Istilah “syukuri apa yang ada” menjadi hal yang sangat relevan ketika berbicara soal dunia PC gaming sekarang. Terkadang kita terbawa nafsu untuk segera upgrade GPU yang menua dengan seri terbaru yang dapat tambahkan beberapa FPS dan juga kualitas visual lebih tinggi lagi. Hal tersebut wajar dan saya sendiri juga awalnya berencana melakukan hal yang sama. Namun tahun 2020 dan 2021 telah mengajarkan saya untuk mungkin tetap menghargai dan merawat GPU yang terpasang dalam PC lebih baik lagi kedepannya.
Seperti yang kamu ketahui, harga GPU saat ini sangatlah melambung tinggi karena popularitas crypto yang naik lagi (meski memang pada saat artikel ini dipublikasi sudah merosot jatuh), krisis chip yang dialami manufacturer, serta pasukan scalper alias penimbun yang bisa habiskan semua stok hanya dalam satu detik lewat bot mereka. Barang yang dulu harganya hanya 3 juta kini potensi meroket menjadi 8 juta keatas. Bahkan di saat kamu miliki uang dan rela untuk membayar harga di atas MSRP tersebut, krisis stok menjadi musuh kedua dan membeli GPU seakan menjadi sesi pembuktian siapa ninja yang tercepat.
Lewat artikel ini, saya ingin melampiaskan unek-unek dari petualangan mencari GPU baru di tahun 2021 yang tak hanya bikin mata sakit karena harus terus mencari lapak yang masih tersedia, tetapi juga membuat saya hampir menyerah dan merasa ingin jual semua komponen yang ada untuk beralih ke laptop. Mari kita mulai dari awal cerita:
Daftar isi
Prolog
Saya sebelumnya menggunakan RX 580 8GB untuk PC pribadi. Kartu grafis yang tak sekuat yang ada di kantor dan mungkin sudah ketinggalan zaman apalagi di tengah trend ray-tracing dan DLSS sekarang, tetapi setidaknya masih cukup untuk jalankan game terbaru di 60 FPS. Sudah menjadi rencana saya untuk upgrade ke RTX atau juga RX 6000 series untuk menyesuaikan dengan era console baru, tetapi saya selalu memegang prinsip “If it ain’t broke, don’t fix it“
Singkat cerita, GPU pribadi tersebut rusak mendadak dan tidak berfungsi, membuat saya harus mencari pengganti baru. Awalnya saya berpikir kalau ini menjadi kesempatan untuk dapat upgrade GPU ke tingkat yang lebih tinggi, namun betapa salahnya diriku ketika browsing lapak di toko-toko online.
Harga dan Stok yang Sama-Sama Tak Waras
Dengan budget terbatas yang ada di rekening, saya berharap mendapat RTX 3060 atau serendah-rendahnya GTX 1660. Betapa terkejutnya saya ketika melihat kalau harga kedua kartu grafis tersebut mencapai 2 kali lipat lebih dari MSRP.
Pada saat artikel ini ditulis, GTX 1660 mencapai Rp 9 juta dari harga aslinya yaitu sekitar Rp3,7 juta. Versi super mencapai harga hampir Rp11 juta dari harga asli sekitar Rp4,5 juta. Sementara itu, RTX 2060 mencapai Rp 12 juta keatas dari harga aslinya yang 5-6 juta rupiah.
Dari momen itu saya menyerah untuk berpikiran upgrade dan mencoba membeli kartu yang sama (RX 580 8GB) ataupun setingkat. Hampir saya ingin menangis ketika melihat kedua GPU tersebut juga terdampak harganya. RX 580 8GB saat ini berada di Rp 8 juta dari yang awalnya saya beli hanya Rp2,4 juta; dan GTX 1060 6GB berada di Rp6 juta dari yang seharusnya berada di harga yang sama seperti RX 580.
Setiap kali ada lapak yang tawarkan harga “mendekati normal”, lapak tersebut pasti akan ludes dalam hitungan menit. Sering sekali saya mengalami kejadian dimana saya baru temukan lapak “murah” tersebut, mencoba menghubungi seller, hanya untuk dijawab “udah sold mas” padahal lapaknya baru aktif selama beberapa menit.
Sangking putus asanya saya untuk GPU baru, saya untuk pertama kalinya menggunakan Facebook marketplace, sayangnya kondisi sama saja dengan aplikasi toko online yang saya gunakan sebelumnya. Sempat juga saya mencoba mengunjungi toko fisik, dan betapa bodohnya saya mengharapkan keajaiban dari toko lokal.
Para Pemakai Seken yang Manfaatkan Situasi
Ya, saya tahu dengan teori supply and demand, dan wajar untuk suatu barang naik harga dikarenakan stok yang sedikit dan permintaan yang tinggi. Tetapi maaf, saya tidak rasa barang seken yang kamu beli saat harga normal berhak dihargai 3 kali lipat dari MSRP dan bahkan mendekati harga stok baru.
Ketika saya melihat RX580 dan GTX 1060 berada di harga 3 kali lipat, saya benar-benar menolak untuk membelinya bukan karena tak cukup uang, tapi lebih ke arah “Ngapain saya kasih mereka untung dari jual barang seken yang mereka beli di harga normal dan dipakai bertahun-tahun yang berpotensi rusak tak lama sesudah saya beli karena usia?”
Kedua kartu tersebut sudah tidak ada lagi yang stok baru, jadi semua seken yang ada itu kemungkinan sudah habis garansi yang berarti kartu telah dipakai 2 tahun lebih. Bayangkan membeli barang seken di harga 3 kali lipat dan barang rusak tak lama setelah beli. Kamu tak mungkin komplain ke seller karena sudah menjadi resiko pembeli, dan kamu tidak punya lagi garansi untuk dipergunakan. Maka kamu kembali ke titik nol untuk melakukan hal serupa lagi dengan harapan kali ini tidak sial lagi.
Di sisi yang sama, saya pribadi juga menolak untuk membeli barang seken yang “like-new”. Kesannya juga kamu memberi untung ke si penjual yang telah beli di harga murah, dipakai beberapa bulan, lalu dijualnya lagi di harga 3 kali lipat karena tahu sedang ada inflasi harga. Apakah salah untuk mencoba mencari untung khususnya di kondisi pandemi saat ini? Tidak, tapi tidak berarti juga yang kamu lakukan itu etis.
Stok baru dihargai mahal memang bikin rugi juga pembelinya karena harus keluar uang ekstra dari harga aslinya. Akan tetapi, setidaknya mereka masih morally correct karena si seller membeli dari distributor pada harga yang juga tinggi untuk dapatkan stok tersebut dan wajar untuk seorang pendagang untuk mencari untung. Hal yang sama tidak begitu berlaku pada konsumen yang sudah punya barang dari harga murah kemudian memanfaatkan kondisi.
Tolong Lapak yang Sudah Laku Dimatikan/Ditutup
Petualangan mencari GPU ini berlangsung selama hampir 2 minggu bagi saya dan mayoritas waktu itu dihabiskan menunggu jawaban dari penjual yang lapaknya sudah sold dan juga menunggu refund diproses dari lapak laku tersebut.
Kalau ada penjual toko online membaca ini, tolong kalau barang sudah laku, lapak dimatikan atau setidak-tidaknya dikasih tahu sudah laku di deskripsi. Jangan sampai sudah dijual langsung adios begitu saja. Selalu ada potensi ada yang beli lagi karena asumsi barang masih ada bawaan lapak masih aktif, ketika hal tersebut terjadi dan kamu sebagai seller udah nggak buka aplikasi lagi, orang dipaksa menunggu hingga dana dikembalikan otomatis oleh sistem. Tak hanya si pembeli buang waktu, tetapi mereka yang dananya juga terbatas tidak dapat membeli lagi di lapak lain karena uangnya harus ditunggu balik terlebih dahulu.
Bahkan jika kamu begitu malas untuk matikan lapak secara manual, mungkin lain kali dipasang stok hanya ada satu di halaman lapak biar bisa dimatikan otomatis oleh sistem. Hal semacam ini sudah terlalu sering terjadi bahkan dari toko dengan checklist power merchant, seller terpercaya atau semacamnya. Entah apakah ada semacam keuntungan yang diberikan oleh lapak selalu aktif bahkan di saat stok kosong semacam ini, namun yang pasti itu menjengkelkan dan membuang-buang waktu calon pembeli.
Ya, Saya Cari GPU yang INI, Nggak Perlu Tulis Seri Lain di Judul Lapak dan Ngerusak Halaman Search
Selama perjuangan mencari GPU baru ini, saya mempelajari sebuah fenomena baru dari pelapak online. Banyak diantara mereka menaruh seri GPU lain di judul lapak meski barang itu tidak dijual. Fenomena ini paling sering saya temukan di toko ijo dan benar-benar menjengkelkan saya yang sudah terbawa emosi dulu dari situasi GPU yang sudah buruk.
Sebagai contoh, saya mencoba mencari GTX 1660, akan ada banyak penjual yang menulis judul lapak mereka seperti “GTX 1650 not GTX 1660 GTX 1660 Super RTX 2060, Di atas GTX 1050 ti” atau semacamnya. Saya sangat mengerti kalau hal ini disengaja biar terus muncul di halaman search calon pembeli, ini pada dasarnya level pemula dari permainan SEO. Tapi ya tuhan, tolong seller, kamu tidak meraih apapun selain dari klik orang yang salah baca dan berpikir kalau ia baru saja menemukan lapak murah. Mereka tidak akan tertarik untuk membeli barang yang bukan mereka cari, jadi tolong berhenti untuk mencoba menghabiskan waktu orang lain.
“Mending Rakit PC” Hampir Tidak Lah Berlaku Selama Situasi Masih Seperti Ini
Dengan harga GPU yang tak waras dan mungkin terus berlanjut hingga tahun depan, omongan “Mending rakit PC” tak lagi relevan setidaknya bagi yang ingin bermain PC sekarang juga. Untuk yang pertama kalinya, membeli laptop gaming atau juga PC pre-built menjadi pilihan yang lebih baik ketimbang merakit sendiri.
Sebagai perbandingan, RTX 2060 sekarang dihargai Rp12 juta hingga Rp13 juta. Belum ditambah dengan komponen lain mulai dari CPU, RAM, Storage, PSU, Monitor dan juga OS. Membangun PC dengan konfigurasi tersebut bisa memakan Rp20 juta lebih. Sementara itu, laptop dengan spesifikasi kurang lebih sama telah dihargai Rp16 juta. Memang benar kamu tidak mendapat fitur spesial dari PC yaitu dapat di-upgrade, namun apabila kamu benar-benar kebelet ingin punya gaming PC sekarang, gaming laptop menjadi solusi yang masuk akal selama krisis sekarang.
Kesimpulan
Pada akhirnya saya mengalah dan membeli GPU brand-new dengan harga scalper, namun keputusan tersebut menjadi keputusan yang terus menghantui apakah bakal saya sesalkan atau tidak.
Bagi kamu yang masih punya GPU yang kuat untuk game sekarang, mungkin sudah saatnya untuk merawat ia lebih baik dan berharap ia tidak kumat selagi harga GPU masih meroket. Bagi kamu yang belum punya PC atau sedang mengincar GPU baru, mungkin bersabar sebisa mungkin. Bahkan dengan crypto sedang jatuh, tak berarti harga GPU akan kembali normal dalam waktu dekat karena masih ada 2 boss yang harus dikalahkan yaitu krisis chip global dan juga scalper.
Mungkin sebuah hal tidak profesional untuk diucapkan, akan tetapi f*ck you, pengguna seken yang manfaatkan situasi dan juga seller yang menghabiskan waktu pembeli dengan berbagai teknik bodoh mereka.
Saya tak rasa artikel ini akan mengubah apapun atau bahkan penting untuk dipublikasi, namun saya merasa pelampiasan ini harus dilakukan dengan harapan ada pembaca yang tidak mengalami pengalaman serupa yang sama alami.