Masih belum rampung dikerjakan.
Angkat tema peperangan atas laut dari Assassin’s Creed IV: Black Flag, game perang kapal Skull & Bones muncul pertamakali ke publik pada tahun 2017 silam. Sayangnya, game yang dikembangkan oleh Ubisoft Singapura sejak tahun 2013 tersebut hingga detik ini masih belum rampung dikerjakan.
Kabar simpang siur mengemukakan bahwa pengembangannya silih-berganti dan tak menemukan titik terang. Namun Ubisoft tak memberikan tanda-tanda bahwa gamenya akan dibatalkan.
Kini, kita akhirnya mengetahui sejauh mana Skull & Bones dikembangkan.
Berbicara kepada Kotaku, karyawan dan mantan karyawan Ubisoft yang ikut mengerjakannya mengaku bahwa pengembangan Skull & Bones kacau di berbagai sisi, baik pengembangan, manajemen, reboot, dan tak adanya visi kreatif yang jelas.
Desain utama Skull & Bones bahkan tak kunjung dipatenkan selama bertahun-tahun yang membuat Ubisoft harus gelontorkan dana sebesar $120 juta. Banyaknya hal mulai dari saran dari petinggi Ubisoft, manajer baru, pergantian staff, dan masalah pengembangan membuatnya tak kunjung rampung dikerjakan.
Saat ini Creative Director Skull & Bones telah diganti hingga tiga kali sementara gamenya masih dalam masa alpha, dengan kata lain mereka hanya rampung mengembangkan mekanik gameplaynya saja.
Ubisoft sendiri sepertinya masih bersikukuh untuk merilis Skull & Bones. Salah satu alasan di balik hal tersebut tentu saja karena pemerintah Singapura sendiri telah membantu mereka dengan subsidi yang mewajibkan developer dan publisher asal Prancis tersebut untuk merilis game baru.
Baca lebih lanjut tentang Ubisoft, atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.
For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com