resolusi
  • Plot cerita yang cukup solid

Kekurangan :

  • Glitch yang mengganggu
  • Animasi wajah dan physics hewan tidak sedap dipandang.

Skor : 7.5

 


Like it? Share with your friends!

98
christianwolf

A person who loves Jazz.

0 Comments