Custom Game DOTA 2 – Valve menjadi salah satu studio game saat ini yang begitu mendukung keberadaan modder dan juga komunitas. Bahkan bisa dibilang deretan game mereka mulai dari DOTA 2, Counter Strike: Global Offensive, dan Team Fortress 2.
Game-game tersebut hinggat saat ini masih terus eksis berkat komunitasnya yang setia sediakan konten untuk ketiga game tersebut. Belum lagi setiap harinya kita bisa lihat ada banyak gamer terus akitf memainkan game tersebut.
Bicara soal DOTA 2, game MOBA tersebut miliki arcade mode yang merupakan konten custom di mana para komunitas dapat bagikan mode game ciptaan mereka sendiri.
Arcade menjadi tempat di mana Auto Chess lahir sebelum menjadi game standalone sendiri dari sang developer Drodo dan menginspirasi Teamfight Tactic garapan Riot Games.
Valve Matikan Monetisasi Custom Game DOTA 2
Membuat custom game ini tentunya tidak mudah. Waktu, listrik, dan juga ide kreatif dikeluarkan untuk ciptakan sebuah permainan yang sesuai limitasi dari game DOTA 2 itu sendiri. Maka wajar-wajar saja apabila developer ingin memonetisasinya lewat microtransaction.
Karena tidak ada dukungan langsung dari Valve, banyak developer dari custom game ini menggunakan sistem pembayaran pihak ketiga seperti Paypal untuk menerima dukungan finansial dari pemain.
Namun semakin lama sistem monetisasi ini semakin dibuat rakus dan terkesan pay-to-win yang perlahan mencemari reputasi arcade mode di pandangan komunitas DOTA 2.
Pada awal bulan Agustus ini, Valve meminta semua bentuk monetisasi di Arcade segera diberhentikan, membuat banyak custom game terpaksa untuk setop transaksi mereka. Hal ini mendapat respon campur aduk dari komunitas dan juga developer dari custom game itu sendiri.
Sebagian memuji keputusan Valve karena mereka merasa terganggu dengan sistem pay-to-win yang dilakukan oleh banyak developer game di Arcade.
Tetapi di sisi lain, developer melakukan protes untuk memberhentikan custom game secara keseluruhan karena tak ada lagi sumber uang yang dapat digunakan untuk operasional.
Kreator Custom Game Harap Ada Solusi Resmi dari Valve
Salah satu di antaranya ialah Overthrow yang kini memasuki tahap blackout setelah keputusan pencabutan monetisasi dari Valve. Developer Overthrow meminta gamer untuk mengirim pesan ke email Gabe Newell dan tim developer DOTA 2 untuk memprotes keputusan mereka.
User LuminanceGayming membuat pesan terbuka kepada Valve yang di mana mereka meminta semacam akomodasi dari Valve atas situasi monetisasi ini.
Dia jelaskan bahwa mereka tak mau melakukan monetisasi wild-west lewat Paypal atau Patreon yang mereka lakukan saat ini. Tetapi di waktu yang sama operasional custom game memerlukan dana dan begitu juga tim developer yang mengembangkannya.
Mereka ingin ada cara resmi untuk mereka mendapat uang dari kreasi mereka layaknya yang Valve lakukan selama ini kepada konten skin DOTA 2, CSGO, dan Team Fortress 2.
Hal serupa disampaikan oleh youtuber, influencer DOTA sekaligus desainer custom game Ability Arena yakni SUNSfan dan Jenkins. Keduanya jelaskan bahwa mereka sempat bertemu dengan karyawan Valve saat pengembangan Ability Arena dan meminta perusahaan melakukan sesuatu terkait monetisasi secara resmi untuk game di Arcade.
Namun pada akhirnya tidak ada hasil dan bagi mereka Valve sekedar tidak mau menyumbangkan tim untuk lakukan sesuatu terkait mode tersebut.
Menariknya ialah Valve sempat melakukan monetisasi resmi, tetapi hanya terhadap beberapa custom game saja seperti Auto Chess, Element TD, Realm of Chaos, Roshpit Champions, dan Crumbing Island.
Maka mengapa mereka tidak ingin teruskan hal tersebut untuk kumpulan custom game “niat” lainnya masih menjadi tanda tanya untuk komunitas dan juga developer custom game.
Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang DOTA 2 beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com